PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau di Kota Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan, pada April 2021 di Riau terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,39 pada Maret 2021 menjadi 105,55 pada April 2021.
"Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,37 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 2,30 persen,"kata Kepala BPS Riau Misfaruddin, Senin (3/5).
Dikatakannya, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya lima indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,74 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,28 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,23 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen.
"Di sisi lain dua kelompok mengalami deflasi yaitu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok transportasi masing-masing sebesar -0,01 persen. Sedangkan empat kelompok lain relatif stabil dibanding bulan sebelumnya yaitu, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran,"ungkap Misfaruddin.
Misfaruddin menuturkan, beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan harga pada April 2021, antara lain, ayam hidup, emas perhiasan, ikan tongkol, daging sapi, minyak goreng, wortel, daun bawang, daging ayam ras, rokok kretek filter, udang basah, shampo, bawang merah, cumi-cumi, jengkol, dan lain-lain. "Sementara komoditas yang memberikan andil penurunan harga, antara lain cabai merah, kol putih, telur ayam ras, cabai rawit, apel, dan lain-lain,"ujarnya.
Lebih lanjut, pada bulan April 2021 dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,31, Kota Dumai sebesar 0,24 persen dengan IHK 106,18 dan Kota Tembilahan sebesar 0,39 persen dengan IHK 106,81.
Di Kota Pekanbaru terdapat enam kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada April 2021 yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,05 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,04 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil sebesar 0,01 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, dan kelompok transportasi dengan andil masing-masing sebesar 0,003 persen, dan kelompok kesehatan dengan andil sebesar 0,001 persen.
Sementara itu satu kelompok memberikan andil deflasi yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil sebesar -0,001 persen. Sedangkan empat kelompok lainnya tidak mengalami inflasi/deflasi yaitu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, tujuh belas kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertiggi terjadi di Kota Padang Sidempuan sebesar 0,61 persen, diikuti oleh Kota Gunung Sitoli sebesar 0,59 persen dan Kota Meulaboh sebesar 0,54 persen. Sementara itu deflasi terjadi di tujuh kota, dengan deflasi tertinggi yaitu di Kota Tanjung Pinang sebesar -0,36 persen, diikuti Kota Jambi sebesar -0,35 persen dan Kota Bungo sebesar -0,26 persen.(anf)