Selasa, 8 April 2025
spot_img

Sikap Kritis BEM UI Tak Boleh Dibalas Represif

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Guru Besar FISIP UIN Jakarta Din Syamsuddin memandang kritik yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilabelkan ‘The King of Lip Service’ merupakan sikap kritis bagi anak muda. Menurutnya, mahasiswa memang diajari berpikir kritis terhadap realitas kehidupan masyarakat.

“Itu hal biasa di kampus. Justru aneh kalau civitas akademika kehilangan daya kritis, apalagi cenderung membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar,” kata Din Syamsuddin dalam keterangannya, Selasa (29/6).

Din menyatakan, seharusnya pihak Rektorat UI tidak menyikapi sikap BEM UI secara represif dan otoriter. Begitu pula, pihak yang tidak setuju dengan pandangan BEM UI, sebaiknya ajukan argumen dan fakta tandingan.

Baca Juga:  8 Negara Siap Biayai Pembangunan Ibu Kota Negara

Bahkan menurut Din, pandangan BEM UI sebenarnya pandangan banyak orang. Namun, BEM UI memiliki keberanian moral untuk menyuarakannya.

“Hal itu harus dipuji, apalagi jika pandangan itu disertai bukti atau argumentasi. Itu sikap intelektual sejati,” ucap Din.

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menilai, upaya pembungkaman kritisisme mahasiswa hanya akan membangkitkan kritisisme kampus, yang selama ini sesungguhnya tidak mati dan tidak bisa dimatikan.

Sebagaimana diketahui, BEM UI melalui akun media sosial Twitter @BEMUI_Official memberikan label Presiden Jokowi dengan sebutan ‘King of Lip Service. Gelar ini diberikan, lantaran Jokowi dinilai tidak konsisten dalam setiap ucapannya.

“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” cuit BEM UI dalam akun media sosial Twitter.

Baca Juga:  Mediasi Konflik Lahan HGU

Pihak BEM UI dalam kicauannya menyatakan, setiap ucapan Jokowi tidak pernah konsisten. Menurutnya hal itu hanya janji di mulut saja.

Berdasarkan data KontraS yang dikutip BEM UI, terdapat 1.500 laporan kekerasan aparat kepada pendemo tolak UU Cipta Kerja terjadi. Hal ini yang mendasari para mahasiswa almamater kuning itu memberikan gelar ‘King of Lip Service’

“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk ‘lip service’ semata,” tandas cuitan BEM UI.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Guru Besar FISIP UIN Jakarta Din Syamsuddin memandang kritik yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilabelkan ‘The King of Lip Service’ merupakan sikap kritis bagi anak muda. Menurutnya, mahasiswa memang diajari berpikir kritis terhadap realitas kehidupan masyarakat.

“Itu hal biasa di kampus. Justru aneh kalau civitas akademika kehilangan daya kritis, apalagi cenderung membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar,” kata Din Syamsuddin dalam keterangannya, Selasa (29/6).

Din menyatakan, seharusnya pihak Rektorat UI tidak menyikapi sikap BEM UI secara represif dan otoriter. Begitu pula, pihak yang tidak setuju dengan pandangan BEM UI, sebaiknya ajukan argumen dan fakta tandingan.

Baca Juga:  Integrasi Perkebunan dan Perternakan Tingkatkan Populasi Ternak

Bahkan menurut Din, pandangan BEM UI sebenarnya pandangan banyak orang. Namun, BEM UI memiliki keberanian moral untuk menyuarakannya.

“Hal itu harus dipuji, apalagi jika pandangan itu disertai bukti atau argumentasi. Itu sikap intelektual sejati,” ucap Din.

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menilai, upaya pembungkaman kritisisme mahasiswa hanya akan membangkitkan kritisisme kampus, yang selama ini sesungguhnya tidak mati dan tidak bisa dimatikan.

Sebagaimana diketahui, BEM UI melalui akun media sosial Twitter @BEMUI_Official memberikan label Presiden Jokowi dengan sebutan ‘King of Lip Service. Gelar ini diberikan, lantaran Jokowi dinilai tidak konsisten dalam setiap ucapannya.

“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” cuit BEM UI dalam akun media sosial Twitter.

Baca Juga:  BNI Tegas soal Penerapan Prokes dalam Pelayanan dan Cairkan Bantuan

Pihak BEM UI dalam kicauannya menyatakan, setiap ucapan Jokowi tidak pernah konsisten. Menurutnya hal itu hanya janji di mulut saja.

Berdasarkan data KontraS yang dikutip BEM UI, terdapat 1.500 laporan kekerasan aparat kepada pendemo tolak UU Cipta Kerja terjadi. Hal ini yang mendasari para mahasiswa almamater kuning itu memberikan gelar ‘King of Lip Service’

“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk ‘lip service’ semata,” tandas cuitan BEM UI.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Sikap Kritis BEM UI Tak Boleh Dibalas Represif

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Guru Besar FISIP UIN Jakarta Din Syamsuddin memandang kritik yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilabelkan ‘The King of Lip Service’ merupakan sikap kritis bagi anak muda. Menurutnya, mahasiswa memang diajari berpikir kritis terhadap realitas kehidupan masyarakat.

“Itu hal biasa di kampus. Justru aneh kalau civitas akademika kehilangan daya kritis, apalagi cenderung membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar,” kata Din Syamsuddin dalam keterangannya, Selasa (29/6).

Din menyatakan, seharusnya pihak Rektorat UI tidak menyikapi sikap BEM UI secara represif dan otoriter. Begitu pula, pihak yang tidak setuju dengan pandangan BEM UI, sebaiknya ajukan argumen dan fakta tandingan.

Baca Juga:  Masuk Mesin Penggiling Kayu, Pekerja IKPP Tewas

Bahkan menurut Din, pandangan BEM UI sebenarnya pandangan banyak orang. Namun, BEM UI memiliki keberanian moral untuk menyuarakannya.

“Hal itu harus dipuji, apalagi jika pandangan itu disertai bukti atau argumentasi. Itu sikap intelektual sejati,” ucap Din.

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menilai, upaya pembungkaman kritisisme mahasiswa hanya akan membangkitkan kritisisme kampus, yang selama ini sesungguhnya tidak mati dan tidak bisa dimatikan.

Sebagaimana diketahui, BEM UI melalui akun media sosial Twitter @BEMUI_Official memberikan label Presiden Jokowi dengan sebutan ‘King of Lip Service. Gelar ini diberikan, lantaran Jokowi dinilai tidak konsisten dalam setiap ucapannya.

“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” cuit BEM UI dalam akun media sosial Twitter.

Baca Juga:  Ini Kata Polri soal FPI Berubah Jadi Front Persaudaraan Islam

Pihak BEM UI dalam kicauannya menyatakan, setiap ucapan Jokowi tidak pernah konsisten. Menurutnya hal itu hanya janji di mulut saja.

Berdasarkan data KontraS yang dikutip BEM UI, terdapat 1.500 laporan kekerasan aparat kepada pendemo tolak UU Cipta Kerja terjadi. Hal ini yang mendasari para mahasiswa almamater kuning itu memberikan gelar ‘King of Lip Service’

“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk ‘lip service’ semata,” tandas cuitan BEM UI.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Guru Besar FISIP UIN Jakarta Din Syamsuddin memandang kritik yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilabelkan ‘The King of Lip Service’ merupakan sikap kritis bagi anak muda. Menurutnya, mahasiswa memang diajari berpikir kritis terhadap realitas kehidupan masyarakat.

“Itu hal biasa di kampus. Justru aneh kalau civitas akademika kehilangan daya kritis, apalagi cenderung membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar,” kata Din Syamsuddin dalam keterangannya, Selasa (29/6).

Din menyatakan, seharusnya pihak Rektorat UI tidak menyikapi sikap BEM UI secara represif dan otoriter. Begitu pula, pihak yang tidak setuju dengan pandangan BEM UI, sebaiknya ajukan argumen dan fakta tandingan.

Baca Juga:  Cegah Karhutla, Semua Unsur Harus Bersinergi

Bahkan menurut Din, pandangan BEM UI sebenarnya pandangan banyak orang. Namun, BEM UI memiliki keberanian moral untuk menyuarakannya.

“Hal itu harus dipuji, apalagi jika pandangan itu disertai bukti atau argumentasi. Itu sikap intelektual sejati,” ucap Din.

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menilai, upaya pembungkaman kritisisme mahasiswa hanya akan membangkitkan kritisisme kampus, yang selama ini sesungguhnya tidak mati dan tidak bisa dimatikan.

Sebagaimana diketahui, BEM UI melalui akun media sosial Twitter @BEMUI_Official memberikan label Presiden Jokowi dengan sebutan ‘King of Lip Service. Gelar ini diberikan, lantaran Jokowi dinilai tidak konsisten dalam setiap ucapannya.

“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” cuit BEM UI dalam akun media sosial Twitter.

Baca Juga:  Ini Kata Polri soal FPI Berubah Jadi Front Persaudaraan Islam

Pihak BEM UI dalam kicauannya menyatakan, setiap ucapan Jokowi tidak pernah konsisten. Menurutnya hal itu hanya janji di mulut saja.

Berdasarkan data KontraS yang dikutip BEM UI, terdapat 1.500 laporan kekerasan aparat kepada pendemo tolak UU Cipta Kerja terjadi. Hal ini yang mendasari para mahasiswa almamater kuning itu memberikan gelar ‘King of Lip Service’

“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk ‘lip service’ semata,” tandas cuitan BEM UI.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari