Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ternyata, Pasangan yang Belum Punya Anak Stres Ditekan Lingkungan Sosial

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Setelah menikah, babak baru yang akan dihadapi oleh pasangan adalah soal memiliki anak. Pertanyaan yang paling menghantui para pasangan setelah menikah adalah soal kapan punya momongan. Pertanyaan itu seringkali membuat stres pasangan yang belum memiliki momongan.

Saat memiliki momongan, para orang tua membutuhkan persiapan yang matang, baik dari segi finansial, emosional, dan psikologis dari istri maupun suami. Usia istri serta kesehatan reproduksi istri dan suami juga jadi faktor penentu keberhasilan punya anak. Di sisi lain, ada pula pasangan yang memutuskan untuk menunda punya anak setelah menikah.

“Penundaan itu ada beberapa tujuan, memang ingin menunda punya anak, ada yang ingin memberi jarak punya anak, ada juga yang tidak ingin punya anak. Berbagai macam kebutuhan,” ujar Ahli Kesehatan dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG-KFER, MSc., seperti keterangan resmi Teman Bumil.

Baca Juga:  Olahraga Pakai Masker Berbahaya Bagi Pernapasan

Keputusan rentang waktu untuk menunda punya anak setelah menikah sendiri amat beragam pada setiap pasangan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Teman Bumil dan Populix, 63 persen dari 119 pasangan ingin menunda punya anak selama 10-12 bulan, 16 persen selama 4-6 bulan, 11 persen selama 0-3 bulan, dan 10 persen 7-9 bulan. Alasannya pun berbeda-beda, ada yang ingin hidup berdua dulu, belum siap secara finansial, ingin fokus berkarier, ingin melanjutkan pendidikan, dan lain sebagainya.

Saat ditanyakan kepada 119 partisipan survei yang memutuskan untuk menunda punya anak setelah menikah, sebanyak 33 persen mengaku mendapatkan tekanan sosial akibat keputusan yang dibuat. Paling banyak dilontarkan oleh kenalan seperti tetangga, teman di media sosial, dan lain-lain, yang memberikan tekanan kepada mereka, yaitu sekitar 38 persen.

Baca Juga:  Waspada, Ini 5 Tanda Pasangan Berselingkuh dengan Teman Kantor

Sedangkan, orang tua dari pihak istri dan mertua menduduki posisi kedua dan ketiga sebagai kelompok yang sering memberikan tekanan atas keputusan mereka, yaitu senilai 31 persen dan 15 persen.

Berbeda dengan pasangan yang memang memutuskan untuk menunda punya anak, tekanan sosial justru menjadi salah satu pemicu stres bagi pasangan yang ingin langsung punya anak setelah menikah. Berdasarkan survei Teman Bumil bersama Populix terhadap 895 Mums, ketika belum juga hamil, sebanyak 54 persen stres takut tidak subur dan tidak bisa punya anak serta 25 persen stres akibat nyinyiran dari orang sekitar (orang tua, mertua, teman, dan lain-lain). Sementara, 11 persen stres karena takut pasangan merasa kecewa, 6 persen stres karena merasa gagal menjadi wanita, dan 3 persen stres karena takut pasangan berpaling ke wanita lain.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Setelah menikah, babak baru yang akan dihadapi oleh pasangan adalah soal memiliki anak. Pertanyaan yang paling menghantui para pasangan setelah menikah adalah soal kapan punya momongan. Pertanyaan itu seringkali membuat stres pasangan yang belum memiliki momongan.

Saat memiliki momongan, para orang tua membutuhkan persiapan yang matang, baik dari segi finansial, emosional, dan psikologis dari istri maupun suami. Usia istri serta kesehatan reproduksi istri dan suami juga jadi faktor penentu keberhasilan punya anak. Di sisi lain, ada pula pasangan yang memutuskan untuk menunda punya anak setelah menikah.

- Advertisement -

“Penundaan itu ada beberapa tujuan, memang ingin menunda punya anak, ada yang ingin memberi jarak punya anak, ada juga yang tidak ingin punya anak. Berbagai macam kebutuhan,” ujar Ahli Kesehatan dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG-KFER, MSc., seperti keterangan resmi Teman Bumil.

Baca Juga:  Perhatikan 10 Alibi Pasangan Saat Selingkuh

Keputusan rentang waktu untuk menunda punya anak setelah menikah sendiri amat beragam pada setiap pasangan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Teman Bumil dan Populix, 63 persen dari 119 pasangan ingin menunda punya anak selama 10-12 bulan, 16 persen selama 4-6 bulan, 11 persen selama 0-3 bulan, dan 10 persen 7-9 bulan. Alasannya pun berbeda-beda, ada yang ingin hidup berdua dulu, belum siap secara finansial, ingin fokus berkarier, ingin melanjutkan pendidikan, dan lain sebagainya.

- Advertisement -

Saat ditanyakan kepada 119 partisipan survei yang memutuskan untuk menunda punya anak setelah menikah, sebanyak 33 persen mengaku mendapatkan tekanan sosial akibat keputusan yang dibuat. Paling banyak dilontarkan oleh kenalan seperti tetangga, teman di media sosial, dan lain-lain, yang memberikan tekanan kepada mereka, yaitu sekitar 38 persen.

Baca Juga:  Jangan Campur Nitrogen dengan Angin Biasa pada Ban Kendaraan Anda

Sedangkan, orang tua dari pihak istri dan mertua menduduki posisi kedua dan ketiga sebagai kelompok yang sering memberikan tekanan atas keputusan mereka, yaitu senilai 31 persen dan 15 persen.

Berbeda dengan pasangan yang memang memutuskan untuk menunda punya anak, tekanan sosial justru menjadi salah satu pemicu stres bagi pasangan yang ingin langsung punya anak setelah menikah. Berdasarkan survei Teman Bumil bersama Populix terhadap 895 Mums, ketika belum juga hamil, sebanyak 54 persen stres takut tidak subur dan tidak bisa punya anak serta 25 persen stres akibat nyinyiran dari orang sekitar (orang tua, mertua, teman, dan lain-lain). Sementara, 11 persen stres karena takut pasangan merasa kecewa, 6 persen stres karena merasa gagal menjadi wanita, dan 3 persen stres karena takut pasangan berpaling ke wanita lain.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari