JAKARTA (RIAUPOS.CO) – AS dan Eropa kini sedang menghadapi ancaman subvarian Omicron BA.2. Varian ini disebut sebagai varian siluman karena dapat menipu hasil tes PCR. BA.2 menarik perhatian karena menyebabkan peningkatan infeksi di Eropa dan AS karena menjadi varian dominan. Gejalanya juga menyerupai Covid-19 varian sebelumnya salah satunya hilangnya rasa dan bau.
Pada 19 Maret, subvarian Omicron menyumbang hampir 35 persen dari kasus Covid-19 di AS. Data ini meningkat sekitar 12 persen dari pekan sebelumnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Dan ternyata pusing dapat menjadi salah satu gejala juga.
"Kita harus menunggu gejala lainnya apa saja," kata profesor penyakit menular dan ahli epidemiologi perawatan kesehatan di University of Alabama di Birmingham, dr Rachael Lee, seperti dilansir dari NBC Chicago, Ahad (27/3).
Menurut dr Rachael, infeksi pada umumnya dapat menyebabkan pusing jika orang mengalami dehidrasi. Dan ketika tubuh mengalami infeksi, seeorang bisa merasakan demam. "Jika Anda demam, khususnya, dan jika banyak berkeringat, Anda kehilangan banyak cairan (lalu menjadi pusing)," katanya.
Dokter lain mencatat Omicron menyebabkan lebih banyak gejala pernapasan bagian atas, tetapi mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan gejala BA.2. Sementara subvarian BA.1, merupakan infeksi tipe pernapasan atas daripada infeksi saluran pernapasan bawah yang dapat menyebabkan pneumonia dan komplikasi
Sebagian besar orang yang divaksinasi tidak memiliki gejala atau menunjukkan gejala yang sangat ringan. Sebaliknya, jika tak divaksinasi, dapat berujung parah hingga kematian.
Menurut CDC, subvarian BA.2 membuat lebih dari 30 persen kasus Covid-19 ini masuk di wilayah enam negara bagian, termasuk Illinois. Selain pusing, gejala BA.2 mirip dengan yang terlihat pada banyak infeksi Covid-19 sebelumnya, apa saja? Gejala lainnya antara lain batu, kelelahan, hidung tersumbat dan pilek.(jpg)