Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Dengan Aplikasi BSR, Tugas Jadi Lebih Mudah

Tanpa kenal waktu, Bripka Juli Waluyo terus melacak keberadaan kontak erat pasien positif Covid-19. Melalui data yang diterimanya pada sebuah aplikasi, pasien dan keluarga dihubungi satu persatu. Selama pandemi terjadi, sudah 2.078 orang di-tracing polisi satu ini.

Laporan BAYU SAPUTRA, Kota

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Beragam cerita dan kegiatan yang di lakukan oleh Bripka Juli Waluyo untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru yakni dengan melakukan tracing kepada warga yang memiliki kontak erat dengan pasien positif. Dilakukan dari Juli 2021 hingga Oktober 2021.  Bripka Juli Waluyo berhasil melakukan tracing kepada 2.078 warga Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung sekaki.

Memang, sebagai bhabinkamtibmas di Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, ia mendapat tugas tambahan. Sebagai seorang pen-tracing dalam upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Pria yang akrab disapa Waluyo ini berhasil menerapkan sistem kerja tracing yang mulanya di terapkan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melalui sistem tracing di aplikasi Si Lacak. Aplikasi ini berfungsi untuk mendapatkan data-data yang pasien Covid-19 yang positif dan kemudian dilakukan tracing kepada kontak erat pasien tersebut.

"Awalnya kami diperintahkan pimpinan (Kapolda Riau) untuk melakukan tracing hingga 40 orang kontak erat," ujar Waluyo berbincang dengan Riau Pos beberapa waktu lalu.

Waluyo menyebut soal aplikasi Si Lacak milik pemerintah Kota Pekanbaru tersebut. Di mana pimpinan Polri tidak bisa memantau hasil dan kinerja para bawahannya. Hal tersebut diketahui setelah ada pemeriksaan dari Markas Besar (Mabes) Polri untuk aplikasi dimaksud. Di mana pimpinan Polri tidak bisa melihat apa yang dikerjakan oleh Bhabinkamtibmas dan personel lain di lapangan.

Baca Juga:  Pulmonology and Respiratory Center Layanan Baru dari RS Awal Bros Group, Maksimalkan Penanganan Paru

"Hingga pimpinan kami, Pak Kapolda Riau membuat aplikasi Bersama Selamatkan Riau (BSR)," ulasnya.

Waluyo yang sejak awal pandemi Covid-19 di Kota Pekanbaru sudah biasa melakukan tracing pasien karena sesuai tugasnya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan warga di kelurahan yang ia jaga, begitu ada aplikasi BSR, ia sudah biasa menjalankannya.

"Karena saya juga sudah biasa melakukan tracing dan sekarang lebih mudah dengan BSR ini," sebutnya.

Misalnya, jelas Waluyo, ketika bangun pagi, ia sudah tahu apa yang akan dilakukan. Dengan membuka aplikasi di gawai miliknya, kemudian akan muncul data pasien dan nomor telepon si pasien yang terkonfirmasi positif.

"Kemudian saya melakukan tracing melalui telepon atau video call dengan warga tersebut, dan kemudian saya datang ke lokasi pasien berada," jelasnya.

Karena dinilai sukses melakukan tracing terbanyak dan menerapkan sistem kerja yang ada di aplikasi Bersama Selamatkan Riau (BSR) ini, Bripka Juli Waluyo berhasil mendapatkan penghargaan dari Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Dr Pria Budi dengan kategori tracing terbanyak melalui aplikasi BSR.

Baca Juga:  Kualitas Pangan di Pekanbaru Tak Kalah Saing

Kapolresta langsung memberikan penghargaan kepada bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan (nakes) yang berprestasi di lingkup Kota Pekanbaru. "Penghargaan tersebut kita berikan kepada Bhabinkamtibmas atas nama Bripka Yuli Waluyo dengan kategori Bhabinkamtibmas terbaik atas pencapain sebagai tracer terbanyak pada aplikasi Bersama Selamatkan Riau (BSR)," ujar Kapolresta Pekanbaru saat penyerahan penghargaan awal Oktober lalu.

Dengan memanfaatkan aplikasi Bersama Selamatkan Riau, Bripka Yuli Waluyo berhasil mendapatkan hasil tracing pasien Covid-19 sebanyak 2.078 orang. Selain Bripka Waluyo seorang tenaga kesehatan atas nama drg Dona Hariyanti juga mendapatkan penghargaan dari Kapolresta Pekanbaru.

"Di dalam aplikasi Bersama Selamatkan Riau tersebut, mereka semua terintegrasi antara bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan, dari dokter Dona memberikan sebanyak 621 rekomendasi," jelas Kapolresta.

Aplikasi yang diusung oleh Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi ini, ternyata bisa memudahkan koordinasi seluruh anggota Polri yang langsung terintegrasi dengan tenaga kesehatan Kota Pekanbaru. Sehingga dapat melakukan penanganan dan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru.

"Dengan aplikasi ini kita berharap seluruh bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan lebih mudah lagi untuk berkoordinasi dalam upaya men-tracing pasien Covid-19, seperti yang dilakukan oleh Bripka Waluyo dan drg Dona Hariyanti," pungkas Kombes Pria Budi.***

 

Tanpa kenal waktu, Bripka Juli Waluyo terus melacak keberadaan kontak erat pasien positif Covid-19. Melalui data yang diterimanya pada sebuah aplikasi, pasien dan keluarga dihubungi satu persatu. Selama pandemi terjadi, sudah 2.078 orang di-tracing polisi satu ini.

Laporan BAYU SAPUTRA, Kota

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Beragam cerita dan kegiatan yang di lakukan oleh Bripka Juli Waluyo untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru yakni dengan melakukan tracing kepada warga yang memiliki kontak erat dengan pasien positif. Dilakukan dari Juli 2021 hingga Oktober 2021.  Bripka Juli Waluyo berhasil melakukan tracing kepada 2.078 warga Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung sekaki.

Memang, sebagai bhabinkamtibmas di Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, ia mendapat tugas tambahan. Sebagai seorang pen-tracing dalam upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

- Advertisement -

Pria yang akrab disapa Waluyo ini berhasil menerapkan sistem kerja tracing yang mulanya di terapkan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melalui sistem tracing di aplikasi Si Lacak. Aplikasi ini berfungsi untuk mendapatkan data-data yang pasien Covid-19 yang positif dan kemudian dilakukan tracing kepada kontak erat pasien tersebut.

"Awalnya kami diperintahkan pimpinan (Kapolda Riau) untuk melakukan tracing hingga 40 orang kontak erat," ujar Waluyo berbincang dengan Riau Pos beberapa waktu lalu.

Waluyo menyebut soal aplikasi Si Lacak milik pemerintah Kota Pekanbaru tersebut. Di mana pimpinan Polri tidak bisa memantau hasil dan kinerja para bawahannya. Hal tersebut diketahui setelah ada pemeriksaan dari Markas Besar (Mabes) Polri untuk aplikasi dimaksud. Di mana pimpinan Polri tidak bisa melihat apa yang dikerjakan oleh Bhabinkamtibmas dan personel lain di lapangan.

Baca Juga:  Sipir Pembawa Sabu Ditangkap

"Hingga pimpinan kami, Pak Kapolda Riau membuat aplikasi Bersama Selamatkan Riau (BSR)," ulasnya.

Waluyo yang sejak awal pandemi Covid-19 di Kota Pekanbaru sudah biasa melakukan tracing pasien karena sesuai tugasnya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan warga di kelurahan yang ia jaga, begitu ada aplikasi BSR, ia sudah biasa menjalankannya.

"Karena saya juga sudah biasa melakukan tracing dan sekarang lebih mudah dengan BSR ini," sebutnya.

Misalnya, jelas Waluyo, ketika bangun pagi, ia sudah tahu apa yang akan dilakukan. Dengan membuka aplikasi di gawai miliknya, kemudian akan muncul data pasien dan nomor telepon si pasien yang terkonfirmasi positif.

"Kemudian saya melakukan tracing melalui telepon atau video call dengan warga tersebut, dan kemudian saya datang ke lokasi pasien berada," jelasnya.

Karena dinilai sukses melakukan tracing terbanyak dan menerapkan sistem kerja yang ada di aplikasi Bersama Selamatkan Riau (BSR) ini, Bripka Juli Waluyo berhasil mendapatkan penghargaan dari Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Dr Pria Budi dengan kategori tracing terbanyak melalui aplikasi BSR.

Baca Juga:  Hari Ini, DPP Apindo Gelar Rakerkonprov

Kapolresta langsung memberikan penghargaan kepada bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan (nakes) yang berprestasi di lingkup Kota Pekanbaru. "Penghargaan tersebut kita berikan kepada Bhabinkamtibmas atas nama Bripka Yuli Waluyo dengan kategori Bhabinkamtibmas terbaik atas pencapain sebagai tracer terbanyak pada aplikasi Bersama Selamatkan Riau (BSR)," ujar Kapolresta Pekanbaru saat penyerahan penghargaan awal Oktober lalu.

Dengan memanfaatkan aplikasi Bersama Selamatkan Riau, Bripka Yuli Waluyo berhasil mendapatkan hasil tracing pasien Covid-19 sebanyak 2.078 orang. Selain Bripka Waluyo seorang tenaga kesehatan atas nama drg Dona Hariyanti juga mendapatkan penghargaan dari Kapolresta Pekanbaru.

"Di dalam aplikasi Bersama Selamatkan Riau tersebut, mereka semua terintegrasi antara bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan, dari dokter Dona memberikan sebanyak 621 rekomendasi," jelas Kapolresta.

Aplikasi yang diusung oleh Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi ini, ternyata bisa memudahkan koordinasi seluruh anggota Polri yang langsung terintegrasi dengan tenaga kesehatan Kota Pekanbaru. Sehingga dapat melakukan penanganan dan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru.

"Dengan aplikasi ini kita berharap seluruh bhabinkamtibmas dan tenaga kesehatan lebih mudah lagi untuk berkoordinasi dalam upaya men-tracing pasien Covid-19, seperti yang dilakukan oleh Bripka Waluyo dan drg Dona Hariyanti," pungkas Kombes Pria Budi.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari