PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Pelalawan kembali meluas. Pada Senin (29/9) siang, satelit Terra dan Aqua kembali menemukan 4 titik panas (hot spot) muncul di Negeri Seiya Sekata. Dan dari jumlah itu, 1 hot spot dengan confidence di atas 70 persen telah berubah menjadi titik api (fire spot) yang membakar lahan seluas 30 hektare dari sebelumnya lahan 20 hektare.
Lokasi ini tepatnya di Desa Penarikan Kecamatan Langgam. Kobaran api serta kepulan asap tebal terlihat jelas di lokasi itu. Hal ini menyebabkan mata perih dan aroma yang menusuk hidung. Puluhan personel gabungan pun terlihat masih berjibaku memadamkan api. Namun, pasokan air yang cukup jauh dijangkau serta tidak adanya akses darat yang dapat ditempuh kendaraan, sehingga menyebabkan personel kesulitan melakukan pemadaman.
Belum lagi kondisi angin yang bertiup kencang, sehingga kobaran api sangat sulit dipadamkan dalam waktu cepat, meski telah dibantu pemadaman melalui darat dan udara (water bombing). Alhasil, pemadaman api pun terpaksa harus dilakukan secara manual agar kobaran api tidak meluas.
Kepala Satpol PP dan Damkar Pelalawan Drs H Abu Bakar FE Map saat dihubungi Riau Pos mengatakan, pihaknya cukup kesulitan memadamkan api karena pasokan air sulit dijangkau atau cukup jauh dari lokasi kebakaran.
"Personel gabungan harus berjalan kaki sejauh 3 km untuk dapat menjangkau pasokan air. Dan upaya pemadaman api ini telah kami lakukan sejak sepekan terakhir hingga saat ini. Personel gabungan telah menginap di lokasi untuk memadamkan api dan memantau perkembangan api agar tidak meluas. Namun untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran api, maka tim gabungan berupaya melakukan isolasi atau penyekatan agar kebakaran tidak meluas," ujar Abu Bakar, Senin (29/7).(amn/sol/esi)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Pelalawan kembali meluas. Pada Senin (29/9) siang, satelit Terra dan Aqua kembali menemukan 4 titik panas (hot spot) muncul di Negeri Seiya Sekata. Dan dari jumlah itu, 1 hot spot dengan confidence di atas 70 persen telah berubah menjadi titik api (fire spot) yang membakar lahan seluas 30 hektare dari sebelumnya lahan 20 hektare.
Lokasi ini tepatnya di Desa Penarikan Kecamatan Langgam. Kobaran api serta kepulan asap tebal terlihat jelas di lokasi itu. Hal ini menyebabkan mata perih dan aroma yang menusuk hidung. Puluhan personel gabungan pun terlihat masih berjibaku memadamkan api. Namun, pasokan air yang cukup jauh dijangkau serta tidak adanya akses darat yang dapat ditempuh kendaraan, sehingga menyebabkan personel kesulitan melakukan pemadaman.
- Advertisement -
Belum lagi kondisi angin yang bertiup kencang, sehingga kobaran api sangat sulit dipadamkan dalam waktu cepat, meski telah dibantu pemadaman melalui darat dan udara (water bombing). Alhasil, pemadaman api pun terpaksa harus dilakukan secara manual agar kobaran api tidak meluas.
Kepala Satpol PP dan Damkar Pelalawan Drs H Abu Bakar FE Map saat dihubungi Riau Pos mengatakan, pihaknya cukup kesulitan memadamkan api karena pasokan air sulit dijangkau atau cukup jauh dari lokasi kebakaran.
- Advertisement -
"Personel gabungan harus berjalan kaki sejauh 3 km untuk dapat menjangkau pasokan air. Dan upaya pemadaman api ini telah kami lakukan sejak sepekan terakhir hingga saat ini. Personel gabungan telah menginap di lokasi untuk memadamkan api dan memantau perkembangan api agar tidak meluas. Namun untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran api, maka tim gabungan berupaya melakukan isolasi atau penyekatan agar kebakaran tidak meluas," ujar Abu Bakar, Senin (29/7).(amn/sol/esi)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos