Pada suatu malam yang dingin disertai hujan rintik-rintik, perut Sugeng keroncongan. Meski gerimis, Sugeng memaksakan diri pergi ke tempat penjual nasi goreng yang jaraknya hampir satu kilometer dari rumahnya.
Sugeng mengendarai sepeda motornya yang tidak bisa dibilang bagus dengan lampu depan tidak menyala. Tapi Sugeng tetap nekad menempuh pekatnya malam saat itu.
Singkat cerita, Sugeng pun sampai di penjual nasi goreng yang bukan langganannya. Lalu ia memesan satu bungkus nasi goreng untuk dibawa pulang. Nasi goreng spesial dengan campuran irisan daging ayam dan telur.
Penjual nasi goreng pun menyiapkan pesanan Sugeng. Tidak lama kemudian pesanannya siap. "Silakan Pak. Ini pesanannya sudah siap," ucap si penjual nasi goreng itu.
Setelah membayar, Sugeng kembali pulang. Begitu sampai, ia cepat-cepat membuka bungkusan nasi gorengnya.
Dan ternyata, nasi goreng tersebut tanpa ada irisan daging ayam dan telur.
"Alamakkk…!!" ujar Sugeng kesal, namun tetap menghabiskan nasi goreng itu.(dof)
Pada suatu malam yang dingin disertai hujan rintik-rintik, perut Sugeng keroncongan. Meski gerimis, Sugeng memaksakan diri pergi ke tempat penjual nasi goreng yang jaraknya hampir satu kilometer dari rumahnya.
Sugeng mengendarai sepeda motornya yang tidak bisa dibilang bagus dengan lampu depan tidak menyala. Tapi Sugeng tetap nekad menempuh pekatnya malam saat itu.
- Advertisement -
Singkat cerita, Sugeng pun sampai di penjual nasi goreng yang bukan langganannya. Lalu ia memesan satu bungkus nasi goreng untuk dibawa pulang. Nasi goreng spesial dengan campuran irisan daging ayam dan telur.
Penjual nasi goreng pun menyiapkan pesanan Sugeng. Tidak lama kemudian pesanannya siap. "Silakan Pak. Ini pesanannya sudah siap," ucap si penjual nasi goreng itu.
- Advertisement -
Setelah membayar, Sugeng kembali pulang. Begitu sampai, ia cepat-cepat membuka bungkusan nasi gorengnya.
Dan ternyata, nasi goreng tersebut tanpa ada irisan daging ayam dan telur.
"Alamakkk…!!" ujar Sugeng kesal, namun tetap menghabiskan nasi goreng itu.(dof)