- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gerakan Riau Membaca (GRM) bekerja sama dengan Teratak Literasi melaksanakan bincang buku di Pekanbaru, awal pekan ini. Dihadiri puluhan peserta, buku yang didiskusikan adalah karya sastra berupa kumpulan cerita pendek (Cerpen) karya Norham Abdul Wahab dengan judul "Faqih yang Kesepian".
Kegiatan yang dilaksanakan di Teratak Literasi yang bertempat di Jalan Pertanian, Pekanbaru ini diikuti para pegiat literasi yang hadir di forum bincang buku tersebut. Selaku narasumber tunggal, hadir membedah novel itu, Taufik Ikram Jamil. Budayawan Riau ini juga memberikan prolog yang dapat dibaca di buku yang baru terbit pada Februari lalu.
- Advertisement -
Bercelana panjang, kaos pendek berkerah, dan berkupiah, Datuk TIJ, sapaan akrabnya bercerita tentang dunia sastra, dan khususnya cerpen "Faqih yang Kesepian". Judul buku yang diambil dari salah satu judul cerpen dari 12 judul yang ditulis Norham Abdul Wahab. "Saya tidak setuju ketika orang mengatakan suatu karya sudah keluar maka matilah seorang pengarang, seorang pengarang harus bertanggung jawab atas karyanya," kata Datuk TIJ. "Faqih Gani seorang yang sangat luar biasa, tulisan latinnya bagus, orang yang ditakuti juga dikagumi dengan kemampuan yang tidak masuk akal manusia," sambungnya bersemangat.
Datuk menilai salah satu karakter kesusastraan di Riau adalah sosio religi. Norham Abdul Wahab adalah salah satu penulis yang melekat dengan karakter itu. Tulisan-tulisannya banyak menyoroti berbagai problematika sosial keagamaan yang ia amati dengan sudut pandang sufistik.(rls/egp)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gerakan Riau Membaca (GRM) bekerja sama dengan Teratak Literasi melaksanakan bincang buku di Pekanbaru, awal pekan ini. Dihadiri puluhan peserta, buku yang didiskusikan adalah karya sastra berupa kumpulan cerita pendek (Cerpen) karya Norham Abdul Wahab dengan judul "Faqih yang Kesepian".
Kegiatan yang dilaksanakan di Teratak Literasi yang bertempat di Jalan Pertanian, Pekanbaru ini diikuti para pegiat literasi yang hadir di forum bincang buku tersebut. Selaku narasumber tunggal, hadir membedah novel itu, Taufik Ikram Jamil. Budayawan Riau ini juga memberikan prolog yang dapat dibaca di buku yang baru terbit pada Februari lalu.
- Advertisement -
Bercelana panjang, kaos pendek berkerah, dan berkupiah, Datuk TIJ, sapaan akrabnya bercerita tentang dunia sastra, dan khususnya cerpen "Faqih yang Kesepian". Judul buku yang diambil dari salah satu judul cerpen dari 12 judul yang ditulis Norham Abdul Wahab. "Saya tidak setuju ketika orang mengatakan suatu karya sudah keluar maka matilah seorang pengarang, seorang pengarang harus bertanggung jawab atas karyanya," kata Datuk TIJ. "Faqih Gani seorang yang sangat luar biasa, tulisan latinnya bagus, orang yang ditakuti juga dikagumi dengan kemampuan yang tidak masuk akal manusia," sambungnya bersemangat.
Datuk menilai salah satu karakter kesusastraan di Riau adalah sosio religi. Norham Abdul Wahab adalah salah satu penulis yang melekat dengan karakter itu. Tulisan-tulisannya banyak menyoroti berbagai problematika sosial keagamaan yang ia amati dengan sudut pandang sufistik.(rls/egp)