Jumat, 26 September 2025
spot_img
spot_img

Ingat! Batasi Konsumsi Garam, Cukup Satu Sendok Teh per Hari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Garam memang memegang peran penting dalam memberikan rasa pada makanan. Tak hanya itu, ia juga bisa berperan sebagai pengawet makanan. Namun, konsumsinya harus diperhatikan betul.

”Jangan terlalu banyak, tetapi juga tidak boleh kekurangan,” ucap pakar diet dan gizi klinik dr Johanes Casay Chandrawinata SpGK MND.

Konsumsi garam yang berlebihan dikaitkan erat dengan hipertensi. Asupan garam berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan tingginya tekanan pada arteri. Dampaknya, otot-otot jantung jadi lebih besar karena harus melawan tekanan tinggi di arteri. Akhirnya bisa timbul disfungsi sistolik dan distolik.

Di dalam pembuluh darah, asupan garam berlebihan bisa menimbulkan penebalan. ”Elastisitas pembuluh darah kemudian berkurang,” jelasnya dalam sesi Ajinomoto Media Appreciation Day beberapa waktu lalu. Tekanan darah tinggi yang tidak segera ditangani bisa mengakibatkan komplikasi. Johanes mengatakan, hipertensi yang tak terkendali bisa menimbulkan komplikasi gagal ginjal.

Baca Juga:  SMAN 10 Pekanbaru Santuni Anak Yatim serta Zakat Fitrah Bersama IZI Riau

Karena itu, penting menjaga konsumsi garam sesuai batasnya. Johanes menjelaskan, batasan yang tepat adalah 5 gram per hari atau setara satu sendok teh. Kandungan tersebut sudah mencakup di semua menu makanan dan snack yang dikonsumsi.

Meski konsumsi garam cukup berdampak pada hipertensi, masih banyak pula faktor yang memengaruhi hipertensi. ”Tekanan darah tinggi ini sistemis sehingga faktornya bukan hanya makanan,” jelas dr Gunawan Yoga SpJP.

Orang dengan diabetes memiliki kemungkinan lebih besar terkena hipertensi. Begitu juga dengan masalah pada ginjal, kolesterol tinggi, atau kelainan hormon.

Faktor keturunan, usia, dan jenis kelamin juga memengaruhi hipertensi. Gunawan menjelaskan, pada perempuan ada hormon estrogen yang menjaga tubuh dari hipertensi. ”Saat memasuki menopause, produksi hormon berubah sehingga risiko hipertensi jadi lebih tinggi,” paparnya.

Baca Juga:  Masyarakat Bukit Batrem Merasa Pemko Kurang Peduli

Gunawan mengatakan, hipertensi memang patut diwaspadai. Sebab, gejala yang dialami tidak kentara. ”Kita sebut silent symptom. Jadi, baru bergejala saat sudah ada komplikasi,” tegas Gunawan. Pada kejadian insidental, hipertensi baru terlihat dari hasil pemeriksaan untuk kondisi kesehatan yang lain.

Pasien harus segera ditangani untuk mengontrol tekanan darah. Salah satunya, pembatasan konsumsi garam. Pembatasan dilakukan sesuai dengan gaya hidup pasien. ”Jadi cukup bervariasi, ada yang dibatasi hanya 1,5 gram per hari,” jelasnya. Ada pula yang sampai 3,4 gram atau 4 gram. 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Garam memang memegang peran penting dalam memberikan rasa pada makanan. Tak hanya itu, ia juga bisa berperan sebagai pengawet makanan. Namun, konsumsinya harus diperhatikan betul.

”Jangan terlalu banyak, tetapi juga tidak boleh kekurangan,” ucap pakar diet dan gizi klinik dr Johanes Casay Chandrawinata SpGK MND.

Konsumsi garam yang berlebihan dikaitkan erat dengan hipertensi. Asupan garam berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan tingginya tekanan pada arteri. Dampaknya, otot-otot jantung jadi lebih besar karena harus melawan tekanan tinggi di arteri. Akhirnya bisa timbul disfungsi sistolik dan distolik.

Di dalam pembuluh darah, asupan garam berlebihan bisa menimbulkan penebalan. ”Elastisitas pembuluh darah kemudian berkurang,” jelasnya dalam sesi Ajinomoto Media Appreciation Day beberapa waktu lalu. Tekanan darah tinggi yang tidak segera ditangani bisa mengakibatkan komplikasi. Johanes mengatakan, hipertensi yang tak terkendali bisa menimbulkan komplikasi gagal ginjal.

Baca Juga:  22 WNI Meninggal di Kapal Ikan Cina Sepanjang 2020

Karena itu, penting menjaga konsumsi garam sesuai batasnya. Johanes menjelaskan, batasan yang tepat adalah 5 gram per hari atau setara satu sendok teh. Kandungan tersebut sudah mencakup di semua menu makanan dan snack yang dikonsumsi.

- Advertisement -

Meski konsumsi garam cukup berdampak pada hipertensi, masih banyak pula faktor yang memengaruhi hipertensi. ”Tekanan darah tinggi ini sistemis sehingga faktornya bukan hanya makanan,” jelas dr Gunawan Yoga SpJP.

Orang dengan diabetes memiliki kemungkinan lebih besar terkena hipertensi. Begitu juga dengan masalah pada ginjal, kolesterol tinggi, atau kelainan hormon.

- Advertisement -

Faktor keturunan, usia, dan jenis kelamin juga memengaruhi hipertensi. Gunawan menjelaskan, pada perempuan ada hormon estrogen yang menjaga tubuh dari hipertensi. ”Saat memasuki menopause, produksi hormon berubah sehingga risiko hipertensi jadi lebih tinggi,” paparnya.

Baca Juga:  Karakter The Walking Dead Daryl Dixon Hadir di Game SoS

Gunawan mengatakan, hipertensi memang patut diwaspadai. Sebab, gejala yang dialami tidak kentara. ”Kita sebut silent symptom. Jadi, baru bergejala saat sudah ada komplikasi,” tegas Gunawan. Pada kejadian insidental, hipertensi baru terlihat dari hasil pemeriksaan untuk kondisi kesehatan yang lain.

Pasien harus segera ditangani untuk mengontrol tekanan darah. Salah satunya, pembatasan konsumsi garam. Pembatasan dilakukan sesuai dengan gaya hidup pasien. ”Jadi cukup bervariasi, ada yang dibatasi hanya 1,5 gram per hari,” jelasnya. Ada pula yang sampai 3,4 gram atau 4 gram. 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Garam memang memegang peran penting dalam memberikan rasa pada makanan. Tak hanya itu, ia juga bisa berperan sebagai pengawet makanan. Namun, konsumsinya harus diperhatikan betul.

”Jangan terlalu banyak, tetapi juga tidak boleh kekurangan,” ucap pakar diet dan gizi klinik dr Johanes Casay Chandrawinata SpGK MND.

Konsumsi garam yang berlebihan dikaitkan erat dengan hipertensi. Asupan garam berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan tingginya tekanan pada arteri. Dampaknya, otot-otot jantung jadi lebih besar karena harus melawan tekanan tinggi di arteri. Akhirnya bisa timbul disfungsi sistolik dan distolik.

Di dalam pembuluh darah, asupan garam berlebihan bisa menimbulkan penebalan. ”Elastisitas pembuluh darah kemudian berkurang,” jelasnya dalam sesi Ajinomoto Media Appreciation Day beberapa waktu lalu. Tekanan darah tinggi yang tidak segera ditangani bisa mengakibatkan komplikasi. Johanes mengatakan, hipertensi yang tak terkendali bisa menimbulkan komplikasi gagal ginjal.

Baca Juga:  Masyarakat Bukit Batrem Merasa Pemko Kurang Peduli

Karena itu, penting menjaga konsumsi garam sesuai batasnya. Johanes menjelaskan, batasan yang tepat adalah 5 gram per hari atau setara satu sendok teh. Kandungan tersebut sudah mencakup di semua menu makanan dan snack yang dikonsumsi.

Meski konsumsi garam cukup berdampak pada hipertensi, masih banyak pula faktor yang memengaruhi hipertensi. ”Tekanan darah tinggi ini sistemis sehingga faktornya bukan hanya makanan,” jelas dr Gunawan Yoga SpJP.

Orang dengan diabetes memiliki kemungkinan lebih besar terkena hipertensi. Begitu juga dengan masalah pada ginjal, kolesterol tinggi, atau kelainan hormon.

Faktor keturunan, usia, dan jenis kelamin juga memengaruhi hipertensi. Gunawan menjelaskan, pada perempuan ada hormon estrogen yang menjaga tubuh dari hipertensi. ”Saat memasuki menopause, produksi hormon berubah sehingga risiko hipertensi jadi lebih tinggi,” paparnya.

Baca Juga:  22 WNI Meninggal di Kapal Ikan Cina Sepanjang 2020

Gunawan mengatakan, hipertensi memang patut diwaspadai. Sebab, gejala yang dialami tidak kentara. ”Kita sebut silent symptom. Jadi, baru bergejala saat sudah ada komplikasi,” tegas Gunawan. Pada kejadian insidental, hipertensi baru terlihat dari hasil pemeriksaan untuk kondisi kesehatan yang lain.

Pasien harus segera ditangani untuk mengontrol tekanan darah. Salah satunya, pembatasan konsumsi garam. Pembatasan dilakukan sesuai dengan gaya hidup pasien. ”Jadi cukup bervariasi, ada yang dibatasi hanya 1,5 gram per hari,” jelasnya. Ada pula yang sampai 3,4 gram atau 4 gram. 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari