Sabtu, 6 Desember 2025
spot_img

Agar Terbentuk Kekebalan Tubuh Optimal, Tunda Kehamilan Selama Vaksinasi Covid-19

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kelompok ibu hamil tidak termasuk kelompok uji klinis vaksin Covid-19. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan vaksinasi bisa dipertimbangan pemberiannya kepada ibu hamil dan menyusui yang berisiko tinggi tertular Covid-19 seperti petugas kesehatan, dan memiliki kondisi kesehatan lain yang bisa memburuk bila tertular.

Namun, menurut dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Siloam Hospitals Balikpapan, I Wayan Sumo Yoga, ada syarat khusus untuk pemberian vaksin tersebut. "Namun, keputusan itu (vaksinasi) bersifat individual dan harus didiskusikan dengan petugas kesehatan yang merawat," kata dokter Yoga dalam webinar kesehatan baru-baru ini.

Selain itu, sambungnya, rekomendasi perkumpulan dokter kebidanan dan kandungan Indonesia (POGI) juga menyatakan ibu hamil belum direkomendasikan divaksin Covid-19. Ditambah belum ada penelitian para ahli yang melibatkan ibu hamil untuk menerima vaksin covid-19.

Baca Juga:  Tiba di Jakarta, 238 WNI dari Natuna Bungkam

"Belum ada bukti ilmiahnya," imbuhnya.

Sementara itu, terkait ibu menyusui, kata dokter Yoga, belum ada data bahwa vaksin Covid-19 dikeluarkan melalui air susu ibu (ASI).

Namun, pertimbangan manfaat menyusui harus dikedepankan sejalan dengan kebutuhan klinis ibu menyusui tersebut untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Lantas bagaimana melindungi ibu hamil dan menyusui yang termasuk populasi rentan?. Menurutnya, cara terbaik dengan mematuhi protokol kesehatan, serta suami dan anggota keluarga dewasa di rumah segera divaksinasi.

Wayan juga menyarankan kaum perempuan yang berencana mengikuti program kehamilan sebaiknya menunda paling lama 4 pekan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

"Agar terbentuk kekebalan tubuh yang optimal," terangnya. Bagi ibu menyusui yang terinfeksi Covid-19, menurutnya hingga saat ini belum terdeteksi virus Covid-19 dikeluarkan melalui ASI.

Baca Juga:  Rencana Pemadaman Bergilir Dibatalkan

Oleh karena itu, WHO menyampaikan bahwa ASI tetap diberikan dengan tetap jalani protokol kesehatan. "Jika ibu terinfeksi Covid dengan gejala berat, ASI bisa diberikan dengan metode diperah," tegas dokter Yoga.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kelompok ibu hamil tidak termasuk kelompok uji klinis vaksin Covid-19. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan vaksinasi bisa dipertimbangan pemberiannya kepada ibu hamil dan menyusui yang berisiko tinggi tertular Covid-19 seperti petugas kesehatan, dan memiliki kondisi kesehatan lain yang bisa memburuk bila tertular.

Namun, menurut dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Siloam Hospitals Balikpapan, I Wayan Sumo Yoga, ada syarat khusus untuk pemberian vaksin tersebut. "Namun, keputusan itu (vaksinasi) bersifat individual dan harus didiskusikan dengan petugas kesehatan yang merawat," kata dokter Yoga dalam webinar kesehatan baru-baru ini.

Selain itu, sambungnya, rekomendasi perkumpulan dokter kebidanan dan kandungan Indonesia (POGI) juga menyatakan ibu hamil belum direkomendasikan divaksin Covid-19. Ditambah belum ada penelitian para ahli yang melibatkan ibu hamil untuk menerima vaksin covid-19.

Baca Juga:  Hyun Bin, Yoo Hae Jin, dan Daniel Henney Bermain di "Confidential Assignment 2"

"Belum ada bukti ilmiahnya," imbuhnya.

Sementara itu, terkait ibu menyusui, kata dokter Yoga, belum ada data bahwa vaksin Covid-19 dikeluarkan melalui air susu ibu (ASI).

- Advertisement -

Namun, pertimbangan manfaat menyusui harus dikedepankan sejalan dengan kebutuhan klinis ibu menyusui tersebut untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Lantas bagaimana melindungi ibu hamil dan menyusui yang termasuk populasi rentan?. Menurutnya, cara terbaik dengan mematuhi protokol kesehatan, serta suami dan anggota keluarga dewasa di rumah segera divaksinasi.

Wayan juga menyarankan kaum perempuan yang berencana mengikuti program kehamilan sebaiknya menunda paling lama 4 pekan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

- Advertisement -

"Agar terbentuk kekebalan tubuh yang optimal," terangnya. Bagi ibu menyusui yang terinfeksi Covid-19, menurutnya hingga saat ini belum terdeteksi virus Covid-19 dikeluarkan melalui ASI.

Baca Juga:  MA Makin Sering Korting Hukuman Koruptor

Oleh karena itu, WHO menyampaikan bahwa ASI tetap diberikan dengan tetap jalani protokol kesehatan. "Jika ibu terinfeksi Covid dengan gejala berat, ASI bisa diberikan dengan metode diperah," tegas dokter Yoga.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kelompok ibu hamil tidak termasuk kelompok uji klinis vaksin Covid-19. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan vaksinasi bisa dipertimbangan pemberiannya kepada ibu hamil dan menyusui yang berisiko tinggi tertular Covid-19 seperti petugas kesehatan, dan memiliki kondisi kesehatan lain yang bisa memburuk bila tertular.

Namun, menurut dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Siloam Hospitals Balikpapan, I Wayan Sumo Yoga, ada syarat khusus untuk pemberian vaksin tersebut. "Namun, keputusan itu (vaksinasi) bersifat individual dan harus didiskusikan dengan petugas kesehatan yang merawat," kata dokter Yoga dalam webinar kesehatan baru-baru ini.

Selain itu, sambungnya, rekomendasi perkumpulan dokter kebidanan dan kandungan Indonesia (POGI) juga menyatakan ibu hamil belum direkomendasikan divaksin Covid-19. Ditambah belum ada penelitian para ahli yang melibatkan ibu hamil untuk menerima vaksin covid-19.

Baca Juga:  Tiba di Jakarta, 238 WNI dari Natuna Bungkam

"Belum ada bukti ilmiahnya," imbuhnya.

Sementara itu, terkait ibu menyusui, kata dokter Yoga, belum ada data bahwa vaksin Covid-19 dikeluarkan melalui air susu ibu (ASI).

Namun, pertimbangan manfaat menyusui harus dikedepankan sejalan dengan kebutuhan klinis ibu menyusui tersebut untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Lantas bagaimana melindungi ibu hamil dan menyusui yang termasuk populasi rentan?. Menurutnya, cara terbaik dengan mematuhi protokol kesehatan, serta suami dan anggota keluarga dewasa di rumah segera divaksinasi.

Wayan juga menyarankan kaum perempuan yang berencana mengikuti program kehamilan sebaiknya menunda paling lama 4 pekan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

"Agar terbentuk kekebalan tubuh yang optimal," terangnya. Bagi ibu menyusui yang terinfeksi Covid-19, menurutnya hingga saat ini belum terdeteksi virus Covid-19 dikeluarkan melalui ASI.

Baca Juga:  Hyun Bin, Yoo Hae Jin, dan Daniel Henney Bermain di "Confidential Assignment 2"

Oleh karena itu, WHO menyampaikan bahwa ASI tetap diberikan dengan tetap jalani protokol kesehatan. "Jika ibu terinfeksi Covid dengan gejala berat, ASI bisa diberikan dengan metode diperah," tegas dokter Yoga.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari