Jumat, 20 September 2024

Mental Tangguh yang Membuat Xhaka Bertahan di Arsenal

 

LONDON (RIAUPOS.CO) – Granit Xhaka jadi salah satu pemain yang paling sering dikecam fans Arsenal. Xhaka begitu mudah dikritik ketika main buruk, kesalahan-kesalahannya di lapangan lebih disorot.

Xhaka sudah bermain di Emirates Stadium sejak tahun 2016 lalu. Dia sudah menempuh sampai 236 penampilan, tapi tidak selalu mendapatkan dukungan penuh dari fans.

Bahkan, Xhaka pernah kehilangan ban kapten karena terlibat cekcok dengan fans pada tahun 2019 lalu. Sejak saat itu, Xhaka tidak bisa bersembunyi dari kritik.

- Advertisement -

Kritik yang menyerang Xhaka terkadang sampai kelewat batas. Dia pernah dikecam dan berulang kali didesak meninggalkan klub, dianggap tidak pantas membela Arsenal.

Tidak hanya itu, keluarga Xhaka juga jadi korban perundungan di media sosial. Situasi sulit, tapi Xhaka tetap setia bertahan di Arsenal.

- Advertisement -
Baca Juga:  Gasak Palace 3-0, Chelsea Awali Kompetisi dengan Benar

"Saya selalu berkata kepada diri sendiri: 'Satu-satunya yang bisa menghentikan diri saya adalah saya sendiri'," ujar Xhaka.

"Tentu saja, cedera dan hal lain semacam itu juga bisa menghentikan Anda bermain, tetapi tidak ada yang bisa memaksa saya berhenti, khususnya orang-orang luar," jelasnya seperti dilansir London Echo.

Xhaka tahu bahwa fans sudah berulang kali mendesaknya pergi dari klub, atau paling tidak mendesak Xhaka untuk dicadangkan. Menariknya, Xhaka punya mentalitas tangguh untuk menghadapi situasi tersebut.

"Saya juga selalu berkata kepada diri saya sendiri: 'Sayalah yang memutuskan kapan saya pergi dari Arsenal, bukan orang lain, bukan fans, bukan orang luar'," sambung Xhaka.

"Ketika saya tidak siap main, saya akan pergi. Namun, selama saya merasa siap dan baik, dan saya bisa membantu tim, saya akan berada di sini," jelas mantan pemain Borussia Moenchengladbach tersebut.

Baca Juga:  Morata Yakin Juventus Bisa Melangkah Lebih Jauh

"Namun, pergi karena kritikan orang? Karena pesan-pesan negatif? Karena hal-hal buruk yang mereka katakan dan tulis? Itu tidak mungkin," tandasnya.

Mentalitas inilah yang membuat Xhaka tetap jadi pilihan Mikel Arteta di lini tengah Arsenal. Dia kuat sebagai gelandang, tak mudah diintimidasi lawan, meski kadang kelihatan konyol ketika melakukan pelanggaran yang kadang berbuah kartu merah.

"Dia pemain dengan mental kuat. Dia ikut membantu tim ketika berantakan di awal musim untuk bangkit hingga seperti saat ini," ujar Arteta.

Sumber: London Echo/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

LONDON (RIAUPOS.CO) – Granit Xhaka jadi salah satu pemain yang paling sering dikecam fans Arsenal. Xhaka begitu mudah dikritik ketika main buruk, kesalahan-kesalahannya di lapangan lebih disorot.

Xhaka sudah bermain di Emirates Stadium sejak tahun 2016 lalu. Dia sudah menempuh sampai 236 penampilan, tapi tidak selalu mendapatkan dukungan penuh dari fans.

Bahkan, Xhaka pernah kehilangan ban kapten karena terlibat cekcok dengan fans pada tahun 2019 lalu. Sejak saat itu, Xhaka tidak bisa bersembunyi dari kritik.

Kritik yang menyerang Xhaka terkadang sampai kelewat batas. Dia pernah dikecam dan berulang kali didesak meninggalkan klub, dianggap tidak pantas membela Arsenal.

Tidak hanya itu, keluarga Xhaka juga jadi korban perundungan di media sosial. Situasi sulit, tapi Xhaka tetap setia bertahan di Arsenal.

Baca Juga:  Bilbao Beri Kontrak Istimewa Pemain Ini Sebelum Pensiun

"Saya selalu berkata kepada diri sendiri: 'Satu-satunya yang bisa menghentikan diri saya adalah saya sendiri'," ujar Xhaka.

"Tentu saja, cedera dan hal lain semacam itu juga bisa menghentikan Anda bermain, tetapi tidak ada yang bisa memaksa saya berhenti, khususnya orang-orang luar," jelasnya seperti dilansir London Echo.

Xhaka tahu bahwa fans sudah berulang kali mendesaknya pergi dari klub, atau paling tidak mendesak Xhaka untuk dicadangkan. Menariknya, Xhaka punya mentalitas tangguh untuk menghadapi situasi tersebut.

"Saya juga selalu berkata kepada diri saya sendiri: 'Sayalah yang memutuskan kapan saya pergi dari Arsenal, bukan orang lain, bukan fans, bukan orang luar'," sambung Xhaka.

"Ketika saya tidak siap main, saya akan pergi. Namun, selama saya merasa siap dan baik, dan saya bisa membantu tim, saya akan berada di sini," jelas mantan pemain Borussia Moenchengladbach tersebut.

Baca Juga:  La Pulga Belum Menyerah

"Namun, pergi karena kritikan orang? Karena pesan-pesan negatif? Karena hal-hal buruk yang mereka katakan dan tulis? Itu tidak mungkin," tandasnya.

Mentalitas inilah yang membuat Xhaka tetap jadi pilihan Mikel Arteta di lini tengah Arsenal. Dia kuat sebagai gelandang, tak mudah diintimidasi lawan, meski kadang kelihatan konyol ketika melakukan pelanggaran yang kadang berbuah kartu merah.

"Dia pemain dengan mental kuat. Dia ikut membantu tim ketika berantakan di awal musim untuk bangkit hingga seperti saat ini," ujar Arteta.

Sumber: London Echo/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari