- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Omicron lebih berbahaya bagi orang yang belum divaksin.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan varian Omicron menyebabkan gejala penyakit yang lebih ringan dari varian Delta. Meski begitu, varian Omicron memberikan risiko lebih besar bagi orang yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19.
- Advertisement -
"Kita tidak boleh membiarkan virus ini (Omicron, red) meningkat secara bebas, terutama saat masih banyak orang di seluruh dunia yang belum divaksin," kata Tedros, dikutip dari Reuters, Kamis (13/1/2021).
Dia mengungkapkan lebih dari 90 negara yang belum memenuhi target vaksinasi 40 persen dari populasi.
Kemudian, lebih dari 85 persen dari populasi di Afrika belum menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
- Advertisement -
Pada Selasa (11/1), WHO melaporkan peningkatan kasus Covid-19 sebesar 55 persen atau setara dengan 15 juta kasus dalam satu minggu.
"Lonjakan besar dalam kasus konfirmasi ini didorong oleh varian Omicron yang menggantikan varian Delta dengan cepat di hampir semua negara," ujar Tedros.
Dia juga mengatakan mayoritas pasien Omicron yang membutuhkan perawatan di rumah sakit belum divaksin.
Jika penularan tidak dibatasi, kata Tedros, ada risiko lebih besar dari varian lain yang akan muncul dengan kemungkinan lebih menular dan lebih berbahaya dari Omicron.
Sumber: Reuters/JPNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Omicron lebih berbahaya bagi orang yang belum divaksin.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan varian Omicron menyebabkan gejala penyakit yang lebih ringan dari varian Delta. Meski begitu, varian Omicron memberikan risiko lebih besar bagi orang yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19.
- Advertisement -
"Kita tidak boleh membiarkan virus ini (Omicron, red) meningkat secara bebas, terutama saat masih banyak orang di seluruh dunia yang belum divaksin," kata Tedros, dikutip dari Reuters, Kamis (13/1/2021).
Dia mengungkapkan lebih dari 90 negara yang belum memenuhi target vaksinasi 40 persen dari populasi.
- Advertisement -
Kemudian, lebih dari 85 persen dari populasi di Afrika belum menerima dosis pertama vaksin Covid-19.
Pada Selasa (11/1), WHO melaporkan peningkatan kasus Covid-19 sebesar 55 persen atau setara dengan 15 juta kasus dalam satu minggu.
"Lonjakan besar dalam kasus konfirmasi ini didorong oleh varian Omicron yang menggantikan varian Delta dengan cepat di hampir semua negara," ujar Tedros.
Dia juga mengatakan mayoritas pasien Omicron yang membutuhkan perawatan di rumah sakit belum divaksin.
Jika penularan tidak dibatasi, kata Tedros, ada risiko lebih besar dari varian lain yang akan muncul dengan kemungkinan lebih menular dan lebih berbahaya dari Omicron.
Sumber: Reuters/JPNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun