Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Jalan Disekat, Rezeki Terhambat

Jalan tutup, harus memutar, membuat banyak masyarakat juga putar otak untuk mencari jalan hidup. Di antaranya para driver ojek online (ojol). Driver ojol mengeluhkan benar dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 ini. Jalan disekat menyebabkan rezeki mereka juga terhambat. Akankah penutupan jalan terus terjadi sehingga rezeki mereka juga terus tertutup? Tidak adakah jalan lain?

Laporan ELVY CHANDRA, Pekanbaru

SEORANG pengemudi ojol, Hendri (30) mengungkapkan, adanya perpanjangan PPKM level 4 hingga 6 September membuatnya terpukul. Penumpang harian semakin sepi. Pendapatannya mengalami penurunan yang sangat besar.

"Ya, yang jelas pasti sangat berkurang penumpang. Dengan adanya perpanjangan PPKM ini, pelanggan motor jadi semakin sepi. Tidak ada orderanlah. Pada di rumah semua. Ini (pandemi, red) tuh semuanya pasti susahlah,” kata Hendri.

Dia menuturkan, dibandingkan dengan sebelum adanya PPKM level 4, pelanggan hariannya terbilang cukup ramai. Dia bisa menghasilkan pendapatan lumayan. Bisa dapat Rp200 ribu sehari. Tapi, saat PPKM 4 kadang-kadang dapat Rp100 ribu. Kadang bisa Rp50 ribu.  

"Kalau pas PPKM gini lebih sepi dan menjadi susah dan jauh banget,” ungkapnya.

Apalagi diakuinya, dirinya hanya mengandalkan ojol ini saja, dan tidak punya pekerjaan lain. Pasalnya, mencari pekerjaan lain sangat susah. Disinggung soal banyaknya jalan yang disekat, Hendri mengakui dirinya harus mencari jalan lain untuk mencapai tujuan. Jalan jadi tambah panjang yang harus dilalui. Padahal tarif tak berubah sesuai dengan aplikasi yang tertera. Tidak boleh meminta lebih kepada pelanggan karena jalur yang dipakai lebih panjang dan memutar. Hal ini tentu membuat pengeluaran bertambah banyak.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Tiga Pelaku Pencurian Buah Sawit

"Minyak yang biasa sehari Rp25 ribu, sekarang bisa Rp45 ribu sehari. Bertambah biayanya kan. Jadi kalau dihitung dapatnya sedikit. Namun, begitu saya harus bersyukur karena segitu yang dapat," ujar Hendri yang tinggal di Panam tersebut.

Oleh karena itu dirinya berharap penyekatan ini segera selesai dan berjalan seperti biasa. Sehingga aktivitas bisa berjalan dengan lancar. Jika pun ada aturan lainnya, cukup protokol kesehatan yang diperketat, tidak menyekat jalan.

"Ya, saya berharap PPKM level 4 ini cepat selesai, biar aktivitas berjalan normal kembali, " katanya.

Hendri meminta ojol diberi keringanan untuk melewati jalan yang disekat. Hal ini mungkin saja sangat membantu memperlancar penumpang atau orderan yang dipesan. Sehingga bisa menghemat pengeluaran bahan bakar. Karena dengan begitu, pendapatan bisa bertambah walau naik sedikit.

"Saya berharap semoga PPKM level 4 ini tidak dilanjutkan lagi. Sehingga omzet kami bisa naik lagi. Tapi, tentu saja untuk menuju ke sana, saya berharap masyarakat harus patuh dengan peraturan yang dibuat pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan. Karena dengan begitu, saya optimis Covid-19 bisa diatasi dengan baik," ujarnya lagi.

Hal senada juga diucapkan Arif (22) ojol Gojek. Disebutkan Arif, akibat PPKM level 4 ini omzetnya menurun. Sehari yang seharusnya bisa Rp200 ribu, namun sekarang bisa dapat Rp100 hingga Rp150 ribu.

Baca Juga:  SKD Tetap Pakai Passing Grade

"Tentunya dengan pendapatan yang menurun ini tentu saja sangat merugikan kami. Di mana keperluan hidup sangat besar sehari-hari. Sementara bantuan dari pihak lain tidak ada," katanya.

Arif yang mengaku mangkal di sekitaran Jalan Imam Munandar itu menjelaskan, dirinya hanya mengandalkan penghasilan dari ojol ini saja, karena tidak mempunyai pekerjaan lainnya. "Saya hanya fokus pada ojol ini saja dan tak ada pekerjaan lainnya," ujarnya.

Sementara untuk mengantar penumpang atau pesanan, dia harus pintar-pintar mencari jalan alternatif agar bisa sampat ke tujuan. Kalau tidak, minyak bisa banyak habis. Dia biasanya mencari jalan alternatif atau jalan tikus. Tapi, jalan tersebut juga ramai. Mungkin masyarakat sudah banyak mengetahuinya juga. Beberapa jalan alternatif di seputar Jalan Sudirman yang ditutup memang padat merayap. Nyaris semuanya. Kendati PPKM, dan jalan disekat, tapi perkantoran tetap belum konsisten menerapkan kerja dari rumah atau work from home (WFH). Jadi jalanan tetap ramai.

Selain itu Arif, berharap semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu dan aktivitas bisa berjalan normal lagi biar mudah. Sehingga semua masyarakat diuntungkan.

"Saya berharap semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu. Tentu saja masyarakat harus menaati protokol kesehatan 5M yang diterapkan pemerintah. Karena dengan cara begitu, aktivitas bisa dilakukan seperti sedia kala," katanya lagi.***

 

Jalan tutup, harus memutar, membuat banyak masyarakat juga putar otak untuk mencari jalan hidup. Di antaranya para driver ojek online (ojol). Driver ojol mengeluhkan benar dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 ini. Jalan disekat menyebabkan rezeki mereka juga terhambat. Akankah penutupan jalan terus terjadi sehingga rezeki mereka juga terus tertutup? Tidak adakah jalan lain?

Laporan ELVY CHANDRA, Pekanbaru

- Advertisement -

SEORANG pengemudi ojol, Hendri (30) mengungkapkan, adanya perpanjangan PPKM level 4 hingga 6 September membuatnya terpukul. Penumpang harian semakin sepi. Pendapatannya mengalami penurunan yang sangat besar.

"Ya, yang jelas pasti sangat berkurang penumpang. Dengan adanya perpanjangan PPKM ini, pelanggan motor jadi semakin sepi. Tidak ada orderanlah. Pada di rumah semua. Ini (pandemi, red) tuh semuanya pasti susahlah,” kata Hendri.

- Advertisement -

Dia menuturkan, dibandingkan dengan sebelum adanya PPKM level 4, pelanggan hariannya terbilang cukup ramai. Dia bisa menghasilkan pendapatan lumayan. Bisa dapat Rp200 ribu sehari. Tapi, saat PPKM 4 kadang-kadang dapat Rp100 ribu. Kadang bisa Rp50 ribu.  

"Kalau pas PPKM gini lebih sepi dan menjadi susah dan jauh banget,” ungkapnya.

Apalagi diakuinya, dirinya hanya mengandalkan ojol ini saja, dan tidak punya pekerjaan lain. Pasalnya, mencari pekerjaan lain sangat susah. Disinggung soal banyaknya jalan yang disekat, Hendri mengakui dirinya harus mencari jalan lain untuk mencapai tujuan. Jalan jadi tambah panjang yang harus dilalui. Padahal tarif tak berubah sesuai dengan aplikasi yang tertera. Tidak boleh meminta lebih kepada pelanggan karena jalur yang dipakai lebih panjang dan memutar. Hal ini tentu membuat pengeluaran bertambah banyak.

Baca Juga:  SKD Tetap Pakai Passing Grade

"Minyak yang biasa sehari Rp25 ribu, sekarang bisa Rp45 ribu sehari. Bertambah biayanya kan. Jadi kalau dihitung dapatnya sedikit. Namun, begitu saya harus bersyukur karena segitu yang dapat," ujar Hendri yang tinggal di Panam tersebut.

Oleh karena itu dirinya berharap penyekatan ini segera selesai dan berjalan seperti biasa. Sehingga aktivitas bisa berjalan dengan lancar. Jika pun ada aturan lainnya, cukup protokol kesehatan yang diperketat, tidak menyekat jalan.

"Ya, saya berharap PPKM level 4 ini cepat selesai, biar aktivitas berjalan normal kembali, " katanya.

Hendri meminta ojol diberi keringanan untuk melewati jalan yang disekat. Hal ini mungkin saja sangat membantu memperlancar penumpang atau orderan yang dipesan. Sehingga bisa menghemat pengeluaran bahan bakar. Karena dengan begitu, pendapatan bisa bertambah walau naik sedikit.

"Saya berharap semoga PPKM level 4 ini tidak dilanjutkan lagi. Sehingga omzet kami bisa naik lagi. Tapi, tentu saja untuk menuju ke sana, saya berharap masyarakat harus patuh dengan peraturan yang dibuat pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan. Karena dengan begitu, saya optimis Covid-19 bisa diatasi dengan baik," ujarnya lagi.

Hal senada juga diucapkan Arif (22) ojol Gojek. Disebutkan Arif, akibat PPKM level 4 ini omzetnya menurun. Sehari yang seharusnya bisa Rp200 ribu, namun sekarang bisa dapat Rp100 hingga Rp150 ribu.

Baca Juga:  PLN UIP3BS Terus Tingkatkan Keandalan Kelistrikan

"Tentunya dengan pendapatan yang menurun ini tentu saja sangat merugikan kami. Di mana keperluan hidup sangat besar sehari-hari. Sementara bantuan dari pihak lain tidak ada," katanya.

Arif yang mengaku mangkal di sekitaran Jalan Imam Munandar itu menjelaskan, dirinya hanya mengandalkan penghasilan dari ojol ini saja, karena tidak mempunyai pekerjaan lainnya. "Saya hanya fokus pada ojol ini saja dan tak ada pekerjaan lainnya," ujarnya.

Sementara untuk mengantar penumpang atau pesanan, dia harus pintar-pintar mencari jalan alternatif agar bisa sampat ke tujuan. Kalau tidak, minyak bisa banyak habis. Dia biasanya mencari jalan alternatif atau jalan tikus. Tapi, jalan tersebut juga ramai. Mungkin masyarakat sudah banyak mengetahuinya juga. Beberapa jalan alternatif di seputar Jalan Sudirman yang ditutup memang padat merayap. Nyaris semuanya. Kendati PPKM, dan jalan disekat, tapi perkantoran tetap belum konsisten menerapkan kerja dari rumah atau work from home (WFH). Jadi jalanan tetap ramai.

Selain itu Arif, berharap semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu dan aktivitas bisa berjalan normal lagi biar mudah. Sehingga semua masyarakat diuntungkan.

"Saya berharap semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu. Tentu saja masyarakat harus menaati protokol kesehatan 5M yang diterapkan pemerintah. Karena dengan cara begitu, aktivitas bisa dilakukan seperti sedia kala," katanya lagi.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari