SIAK (RIAUPOS.CO) – Sejak harimau masuk ke Kampung Teluk Lanus, dan berkeliaran di malam hari, anak mengaji diliburkan. Habis magrib tidak ada aktivitas di luar rumah. Harimau diketahui berkeliaran di malam hari karena adanya ternak warga yang dimangsa dan menjadi korban.
Demikian dikatakan Kaur Pemerintahan Kampung Teluk Lanus Kenang kepada Riau Pos melalui telepon selulernya, Kamis (1/7) petang. Kenang juga mengatakan patroli masih terus dilakukan tiga orang dari BBKSDA dan personel TNI.
"Meski ada patroli, kami sudah tidak berani lagi beraktivitas di luar rumah. Kami takut kepergok dengan harimau dan tidak bisa berbuat banyak,’’ sebut Kenang.
Kenang juga mengatakan warga sudah sepakat untuk membatasi aktivitas di siang hari, terutama di wilayah yang jauh dari permukiman. Sebab hal itu akan sangat membahayakan. Harimau yang jumlahnya dua ekor bisa muncul kapan saja, meski bukan di wilayah perlintasannya.
Saat ini menurut Kenang, ada dua camera trap yang terpasang di wilayah perlintasan harimau dan terus dipantau pihak BBKSDA. "Kemarin, pernah ada warga yang melihat harimau, tapi kebetulan sedang tidak bawa hape, jadi tidak bisa diabadikan," ungkap Kenang.
Sementara Asisten I yang juga Plt Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Budhi Yuwono mengatakan, keluarnya harimau ke kampung, karena besar kemungkinan sudah tidak ada makanan di hutan. Harimau yang merupakan hewan dilindungi, harus dicarikan solusinya oleh BBKSDA. Sehingga tidak terjadi konflik dengan manusia.
Saat ini memang sudah masuk kampung dan memangsa ternak. Tentu gerak cepat memang harus dilakukan agar harimau tidak kembali ke kampung. "Kami yakin BBKSA punya solusi. Selain menyelamatkan harimau juga tidak ada korban lagi baik ternak maupun warga," ungkap Budhi.
Dari Pemkab Siak sendiri, pihaknya sudah berkoordinasi dengan camat dan perangkat desa agar lebih berhati-hati dan mengingatkan warga membatasi aktivitas, terutama di malam hari.
Camat Sungai Apit Wahyudi mengakui atas apa yang terjadi di Kampung Teluk Lanus. Bahkan menurutnya dia sudah melaporkan hal itu kepada Bupati Alfedri. "Kami menunggu aksi nyata dari BBKSA selaku pihak yang punya wewenang menangani masalah itu," ungkap Wahyudi.
Terkait warga, Wahyudi mengajak untuk membatasi aktivitas, terutama di malam hari, sampai ada kepastian dari BBKSDA bahwa harimau sudah kembali ke hutan dan tidak turun lagi ke kampung.
"Koordinasi terus kami lakukan. Kami ingin masyarakat di Teluk Lanus dapat segera beraktivitas seperti semula. Tidak ada kecemasan ketika bekerja terutama yang kebunnya berbatasan dengan hutan," jelasnya.(mng)