SIAK (RIAUPOS.CO) – Wakil Bupati Siak Husni Merza menyampaikan Pantai Beting dan hutan mangrove atau bakau yang terletak di Tanjung Layang, Kampung Tanjung Kuras, Kecamatan Sungai Apit, memiliki potensi dijadikan wisata bahari.
Wabup Husni mendengarkan pemaparan konsultan atas potensi wisata hutan mangrove dan Pantai Beting yang ada di Tanjung Layang.
"Nanti silakan ditanggapi," kata Wabup Husni, saat mendengar ekspose potensi Kampung Tanjung Kuras Kecamatan Sungai Apit di ruang, Pucuk Rebung, Kantor Bupati Siak pada Jumat (22/10) siang.
Hutan bakau memiliki luas 25 hektare, sementara luaran pantai pasir beting 7 hektare. Dua potensi utama ini perlu adanya campur tangan pemerintah daerah dan pihak swasta untuk dikembangkan.
Pemerintah Kampung Tanjung Kuras, memiliki harapan yang besar, wisata pesisir di Kabupaten Siak ini dapat dibuka. "Dengan dibukanya lokasi wisata ini, akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat tempatan," jelas Wabup Husni.
Pemerintah Kabupaten Siak sangat mendukung wisata ini dibuka bagi para pengunjung, baik lokal mapun luar. Tinggal lagi bagaimana mengemas paket wisata yang ditawarkan dan mempromosikan.
Wabup Husni juga minta sebelum lokasi wisata ini diluncurkan, dalam waktu dekat Wabup Husni ingin melihat dan mengunjungi lokasi wisata tersebut. "Untuk meluncurkan wisata ini, kami tinggal menunggu penetapan tanggal dan kesiapan pemerintah kampung saja. Sebelum itu, saya akan turun meninjau lokasi, saya akan bawa beberapa kepala dinas," kata Wabup Husni.
Camat Sungai Apit Wahyudi mengatakan potensi wisata ini sudah lama ditemukan, namun belum tereksplor dengan baik. Perlu dukungan infrastruktur, seperti akses jalan menuju lokasi wisata.
Ada sekitar 3 kilometer lagi akses jalan yang perlu mendapat perhatian. Selain itu penunjang dari obyek wisata ini layak dibuka, Tanjung Kuras terkenal dengan nenas. "Kami minta Dinas Koperasi dan UMKM memberikan pelatihan kepada warga, bagaimana nanas ini bisa dibuat aneka produk," pintanya.
Selain keindahan alam pesisir, Tanjung Kuras juga menawarkan produk lokal, seperti makanan khas Melayu, kerajinan ayaman tikar pandan, produk makanan berbahan nanas dan madu kelulut.(ifr)