Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Pertamina Diminta Atasi Antrean di SPBU

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penjelasan Pertamina bahwa tidak ada pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat kontradiktif dengan kondisi yang terlihat di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru. Bahkan hingga Selasa (12/10) antrean kendaraan masih terlihat di sejumlah SPBU. Antrean panjang didominasi kendaraan berat jenis truk. Antrean terutama terlihat beberapa SPBU di wilayah pinggir kota.

Pengamat kebijakan publik Universitas Riau, Khairul Amri mempertanyakan pertentangan antara pernyataan Pertamina dan kondisi antrean di sejumlah SPBU tersebut. Menurut Khairul, perusahaan plat merah bidang energi tersebut harus menjelaskan kondisi tersebut kepada publik. Apalagi yang antre saat ini merupakan kendaraan angkutan barang yang berkaitan langsung dengan denyut nadi perekonomian.

"Idealnya Pertamina harus menjelaskan, mengapa kelangkaan ini terjadi di mana-mana di Kota Pekanbaru. Kalau stok solar katakanlah tidak dikurangi, mengapa antrean panjang terjadi di SPBU luar biasa. Bahkan di beberapa SPBU antrean ini menyebabkan kemacetan," sebut Khairul mempertanyakan.

Baca Juga:  Ketua RW 15 Serahkan Uang Honor untuk Masyarakat

Khairul khawatir, kalau antrean yang sudah beberapa hari terakhir tersebut terus terjadi berlarut-larut. Karena hal ini bisa berdampak pada perputaran perekonomian secara umum.

Sementara secara khusus, kondisi ini akan mengganggu dapur para supir truk yang mencari makan dengan membawa truk. Terutama mereka yang dibayar harian.

"Kalau ini benar tidak ada pembatasan, berarti ada ketidakteraturan yang teratur di lapangan. Masalah ini perlu diselesaikan oleh Pertamina secepatnya. Jangan membuat masyarakat terus bertanya-tanya, tidak ada pembatasan kok antrean terjadi," ujar Khairul.

Khairul juga mengemukakan kekhawatiran dirinya terhadap nasib solar subsidi yang kini pengisiannya menyebabkan antrean panjang. Dirinya mengingat pada apa yang terjadi pada BBM jenis premium. Awalnya langka dan sulit ditemukan di SPBU hingga menyebabkan antrean mengular berhari-hari. Bukannya selesai, alih-alih kuota dibatasi dan bahkan kini BBM subsidi jenis premiun itu benar-benar hilang dari SPBU.

Baca Juga:  Pemko Diminta Tindak Tegas Hotel Mesum

Sebelumnya, Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Taufikurachman menampik adanya kelangkaan BBM. Ia mengungkapkan, Pertamina sudah lama melayani keperluan BBM kepada masyarakat di Riau, khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya.

"Tidak ada kelangkaan. Kami menyalurkan BBM sesuai keperluan masyarakat Riau. Coba di-monitor, ada 46 SPBU di Kota Pekanbaru untuk melayani keperluan BBM masyarakat Pekanbaru,"katanya saat dikonfirmasi Riau Pos, Senin (11/10) kemarin.

Ia juga mengungkapkan, kekosongan BBM di SPBU tersebut juga dipengaruhi oleh penurunan level PPKM yang menyebabkan meningkatnya mobilitas masyarakat.

"Iya, memang ada pengaruhnya dengan adanya penurunan level PPKM sehingga animo masyarakat untuk keluar rumah atau berpergian bertambah,"tukasnya.

Saat ditanya apakah kekosongan tersebut akan berlangsung lama, ia menuturkan masyarakat akam terlayani dengan baik dan lancar.

"In sya Allah, bisa terlayani dengan baik dan lancar ya,"pungkasnya.(end)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penjelasan Pertamina bahwa tidak ada pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat kontradiktif dengan kondisi yang terlihat di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru. Bahkan hingga Selasa (12/10) antrean kendaraan masih terlihat di sejumlah SPBU. Antrean panjang didominasi kendaraan berat jenis truk. Antrean terutama terlihat beberapa SPBU di wilayah pinggir kota.

Pengamat kebijakan publik Universitas Riau, Khairul Amri mempertanyakan pertentangan antara pernyataan Pertamina dan kondisi antrean di sejumlah SPBU tersebut. Menurut Khairul, perusahaan plat merah bidang energi tersebut harus menjelaskan kondisi tersebut kepada publik. Apalagi yang antre saat ini merupakan kendaraan angkutan barang yang berkaitan langsung dengan denyut nadi perekonomian.

- Advertisement -

"Idealnya Pertamina harus menjelaskan, mengapa kelangkaan ini terjadi di mana-mana di Kota Pekanbaru. Kalau stok solar katakanlah tidak dikurangi, mengapa antrean panjang terjadi di SPBU luar biasa. Bahkan di beberapa SPBU antrean ini menyebabkan kemacetan," sebut Khairul mempertanyakan.

Baca Juga:  Pembangunan Waduk Perlu Lahan

Khairul khawatir, kalau antrean yang sudah beberapa hari terakhir tersebut terus terjadi berlarut-larut. Karena hal ini bisa berdampak pada perputaran perekonomian secara umum.

- Advertisement -

Sementara secara khusus, kondisi ini akan mengganggu dapur para supir truk yang mencari makan dengan membawa truk. Terutama mereka yang dibayar harian.

"Kalau ini benar tidak ada pembatasan, berarti ada ketidakteraturan yang teratur di lapangan. Masalah ini perlu diselesaikan oleh Pertamina secepatnya. Jangan membuat masyarakat terus bertanya-tanya, tidak ada pembatasan kok antrean terjadi," ujar Khairul.

Khairul juga mengemukakan kekhawatiran dirinya terhadap nasib solar subsidi yang kini pengisiannya menyebabkan antrean panjang. Dirinya mengingat pada apa yang terjadi pada BBM jenis premium. Awalnya langka dan sulit ditemukan di SPBU hingga menyebabkan antrean mengular berhari-hari. Bukannya selesai, alih-alih kuota dibatasi dan bahkan kini BBM subsidi jenis premiun itu benar-benar hilang dari SPBU.

Baca Juga:  Ketua RW 15 Serahkan Uang Honor untuk Masyarakat

Sebelumnya, Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Taufikurachman menampik adanya kelangkaan BBM. Ia mengungkapkan, Pertamina sudah lama melayani keperluan BBM kepada masyarakat di Riau, khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya.

"Tidak ada kelangkaan. Kami menyalurkan BBM sesuai keperluan masyarakat Riau. Coba di-monitor, ada 46 SPBU di Kota Pekanbaru untuk melayani keperluan BBM masyarakat Pekanbaru,"katanya saat dikonfirmasi Riau Pos, Senin (11/10) kemarin.

Ia juga mengungkapkan, kekosongan BBM di SPBU tersebut juga dipengaruhi oleh penurunan level PPKM yang menyebabkan meningkatnya mobilitas masyarakat.

"Iya, memang ada pengaruhnya dengan adanya penurunan level PPKM sehingga animo masyarakat untuk keluar rumah atau berpergian bertambah,"tukasnya.

Saat ditanya apakah kekosongan tersebut akan berlangsung lama, ia menuturkan masyarakat akam terlayani dengan baik dan lancar.

"In sya Allah, bisa terlayani dengan baik dan lancar ya,"pungkasnya.(end)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari