- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Keputusan pemerintah tidak memberangkatkan umrah tahun ini, disesalkan sejumlah asosiasi travel umrah dan haji khusus. Sekjen Asosiasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Indonesia Wawan Suhada mengatakan keputusan pemerintah tersebut sebuah blunder.
“Harusnya kami selaku asosiasi PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah umrah, red) diajak berembuk dulu. Ini tidak ada informasi apa-apa, langsung ditunda tahun depan,” katanya Senin (6/12) kemarin.
- Advertisement -
Keputusan pemerintah ini kontras dengan kebijakan Arab Saudi. Wawan mengatakan Saudi sudah membolehkan penerbangan dari Indonesia ke Saudi dan sebaliknya.
Kebijakan ini sudah langkah maju sebelum penyelenggaraan umrah dibuka. Bahkan Kemenag bersama asosiasi PPIU serta kementerian dan lembaga terkait sudah menyusun prosedur umrah di tengah pandemi Covid-19.
“Kami kaget. Persiapan yang sudah kami diskusikan beberapa waktu terakhir seperti mubazir,” tutur Wawan.
- Advertisement -
Dia menuturkan umat Islam di Indonesia sudah terlanjur menyambut baik bahwa Umrah akan dibuka kembali bulan ini. Bahkan Menag Yaqut sempat menyampaikan umrah bakal dibuka Desember ini.
Wawan menuturkan sejatinya pemerintah tetap membuka umrah bulan ini. Dia meyakini kalaupun dibuka, tidak bakal langsung banyak jamaahnya. Yang penting para pengusaha travel bisa merasakan simulasi umrah. Menurut dia jika umrah dibuka mulai Desember ini, kemungkinan baru ramai jamaah Februari tahun depan.
Pasalnya travel umrah perlu sosialisasi dahulu kepada calon jamaah. Khususnya soal protokol kesehatan di tengah pandemi. Baik itu yang berlaku sebelum keberangkatan maupun setibanya di Saudi. Ketika umrah baru akan ditetapkan tahun depan, otomatis kesempatan untuk masyarakat umum mundur lagi.
Seperti diketahui pengumuman bahwa pemerintah Indonesia menunda keputusan memberangkatkan umrah disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta Senin (6/12). Dia mengatakan keputusan soal umrah dibahas setah masa liburan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Keputusan pemerintah tidak memberangkatkan umrah tahun ini, disesalkan sejumlah asosiasi travel umrah dan haji khusus. Sekjen Asosiasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Indonesia Wawan Suhada mengatakan keputusan pemerintah tersebut sebuah blunder.
“Harusnya kami selaku asosiasi PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah umrah, red) diajak berembuk dulu. Ini tidak ada informasi apa-apa, langsung ditunda tahun depan,” katanya Senin (6/12) kemarin.
Keputusan pemerintah ini kontras dengan kebijakan Arab Saudi. Wawan mengatakan Saudi sudah membolehkan penerbangan dari Indonesia ke Saudi dan sebaliknya.
- Advertisement -
Kebijakan ini sudah langkah maju sebelum penyelenggaraan umrah dibuka. Bahkan Kemenag bersama asosiasi PPIU serta kementerian dan lembaga terkait sudah menyusun prosedur umrah di tengah pandemi Covid-19.
“Kami kaget. Persiapan yang sudah kami diskusikan beberapa waktu terakhir seperti mubazir,” tutur Wawan.
Dia menuturkan umat Islam di Indonesia sudah terlanjur menyambut baik bahwa Umrah akan dibuka kembali bulan ini. Bahkan Menag Yaqut sempat menyampaikan umrah bakal dibuka Desember ini.
Wawan menuturkan sejatinya pemerintah tetap membuka umrah bulan ini. Dia meyakini kalaupun dibuka, tidak bakal langsung banyak jamaahnya. Yang penting para pengusaha travel bisa merasakan simulasi umrah. Menurut dia jika umrah dibuka mulai Desember ini, kemungkinan baru ramai jamaah Februari tahun depan.
Pasalnya travel umrah perlu sosialisasi dahulu kepada calon jamaah. Khususnya soal protokol kesehatan di tengah pandemi. Baik itu yang berlaku sebelum keberangkatan maupun setibanya di Saudi. Ketika umrah baru akan ditetapkan tahun depan, otomatis kesempatan untuk masyarakat umum mundur lagi.
Seperti diketahui pengumuman bahwa pemerintah Indonesia menunda keputusan memberangkatkan umrah disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta Senin (6/12). Dia mengatakan keputusan soal umrah dibahas setah masa liburan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman