PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Setelah sukses melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tahun pertama (2020), pada tahun kedua (2021) LPPM Universitas Riau (Unri) kembali melanjutkan giat tersebut. Di tahun ini, pihak LPPM Unri membangun 2 unit instalasi reaktor biogas di Desa Koto Simandolak, Kecamatan Benai, Kabupaten Kuantan Singingi.
Hasil nyata yang diperoleh masyarakat sasaran pada tahun pertama (2020) berupa peningkatan pengetahuan tentang budidaya ternak, budidaya hijauan pakan ternak, dan manajemen pakan ternak. Bukti lainnya ialah dengan terbangunnya kebun bibit rumput hijauan pakan ternak Desa Koto Simandolak yang mampu memproduksi 10 ribu stek rumput pakchong, 10 ribu stek rumput odot dan 1.600 batang rumput setaria.
Dikatakan oleh Ketua Tim Pengabdian, Dr Djaimi Bakce SP MSi, hasil evaluasi pada tahun kedua memperlihatkan kebun bibit cukup terawat.
“Rumput pakan ternak tersebut sudah ditanam pada lahan seluruh anggota Kelompok Ternak Simandolak Makmur, bahkan telah tersebar pada beberapa desa disekitarnya," ujarnya.
Dr Djaimi bersama anggota, yakni Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA Prof Dr Almasdi Syahza SE MP, Prof Dr Zulfan Saam MS, Dr Ir Adiwirman MS, dan Dr Ir Evy Rossi MSc juga melibatkan 10 orang mahasiswa kuliah kerja nyata (Kukerta) dalam kegiatan ini.
Dilanjutkannya, kegiatan pengabdian tahun kedua (2021) berfokus pada evaluasi dan pendampingan pengembangan hijauan pakan ternak dan upaya pemanfaatan kotoran ternak.
"Tujuan kegiatan pengabdian pada tahun kedua (2021) adalah melakukan evaluasi dan pendampingan pengembangan rumput hijauan pakan ternak, memperkenalkan, mengaplikasikan, dan pendampingan budidaya ternak dengan sistem kandang serta memperkenalkan, mengaplikasikan, dan pendampingan teknik pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan baku biogas," paparnya lagi.
Selain itu, Tim Pengabdian LPPM Unri ini juga melakukan osialisasi kegiatan, evaluasi pengembangan rumput pakan ternak, pelatihan budidaya ternak dengan sistem kandang, pelatihan produksi biogas menggunakan bahan baku kotoran ternak, dan pemasangan 2 (dua) unit instalasi reaktor biogas.
Apabila masyarakat, dalam hal ini seluruh anggota kelompok ternak Simandolak Makmur, sudah sepenuhnya menerapkan pengelolaan ternak dengan sistem kandang, maka akan menjadi income generating bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pengurangan beban biaya konsumsi.
Selain itu dapat menciptakan lingkungan desa yang lebih kondusif, yakni lebih higienis dan mampu mencegah resiko kecelakaan lalu lintas akibat dari ternak tidak lagi berkeliaran di jalan-jalan. Di samping itu, pengelolaan ternak ruminansia dengan sistem kandang juga akan mendukung Program Pemerintah Desa untuk
mengembangkan Indeks Pertanaman (IP) padi sawah 200 (2 kali setahun).
“Namun, salah satu kendala untuk pengembangan padi IP 200 di Desa Koto Simandolak adalah ternak ruminansia yang dilepas sehingga dapat merusak tanaman padi," tutupnya.(ifr)
Laporan: Siti Azura (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra