JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Paris Saint-Germain (PSG) sudah menjejakkan kaki ke babak semifinal Liga Champions. Namun mereka terbilang lemah di kandang. PSG sudah berada di semifinal dengan perjalanan yang luar biasa. Neymar dan kawan-kawan menaklukkan Barcelona dan Bayern Munchen untuk bisa sampai ke babak empat besar.
Meski tampil gemilang, PSG menunjukkan catatan kurang impresif perihal laga kandang di Liga Champions musim ini. Dari total lima laga kandang, PSG hanya mampu meraih dua kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan.
Dua kemenangan PSG di Parc des Princes didapat atas RB Leipzig (1-0) dan Istanbul Basaksehir (5-1). Sedangkan kekalahan kandang perdana didapat saat mereka menjamu Manchester United di babak penyisihan dengan skor 1-2.
Masuk ke fase knock out, PSG tidak mampu memaksimalkan laga kandang. Setelah menang 4-1 atas Barcelona di Camp Nou, PSG hanya mampu bermain imbang 1-1 di kandang.
Hal serupa terjadi di duel lawan Bayern. Usai mencuri kemenangan 3-2 di Allianz Arena, Kylian Mbappe dkk justru kalah 0-1 di kandang. PSG bisa lolos dengan keunggulan agresivitas gol tandang, 3-3.
Dalam dua laga di fase knock out, PSG selalu memainkan laga kandang di leg kedua. Kemenangan tandang di leg pertama otomatis ikut mempengaruhi pendekatan PSG terhadap pertandingan di kandang yaitu berupaya fokus mempertahankan keunggulan yang telah diperoleh dan bermain lebih hati-hati.
Di babak semifinal, PSG akan menghadapi pemenang Borussia Dortmund vs Manchester City. Saat ini City mengantongi keunggulan 2-1 dari leg pertama dan bersiap bertindak sebagai tim tamu di laga leg kedua, Kamis (14/4/2021) dini hari WIB.
"Mengalahkan Bayern Muenchen adalah momen yang luar biasa. Kami lolos dari gelombang gempuran mereka. Semestinya kami menang, tapi tiang gawang membuat Neymar frustasi," ujar pelatih PSG, Mauricio Pochettino seperti dilansir France Football.
Dalam pertandingan tersebut, dua peluang emas Neymar Jr mengenai mistar dan tiang gawan, plus beberapa peluang Mbappe dan pemain lainnya yang berhasil diredam pertahanan Bayern.
Statistik Unik
Namun, di luar hal itu, PSG didukung statistik menarik soal Bayern. Dalam delapan dari sembilan musim terakhir, juara Liga Champions adalah Bayern atau tim yang mengalahkan Bayern dalam perjalanan di fase knock out. Satu-satunya kegagalan tim pemenang duel lawan Bayern adalah Atletico Madrid di musim 2015-2016.
Saat itu Atletico menang agresivitas gol tandang lawan Bayern dan lolos ke final Liga Champions. Namun di babak final, Atletico kalah adu penalti dari Real Madrid. Di luar kegagalan Atletico, semua penakluk Bayern selalu keluar sebagai juara.
Chelsea juara Liga Champions setelah mengalahkan Bayern di final Liga Champions 2011/2012. Madrid yang jadi juara di 2013/2014 dan Barcelona yang menang di 2014/2015 sama-sama mengalahkan Bayern di babak semifinal.
Setelah jadi juara Liga Champions 2015/2016, Madrid melengkapi catatan hattrick Liga Champions dengan memenangkan dua gelar Liga Champions di dua musim berikutnya. Dalam perjalanan tersebut, Madrid selalu melangkahi Bayern yaitu di perempatfinal (2016/2017) dan semifinal (2017/2018).
Sedangkan di musim 2018/2019, giliran Liverpool yang mampu jadi juara Liga Champions dengan menjadikan Bayern sebagai salah satu korbannya.
The Reds menang agregat 3-1 atas Bayern di babak 16 besar dan terus melaju ke partai final. Di babak final, Liverpool menyingkirkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0.
Dalam sembilan musim terakhir, Bayern sendiri dua kali juara Liga Champions yaitu pada musim 2013/2014 dan 2019/2020.
Sumber: AFP/News/France Football
Editor: Hary B Koriun