Riau Belum Penuhi Target Turunkan Angka Covid-19

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan target Riau harus bisa menekan angka penyebaran Covid-19 dalam kurun waktu dua pekan. Ini dikatakan Jokowi dalam kunjungan kerjanya ke Bumi Lancang Kuning pada 19 Mei lalu. Namun sudah lebih dua pekan berlalu, target tersebut sepertinya belum terpenuhi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, Presiden memang memberi target dua pekan untuk menurunkan kasus Covid-19 di Riau. Namun target tersebut tidak terpenuhi.

- Advertisement -

"Sekarang sudah lewat dua pekan beliau dari Riau, namun angka kasus Covid-19 belum turun. Tentu kita akan terus berusaha, semua berusaha. Baik dari masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan, maupun wartawan, semua kita harus berusaha menurunkan kasus," kata Indra Yovi.

Namun demikian, lanjut Indra Yovi, meskipun Riau diberi target untuk menurunkan kasus, namun tidak membuat tim Satgas menurunkan tracing dan testing.

- Advertisement -

"In sya Allah kalau kami tidak pernah terbersit keinginan menurunkan testing supaya zonanya menjadi hijau. Di Satgas Provinsi Riau tidak seperti itu. Malahan kami mau menaikan jumlah testing dan tracing," ujarnya.

Dijelaskan Indra, testing dan tracing merupakan bagian utama dari memutus rantai penyebaran Covid-19. Untuk kewenangan testing dan tracing tersebut merupakan kewenangan pemerintah.

"Kalau treatment itu kami serahkan ke tenaga kesehatan. Tapi untuk menurunkan jumlah itu bukan domain dari tenaga kesehatan. Kami ada di hilirnya, dan hulunya harus dibereskan dulu," sebutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan, per Kamis (3/6) terdapat penambahan 400 pasien positif Covid-19. Dengan demikian, total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 61.502 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 471 pasien, sehingga total 53.866 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar dukanya, terdapat 13 pasien yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 1.628 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 996 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 5.012 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 6.008 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 4.110 orang dan yang isolasi di rumah sakit 133 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 88.704 meninggal dunia 288 orang.

"Untuk informasi lainnya, sampai saat ini laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 333.802 sampel swab pasien," ujarnya.

Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

48 Kelurahan Zona Merah, Enam RW PPKM Mikro
PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Kondisi penularan Covid-19 di Kota Pekanbaru belum juga membaik memasuki tiga bulan terakhir. Indikatornya, saat ini 48 dari 83 kelurahan masih dalam zona merah risiko penularan Covid-19. Dari jumlah ini, di enam rukun warga (RW) diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

Masih tingginya angka penderita Covid-19 di Pekanbaru dapat terlihat dari rilis data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru. Per Rabu (2/6) total konfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru sudah berada di angka 27.131 kasus dengan 529 di antaranya meninggal dunia. Saat ini pula ada 2.370 kasus aktif yang sedang ditangani.

Saat ini pula di Pekanbaru, ada enam RW yang menerapkan PPKM. Indikatornya, banyak rumah yang terdapat kasus Covid-19. Tiga RW ada di Kecamatan Rumbai. RW tersebut yakni RW 1 dan RW 6 di Kelurahan Limbungan Baru. Satu RW lagi yakni RW 3 di Kelurahan Umban Sari.

Ada juga RW 6 di Kelurahan Sukamulya (Kecamatan Sail), RW 5 di Kelurahan Lembah Sari (Kecamatan Rumbai Timur) dan RW 10 di Kelurahan Sidomulyo Barat (Kecamatan Tuah Madani). Rencananya pemberlakuan PPKM di RW tersebut hingga Ahad (6/6) nanti.

Di Pekanbaru, 48 kelurahan yang masuk zona merah penyebaran Covid-19 dengan risiko tinggi ini adalah hasil pemetaan Diskes Kota Pekanbaru  30 Mei kemarin dan akan berlaku hingga 5 Juni besok.

Terpetakan, di samping 48 zona merah, ada  15 zona orange dengan resiko sedang, 15 zona kuning dengan resiko rendah dan hanya lima zona hijau yang tak terdampak.

Berdasarkan pemetaan di atas, berdasarkan tren penambahannya, sudah memasuki bulan ketiga kondisi belum membaik. Pada pemetaan pekan lalu, yang berlaku 23 hingga 29 Mei,  dari 83 kelurahan yang ada, 43 di antaranya adalah zona merah penyebaran Covid-19, yakni terdapat di atas 10 kasus positif aktif per kelurahannya. Kemudian 12 kelurahan zona oranye, dan 23 kelurahan zona kuning. Di Pekanbaru saat ini hanya lima kelurahan masuk dalam zona hijau yang tidak terdampak Covid-19.

Sedangkan pada 16 Mei hingga 22 Mei lalu, ada 40 dan 83 kelurahan di Pekanbaru masih berada dalam zona merah. Dan hanya 11 kelurahan yang berada di zona hijau atau tidak terdampak. Kondisi ini menunjukkan dibandingkan pekan sebelumnya, kondisi penyebaran Covid-19 di Pekanbaru belum membaik.

Ditarik ke belakang, berdasarkan pemetaan risiko kelurahan ini, di akhir Maret zona merah hanya ada di 13 Kelurahan, maka di pekan kedua April sudah 32 kelurahan, meningkat lebih dua kali lipat. Zona merah ini di pekan ketiga April sempat turun menjadi 28 kelurahan. Memasuki pekan terakhir April lonjakan terjadi ke angka 39 kelurahan. Dan di awal Mei berada di angka 44 kelurahan.

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Kamis (3/6) tak menampik angka penambahan kasus masih tinggi.

"Jumlah penambahan kasus masih tinggi," ucapnya.

Dia menekankan, semua pihak bisa bekerja sama dalam menekan jumlah kasus. Salah satunya, mengoptimalkan vaksinasi massal. Apalagi banyak pihak yang ikut ambil bagian dalam percepatan pemberian vaksin.

"Ada banyak organisasi ikut berperan, ada paguyuban hingga asosiasi, bisa mengajak anggotanya ikut vaksinasi," jelasnya.

Dalam pada itu, terkait enam RW yang saat ini diterapkan PPKM mikro, Asisten I Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Drs H Azwan MSi menyebut, ada kenaikan dari pekan sebelumnya. "Ada peningkatan dari pekan lalu, pada pekan lalu hanya satu RW yang menggelar PPKM," kata dia.

Kenaikan masih terjadi, sambungnya, karena masih banyak masyarakat abai. Mereka mengabaikan protokol kesehatan mencegah covid-19 saat beraktivitas.

"Aparat gabungan sudah berupaya optimal setiap hari mengingatkan masyarakat. Kita juga melakukan pengawasan di pusat keramaian. Kami ajak masyarakat untuk tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan," urainya.

Pemberlakuan PPKM saat ini akan sama dengan yang sebelumnya sudah diterapkan. Jika masyarakat masih abai, langkah lebih lanjut bisa diterapkan. "Sama dan akan lebih keras lagi. Ke depan tidak tertutup kemungkinan lockdown skala RW kalau masyarakat tetap abai," ujarnya.(sol/ali)

 

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan target Riau harus bisa menekan angka penyebaran Covid-19 dalam kurun waktu dua pekan. Ini dikatakan Jokowi dalam kunjungan kerjanya ke Bumi Lancang Kuning pada 19 Mei lalu. Namun sudah lebih dua pekan berlalu, target tersebut sepertinya belum terpenuhi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, Presiden memang memberi target dua pekan untuk menurunkan kasus Covid-19 di Riau. Namun target tersebut tidak terpenuhi.

"Sekarang sudah lewat dua pekan beliau dari Riau, namun angka kasus Covid-19 belum turun. Tentu kita akan terus berusaha, semua berusaha. Baik dari masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan, maupun wartawan, semua kita harus berusaha menurunkan kasus," kata Indra Yovi.

Namun demikian, lanjut Indra Yovi, meskipun Riau diberi target untuk menurunkan kasus, namun tidak membuat tim Satgas menurunkan tracing dan testing.

"In sya Allah kalau kami tidak pernah terbersit keinginan menurunkan testing supaya zonanya menjadi hijau. Di Satgas Provinsi Riau tidak seperti itu. Malahan kami mau menaikan jumlah testing dan tracing," ujarnya.

Dijelaskan Indra, testing dan tracing merupakan bagian utama dari memutus rantai penyebaran Covid-19. Untuk kewenangan testing dan tracing tersebut merupakan kewenangan pemerintah.

"Kalau treatment itu kami serahkan ke tenaga kesehatan. Tapi untuk menurunkan jumlah itu bukan domain dari tenaga kesehatan. Kami ada di hilirnya, dan hulunya harus dibereskan dulu," sebutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan, per Kamis (3/6) terdapat penambahan 400 pasien positif Covid-19. Dengan demikian, total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 61.502 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 471 pasien, sehingga total 53.866 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar dukanya, terdapat 13 pasien yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 1.628 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 996 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 5.012 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 6.008 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 4.110 orang dan yang isolasi di rumah sakit 133 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 88.704 meninggal dunia 288 orang.

"Untuk informasi lainnya, sampai saat ini laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 333.802 sampel swab pasien," ujarnya.

Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

48 Kelurahan Zona Merah, Enam RW PPKM Mikro
PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Kondisi penularan Covid-19 di Kota Pekanbaru belum juga membaik memasuki tiga bulan terakhir. Indikatornya, saat ini 48 dari 83 kelurahan masih dalam zona merah risiko penularan Covid-19. Dari jumlah ini, di enam rukun warga (RW) diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

Masih tingginya angka penderita Covid-19 di Pekanbaru dapat terlihat dari rilis data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru. Per Rabu (2/6) total konfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru sudah berada di angka 27.131 kasus dengan 529 di antaranya meninggal dunia. Saat ini pula ada 2.370 kasus aktif yang sedang ditangani.

Saat ini pula di Pekanbaru, ada enam RW yang menerapkan PPKM. Indikatornya, banyak rumah yang terdapat kasus Covid-19. Tiga RW ada di Kecamatan Rumbai. RW tersebut yakni RW 1 dan RW 6 di Kelurahan Limbungan Baru. Satu RW lagi yakni RW 3 di Kelurahan Umban Sari.

Ada juga RW 6 di Kelurahan Sukamulya (Kecamatan Sail), RW 5 di Kelurahan Lembah Sari (Kecamatan Rumbai Timur) dan RW 10 di Kelurahan Sidomulyo Barat (Kecamatan Tuah Madani). Rencananya pemberlakuan PPKM di RW tersebut hingga Ahad (6/6) nanti.

Di Pekanbaru, 48 kelurahan yang masuk zona merah penyebaran Covid-19 dengan risiko tinggi ini adalah hasil pemetaan Diskes Kota Pekanbaru  30 Mei kemarin dan akan berlaku hingga 5 Juni besok.

Terpetakan, di samping 48 zona merah, ada  15 zona orange dengan resiko sedang, 15 zona kuning dengan resiko rendah dan hanya lima zona hijau yang tak terdampak.

Berdasarkan pemetaan di atas, berdasarkan tren penambahannya, sudah memasuki bulan ketiga kondisi belum membaik. Pada pemetaan pekan lalu, yang berlaku 23 hingga 29 Mei,  dari 83 kelurahan yang ada, 43 di antaranya adalah zona merah penyebaran Covid-19, yakni terdapat di atas 10 kasus positif aktif per kelurahannya. Kemudian 12 kelurahan zona oranye, dan 23 kelurahan zona kuning. Di Pekanbaru saat ini hanya lima kelurahan masuk dalam zona hijau yang tidak terdampak Covid-19.

Sedangkan pada 16 Mei hingga 22 Mei lalu, ada 40 dan 83 kelurahan di Pekanbaru masih berada dalam zona merah. Dan hanya 11 kelurahan yang berada di zona hijau atau tidak terdampak. Kondisi ini menunjukkan dibandingkan pekan sebelumnya, kondisi penyebaran Covid-19 di Pekanbaru belum membaik.

Ditarik ke belakang, berdasarkan pemetaan risiko kelurahan ini, di akhir Maret zona merah hanya ada di 13 Kelurahan, maka di pekan kedua April sudah 32 kelurahan, meningkat lebih dua kali lipat. Zona merah ini di pekan ketiga April sempat turun menjadi 28 kelurahan. Memasuki pekan terakhir April lonjakan terjadi ke angka 39 kelurahan. Dan di awal Mei berada di angka 44 kelurahan.

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Kamis (3/6) tak menampik angka penambahan kasus masih tinggi.

"Jumlah penambahan kasus masih tinggi," ucapnya.

Dia menekankan, semua pihak bisa bekerja sama dalam menekan jumlah kasus. Salah satunya, mengoptimalkan vaksinasi massal. Apalagi banyak pihak yang ikut ambil bagian dalam percepatan pemberian vaksin.

"Ada banyak organisasi ikut berperan, ada paguyuban hingga asosiasi, bisa mengajak anggotanya ikut vaksinasi," jelasnya.

Dalam pada itu, terkait enam RW yang saat ini diterapkan PPKM mikro, Asisten I Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Drs H Azwan MSi menyebut, ada kenaikan dari pekan sebelumnya. "Ada peningkatan dari pekan lalu, pada pekan lalu hanya satu RW yang menggelar PPKM," kata dia.

Kenaikan masih terjadi, sambungnya, karena masih banyak masyarakat abai. Mereka mengabaikan protokol kesehatan mencegah covid-19 saat beraktivitas.

"Aparat gabungan sudah berupaya optimal setiap hari mengingatkan masyarakat. Kita juga melakukan pengawasan di pusat keramaian. Kami ajak masyarakat untuk tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan," urainya.

Pemberlakuan PPKM saat ini akan sama dengan yang sebelumnya sudah diterapkan. Jika masyarakat masih abai, langkah lebih lanjut bisa diterapkan. "Sama dan akan lebih keras lagi. Ke depan tidak tertutup kemungkinan lockdown skala RW kalau masyarakat tetap abai," ujarnya.(sol/ali)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya