PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Laila baru siap mengikuti acara di sebuah hotel. Ia kala itu sedang tidak memakai kacamatanya karena rusak. Padahal matanya sudah minus 2.
Saat hendak keluar, ia melihat pintu kaca. Ia berjalan menuju pintu tersebut. Ia mengamati pintu itu secara saksama, khawatir jika ia akan berbuat sesuatu hal yang memalukan.
Setelah mengamati secara saksama ia memutuskan untuk membuka pintu kaca tersebut. Namun, setelah ia membuka pintu ia Pintu Kaca justru ditertawai oleh sekuriti.
Bagaimana tidak, ia memilih membuka salah satu daun pintu, padahal daun pintu di sebelahnya terbuka lebar.
"Aman, Mba," kata sekuriti tersebut.
"Alamak…! Bikin malu aja. Mana nggak kelihatan kalau pintu satunya sudah terbuka," ujarnya dalam hati menahan rasa malu.(anf)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Laila baru siap mengikuti acara di sebuah hotel. Ia kala itu sedang tidak memakai kacamatanya karena rusak. Padahal matanya sudah minus 2.
Saat hendak keluar, ia melihat pintu kaca. Ia berjalan menuju pintu tersebut. Ia mengamati pintu itu secara saksama, khawatir jika ia akan berbuat sesuatu hal yang memalukan.
- Advertisement -
Setelah mengamati secara saksama ia memutuskan untuk membuka pintu kaca tersebut. Namun, setelah ia membuka pintu ia Pintu Kaca justru ditertawai oleh sekuriti.
Bagaimana tidak, ia memilih membuka salah satu daun pintu, padahal daun pintu di sebelahnya terbuka lebar.
- Advertisement -
"Aman, Mba," kata sekuriti tersebut.
"Alamak…! Bikin malu aja. Mana nggak kelihatan kalau pintu satunya sudah terbuka," ujarnya dalam hati menahan rasa malu.(anf)