Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tak Hanya Awal Puasa, Idulfitri dan Iduladha Berpotensi Beda

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Santer diberitakan umat Islam di Indonesia mengawali puasa dengan perbedaan. Muhammadiyah menetapkan awal puasa jatuh pada 2 April. Sementara pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) kemungkinan besar mengawali puasa pada 3 April. Ternyata potensi perbedaan seperti ini juga terjadi pada penetapan Idulfitri sampai Iduladha nanti.

Potensi perbedaan awal Ramadan, 1 Syawal, dan Iduladha itu disampaikan guru besar astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin dalam webinar yang digelar Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) dan LPBKI-MUI di Jakarta, kemarin (24/3). "Dengan wujudul hilal 1 April itu sudah wujud," katanya. Dengan demikian ormas keagamaan yang menggunakan acuan wujudul hilal bakal mulai berpuasa 2 April.

Sementara itu bagi ormas keagamaan yang menggunakan rukyat, pada 1 April nanti hilal belum bisa dirukyat atau diamati. Sehingga 1 Ramadan jatuh pada 3 April. "Secara rukyat, tidak mungkin terjadi rukyat (pada 1 April). Sehingga awal Ramadan ini akan terjadi perbedaan," jelas mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu.

Baca Juga:  Jaksa Agung AS Perberat Hukuman 4 Polisi

Begitu pun dengan 1 Syawal, Thomas mengatakan dengan kriteria wujudul hilal maka Idulfitri jatuh pada 2 Mei.

Namun dia menjelaskan ada potensi hilal tidak bisa dirukyat pada 30 April. Sehingga 1 Syawal bagi yang berpatokan pada rukyat bisa jatuh pada 3 Mei. "Kecuali nanti di wilayah Sumatera ada yang bisa rukyat (hilal), Idulfitrinya 2 Mei," katanya. Jadi untuk di Indonesia ada peluang Idulfitri jatuh pada 3 Mei.

Pun demikian dengan penetapan awal Dzulhijjah sebagai patokan Iduladha (10 Dzulhijjah). Thomas mengatakan dengan metode wujudul hilal, maka 1 Dzulhijjah jatuh pada 30 Juni dan Iduladha pada 9 Juli. Sementara itu dengan kriteria rukyat, pada 29 Juni kemungkinan besar hilal tidak bisa diamati. sehingga 1 Dzulhijjah jatuh pada 1 Juni dan Iduladha pada 10 Juli. "Perlu disampaikan, dengan perbedaan kriteria tersebut, keputusan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah ada potensi perbedaan," tegas Thomas.

Baca Juga:  Blunder Aturan Mudik

Wakil Ketua Umum MUI Marsyudi Syuhud mengatakan perbedaan adalah hal biasa. "Kita sudah diajarkan cara menyikapinya," katanya. Dia mengatakan Kemenag sampai saat ini berupaya menyatukan perbedaan-perbedaan itu dengan menggelar sidang isbat. Untuk sidang isbat penentuan awal puasa, rencananya digelar 1 April depan.

Marsyudi berharap umat Islam di Indonesia tidak mempermasalahkan perbedaan pendapat soal penetapan hari-hari penting dalam kalender hijriyah. Baik itu yang menggunakan metode hisab atau wujudul hilal, maupun metode rukyat sama-sama memiliki dasar.

Webinar ini menghadirkan sejumlah tokoh. Di antaranya Ketua LPBKI-MUI Prof Endang Soetari, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, dan Ketua Umum MPII Ishfah Abidal Aziz. Kemudian Direktur Urais Binsyar Kemenag Adib dan penemu kalender Bahari Nusantara M Ali Shodiqin.(wan/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Santer diberitakan umat Islam di Indonesia mengawali puasa dengan perbedaan. Muhammadiyah menetapkan awal puasa jatuh pada 2 April. Sementara pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) kemungkinan besar mengawali puasa pada 3 April. Ternyata potensi perbedaan seperti ini juga terjadi pada penetapan Idulfitri sampai Iduladha nanti.

Potensi perbedaan awal Ramadan, 1 Syawal, dan Iduladha itu disampaikan guru besar astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin dalam webinar yang digelar Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) dan LPBKI-MUI di Jakarta, kemarin (24/3). "Dengan wujudul hilal 1 April itu sudah wujud," katanya. Dengan demikian ormas keagamaan yang menggunakan acuan wujudul hilal bakal mulai berpuasa 2 April.

- Advertisement -

Sementara itu bagi ormas keagamaan yang menggunakan rukyat, pada 1 April nanti hilal belum bisa dirukyat atau diamati. Sehingga 1 Ramadan jatuh pada 3 April. "Secara rukyat, tidak mungkin terjadi rukyat (pada 1 April). Sehingga awal Ramadan ini akan terjadi perbedaan," jelas mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu.

Baca Juga:  Jaksa Agung AS Perberat Hukuman 4 Polisi

Begitu pun dengan 1 Syawal, Thomas mengatakan dengan kriteria wujudul hilal maka Idulfitri jatuh pada 2 Mei.

- Advertisement -

Namun dia menjelaskan ada potensi hilal tidak bisa dirukyat pada 30 April. Sehingga 1 Syawal bagi yang berpatokan pada rukyat bisa jatuh pada 3 Mei. "Kecuali nanti di wilayah Sumatera ada yang bisa rukyat (hilal), Idulfitrinya 2 Mei," katanya. Jadi untuk di Indonesia ada peluang Idulfitri jatuh pada 3 Mei.

Pun demikian dengan penetapan awal Dzulhijjah sebagai patokan Iduladha (10 Dzulhijjah). Thomas mengatakan dengan metode wujudul hilal, maka 1 Dzulhijjah jatuh pada 30 Juni dan Iduladha pada 9 Juli. Sementara itu dengan kriteria rukyat, pada 29 Juni kemungkinan besar hilal tidak bisa diamati. sehingga 1 Dzulhijjah jatuh pada 1 Juni dan Iduladha pada 10 Juli. "Perlu disampaikan, dengan perbedaan kriteria tersebut, keputusan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah ada potensi perbedaan," tegas Thomas.

Baca Juga:  Usulkan Prioritas Kepentingan Masyarakat

Wakil Ketua Umum MUI Marsyudi Syuhud mengatakan perbedaan adalah hal biasa. "Kita sudah diajarkan cara menyikapinya," katanya. Dia mengatakan Kemenag sampai saat ini berupaya menyatukan perbedaan-perbedaan itu dengan menggelar sidang isbat. Untuk sidang isbat penentuan awal puasa, rencananya digelar 1 April depan.

Marsyudi berharap umat Islam di Indonesia tidak mempermasalahkan perbedaan pendapat soal penetapan hari-hari penting dalam kalender hijriyah. Baik itu yang menggunakan metode hisab atau wujudul hilal, maupun metode rukyat sama-sama memiliki dasar.

Webinar ini menghadirkan sejumlah tokoh. Di antaranya Ketua LPBKI-MUI Prof Endang Soetari, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, dan Ketua Umum MPII Ishfah Abidal Aziz. Kemudian Direktur Urais Binsyar Kemenag Adib dan penemu kalender Bahari Nusantara M Ali Shodiqin.(wan/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari