JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gejala varian Omicron dari Covid-19 memang mirip dengan flu. Hal ini membuat sebagian orang tidak menyadari mereka sudah tertular Covid-19 sampai mereka akhirnya melakukan tes.
Gejala yang paling banyak dirasakan bukan lagi sesak, demam, atau batuk seperti gejala Covid-19 di awal pandemi.
Direktur Departemen Kesehatan dan Darurat Global di Rumah Sakit Universitas Staten Island di Amerika Serikat dr. Cio-Peña mengatakan, ada dua gejala utama yang menjadi gejala awal Omicron.
“Pertama cenderung hidung tersumbat dan gejala infeksi saluran pernapasan atas (sakit tenggorokan),” katanya seperti dilansir dari Eat This, Not That, Minggu (6/2).
Gejala-gejala ini tidak berbeda dengan flu biasa. Hal ini akhirnya membuat kasus Omicron sulit dilacak karena orang-orang yang mengalami gejala tersebut cuek daripada melakukan tes Covid-19.
Ia menambahkan setelah terinfeksi Omicron, orang biasanya mulai mengalami gejala dalam satu sampai dua hari. “Masa inkubasinya atau gejalanya lebih cepat daripada Delta atau Alpha,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan vaksin tetap efektif mengurangi keparahan. Efektivitasnya dapat diperbaiki jika seseorang mendapatkan suntikan vaksin booster.
Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh Omicron tidak separah Alpha atau Delta, yang berarti lebih sedikit orang yang berakhir sakit parah di rumah sakit. Namun, karena peningkatan transmisibilitasnya begitu menular, Omicron tetap harus diwaspadai.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gejala varian Omicron dari Covid-19 memang mirip dengan flu. Hal ini membuat sebagian orang tidak menyadari mereka sudah tertular Covid-19 sampai mereka akhirnya melakukan tes.
Gejala yang paling banyak dirasakan bukan lagi sesak, demam, atau batuk seperti gejala Covid-19 di awal pandemi.
- Advertisement -
Direktur Departemen Kesehatan dan Darurat Global di Rumah Sakit Universitas Staten Island di Amerika Serikat dr. Cio-Peña mengatakan, ada dua gejala utama yang menjadi gejala awal Omicron.
“Pertama cenderung hidung tersumbat dan gejala infeksi saluran pernapasan atas (sakit tenggorokan),” katanya seperti dilansir dari Eat This, Not That, Minggu (6/2).
- Advertisement -
Gejala-gejala ini tidak berbeda dengan flu biasa. Hal ini akhirnya membuat kasus Omicron sulit dilacak karena orang-orang yang mengalami gejala tersebut cuek daripada melakukan tes Covid-19.
Ia menambahkan setelah terinfeksi Omicron, orang biasanya mulai mengalami gejala dalam satu sampai dua hari. “Masa inkubasinya atau gejalanya lebih cepat daripada Delta atau Alpha,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan vaksin tetap efektif mengurangi keparahan. Efektivitasnya dapat diperbaiki jika seseorang mendapatkan suntikan vaksin booster.
Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh Omicron tidak separah Alpha atau Delta, yang berarti lebih sedikit orang yang berakhir sakit parah di rumah sakit. Namun, karena peningkatan transmisibilitasnya begitu menular, Omicron tetap harus diwaspadai.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman