Jumat, 22 November 2024

Dari Semburan Pasir Menjadi Kubangan

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Semburan gas bercampur lumpur di area Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan, Jalan Abdurrahman, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru semakin besar. Awalnya berukuran sebesar pipa 6 inci.

Kurang dari 24 jam, lubang sudah menganga melebihi ukuran toren air yang berdiri tepat di sebelahnya. Beberapa bangunan di sekitar hancur karena tertimpa bebatuan. Beruntung, pengelola ponpes telah mengungsikan santri serta tenaga pengajar yang berada di sana.

- Advertisement -

Tiga bangunan yang terdapat di Popes Al Ihsan hancur. Rangka atap yang terbuat dari baja ringan ambruk. Lumpur berwarna abu-abu pekat, menutupi hampir sebagian areal ponpes. Termasuk pokok sawit yang berjejer beberapa meter di belakang bangunan. Semburan gas bercampur lumpur masih berlangsung ketika Riau Pos berada di lokasi, Jumat (5/2) siang.

Tinggi semburan kurang lebih mencapai 5 meter. Sedangkan lumpur yang dikeluarkan mengalir hingga 100 meter ke berbagai arah. Di lokasi, petugas berwenang telah memasang garis batas. Jaraknya sekitar 70 meter dari titik sembur. Penggali sumur bor di lokasi bernama Ramadhan bercerita, dirinya bersama beberapa teman memang melakukan penggalian sumur pada titik sembur. Kedalamannya mencapai 119 meter. Setelah digali, tiba-tiba saja menyembur pasir halus dari dalam lubang.

"Bunyinya seperti gemuruh. Kami langsung berhenti kerja dan lari meninggalkan galian," ungkap Ramadhan.

- Advertisement -

Awal kejadian, lanjut dia, tinggi semburan pasir halus hanya sekitar 2-3 meter. Belum ada keluar lumpur seperti yang terjadi saat ini. Namun lama kelamaan, tingginya mulai mencapai belasan meter. Serta mulai mengeluarkan serupa cairan padat berwarna abu-abu. Sesekali juga melontarkan benda keras seperti batu.

Hal itulah yang kemudian menyebabkan bangunan ponpes hancur. Bahkan sampai membuat atap yang memiliki rangka baja ringan, roboh.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah Ponpes Al Ihsan, Untung Wahyudi bercerita pihaknya sempat mendengar bunyi gemuruh yang berasal dari lokasi galian sumur. Seketika, aktivitas belajar mengajar terhenti.

Melihat ada semburan pasir dan debu dari titik galian, dirinya bersama staf pengajar lain langsung mengambil tindakan. Yakni dengan mengevakuasi santri ke areal masjid yang berada cukup jauh. Setelah semua dirasa aman, barulah dirinya menelepon pihak berwajib.

Baca Juga:  Renovasi Pasar Bawah Selesai Akhir Tahun

"Setelah ditelepon datang orang dari pipa gas. Ada juga dari bapak TNI," imbuhnya.

Diakui dia, pihaknya memang tengah membuat galian sumur bor di sekitar lokasi. Mengingat kondisi air yang ada saat itu kurang bersih. Termasuk juga air yang terdapat pada danau di sekitar areal ponpes. Atas kejadian itu, Untung menyebut pihaknya terpaksa mengungsikan 34 orang santri ke Ponpes Al Ihsan, Cabang Kubang Raya. Termasuk juga melakukan evakuasi terhadap barang-barang yang ada di dalam bangunan. Proses pemindahan berlangsung mulai dari waktu semburan pertama kali, hingga malam harinya.

"Pascakejadian tersebut, sebanyak 34 orang santri langsung kami ungsikan ke Ponpes Al Ihsan Kubang Raya dimulai dari siang pasca kejadian hingga malam hari. Bangunan yang terkena (hancur) itu merupakan bangunan kelas belajar dan asrama santri," tambahnya.

Rusak Parah
Akibat semburan lumpur sejak Kamis (4/2) siang hingga Jumat (5/2) membuat sejumlah bangunan asrama dan lokal di Ponpes Al Ihsan, Tenayan Raya rusak parah. Tak layak pakai. Begitu juga fasilitas mengajar para santri.

Tidak itu saja, beberapa pohon sawit yang berada di sekitar semburan juga mati. Bahkan, akibat dari semburan lumpur yang terus terjadi membuat area sekitar lokasi dipenuhi lumpur. Baik itu yang masih basah maupun lumpur yang telah mengering berwarna abu-abu.

Agar situasi dan kondisi bisa terus terpantau, tim dari Tagana disiagakan di lokasi tersebut sembari membantu pengurus ponpes mengevakuasi barang-barang yang masih ada di asrama maupun di lokal Ponpes Al Ihsan.

Salah seorang petugas Tagana, Sodi mengungkapkan, kemarin tim Tagana tengah melakukan evakuasi barang-barang yang ada di Ponpes Al-Ihsan.

"Selain membantu melakukan evakuasi barang-barang yang ada di sini, kami juga terus memantau situasi dan kondisi yang terjadi," ujar Sodi kepada Riau Pos, Jumat (5/2).

Menurutnya, berdasarkan dari hasil pemantauannya tim Tagana di lokasi kejadian, sejak Kamis (4/20 malam hingga saat ini semburannya memang sedikit berkurang.

"Kalau dibanding yang terjadi malam tadi (Kamis, red) dengan saat ini. Sekarang semburan lumpurnya sedikit berkurang,"ungkapnya.

Untuk itu pihaknya saat ini sangat memerlukan tenda agar tim bisa berteduh untuk memantau perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.

Baca Juga:  Manfaatkan Bulan Penuh Ampunan

Di waktu yang sama, menurut Dan Pos Ramil Tenayan Raya Kodim 0331 Peltu Ferry H Siburian mengatakan, kejadian semburan gas di ponpes itu masih dalam upaya penyelidikan. Sebab, ditempatnya bekerja sudah lima kali gas alam keluar.

"Ini yang kelima kalinya terjadi semburan gas di wilayah kami. Dulu sudah ada kejadian serupa. Biasanya dalam tiga hari berhenti sendiri. Namun, untuk saat ini masih dipantau sampai kapan selesainya," ujarnya.

Keberadaan Ponpes Al Ihsan di Tenayan Raya jauh dari pemukiman masyarakat. Lokasi area sekitar ponpes merupakan perkebunan kelapa sawit dengan kondisi tanah yang tidak rata. Posisi bangunan asrama dan kelas para santri ada yang di bawah dan ada yang di atas.  Sementara titik lokasi semburan berada di atas tepatnya di samping tangki air. Di antara asrama dan kelas.

Dipasang Police Line dan Ditutup
Banyak pihak turun ke lokasi memastikan apakah lumpur mengandung gas berbahaya atau tidak. Hal itu lantaran, beberapa butiran batu yang dikhawatirkan mirip lapindo. Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya melalui Kapolsek Tenayan Raya AKP Manapar Situmeang pun memberi tanggapan. Menurutnya, begitu mendapat laporan pihaknya langsung ke TKP.

"Kami sudah ke TKP, memasang garis polisi dan cetak spanduk imbauan serta berkoordinasi dengan pihak terkait," sebutnya.

Pihak yang dihubungi menurutnya seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLKH), Meteorologi, serta BPBD. Sementara yang pertama kali dilakukan untuk menghindarkan terjadinya korban.

"Untuk semburan gas itu belum diketahui kapan berhenti. Namun hari ini dicek oleh pihak terkait. Sebab itu terkait Amdal dan lain sebagainya," ujarnya.

Lebih jauh, pihaknya juga terapkan jarak aman. Di mana di depan jalan pintu masuk dibuat larangan dan plang. Katanya, mobil tidak bisa masuk, karena bukan jalan umum, tapi jalan untuk pesantren sendiri. Penutupan di depan jalan masuk itu diterangkan Manapar, jarak atau radiusnya sekitar 500 meter dari titik semburan.

"Kami juga sudah arahkan semua penghuni pondok pesantren untuk pindah (sementara). Supaya tidak ada lagi orang di situ. Kita menghindari adanya korban jiwa," tutupnya.(nda/dof/sof)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Semburan gas bercampur lumpur di area Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan, Jalan Abdurrahman, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru semakin besar. Awalnya berukuran sebesar pipa 6 inci.

Kurang dari 24 jam, lubang sudah menganga melebihi ukuran toren air yang berdiri tepat di sebelahnya. Beberapa bangunan di sekitar hancur karena tertimpa bebatuan. Beruntung, pengelola ponpes telah mengungsikan santri serta tenaga pengajar yang berada di sana.

- Advertisement -

Tiga bangunan yang terdapat di Popes Al Ihsan hancur. Rangka atap yang terbuat dari baja ringan ambruk. Lumpur berwarna abu-abu pekat, menutupi hampir sebagian areal ponpes. Termasuk pokok sawit yang berjejer beberapa meter di belakang bangunan. Semburan gas bercampur lumpur masih berlangsung ketika Riau Pos berada di lokasi, Jumat (5/2) siang.

Tinggi semburan kurang lebih mencapai 5 meter. Sedangkan lumpur yang dikeluarkan mengalir hingga 100 meter ke berbagai arah. Di lokasi, petugas berwenang telah memasang garis batas. Jaraknya sekitar 70 meter dari titik sembur. Penggali sumur bor di lokasi bernama Ramadhan bercerita, dirinya bersama beberapa teman memang melakukan penggalian sumur pada titik sembur. Kedalamannya mencapai 119 meter. Setelah digali, tiba-tiba saja menyembur pasir halus dari dalam lubang.

- Advertisement -

"Bunyinya seperti gemuruh. Kami langsung berhenti kerja dan lari meninggalkan galian," ungkap Ramadhan.

Awal kejadian, lanjut dia, tinggi semburan pasir halus hanya sekitar 2-3 meter. Belum ada keluar lumpur seperti yang terjadi saat ini. Namun lama kelamaan, tingginya mulai mencapai belasan meter. Serta mulai mengeluarkan serupa cairan padat berwarna abu-abu. Sesekali juga melontarkan benda keras seperti batu.

Hal itulah yang kemudian menyebabkan bangunan ponpes hancur. Bahkan sampai membuat atap yang memiliki rangka baja ringan, roboh.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah Ponpes Al Ihsan, Untung Wahyudi bercerita pihaknya sempat mendengar bunyi gemuruh yang berasal dari lokasi galian sumur. Seketika, aktivitas belajar mengajar terhenti.

Melihat ada semburan pasir dan debu dari titik galian, dirinya bersama staf pengajar lain langsung mengambil tindakan. Yakni dengan mengevakuasi santri ke areal masjid yang berada cukup jauh. Setelah semua dirasa aman, barulah dirinya menelepon pihak berwajib.

Baca Juga:  Truk Terperosok dalam Lubang Galian

"Setelah ditelepon datang orang dari pipa gas. Ada juga dari bapak TNI," imbuhnya.

Diakui dia, pihaknya memang tengah membuat galian sumur bor di sekitar lokasi. Mengingat kondisi air yang ada saat itu kurang bersih. Termasuk juga air yang terdapat pada danau di sekitar areal ponpes. Atas kejadian itu, Untung menyebut pihaknya terpaksa mengungsikan 34 orang santri ke Ponpes Al Ihsan, Cabang Kubang Raya. Termasuk juga melakukan evakuasi terhadap barang-barang yang ada di dalam bangunan. Proses pemindahan berlangsung mulai dari waktu semburan pertama kali, hingga malam harinya.

"Pascakejadian tersebut, sebanyak 34 orang santri langsung kami ungsikan ke Ponpes Al Ihsan Kubang Raya dimulai dari siang pasca kejadian hingga malam hari. Bangunan yang terkena (hancur) itu merupakan bangunan kelas belajar dan asrama santri," tambahnya.

Rusak Parah
Akibat semburan lumpur sejak Kamis (4/2) siang hingga Jumat (5/2) membuat sejumlah bangunan asrama dan lokal di Ponpes Al Ihsan, Tenayan Raya rusak parah. Tak layak pakai. Begitu juga fasilitas mengajar para santri.

Tidak itu saja, beberapa pohon sawit yang berada di sekitar semburan juga mati. Bahkan, akibat dari semburan lumpur yang terus terjadi membuat area sekitar lokasi dipenuhi lumpur. Baik itu yang masih basah maupun lumpur yang telah mengering berwarna abu-abu.

Agar situasi dan kondisi bisa terus terpantau, tim dari Tagana disiagakan di lokasi tersebut sembari membantu pengurus ponpes mengevakuasi barang-barang yang masih ada di asrama maupun di lokal Ponpes Al Ihsan.

Salah seorang petugas Tagana, Sodi mengungkapkan, kemarin tim Tagana tengah melakukan evakuasi barang-barang yang ada di Ponpes Al-Ihsan.

"Selain membantu melakukan evakuasi barang-barang yang ada di sini, kami juga terus memantau situasi dan kondisi yang terjadi," ujar Sodi kepada Riau Pos, Jumat (5/2).

Menurutnya, berdasarkan dari hasil pemantauannya tim Tagana di lokasi kejadian, sejak Kamis (4/20 malam hingga saat ini semburannya memang sedikit berkurang.

"Kalau dibanding yang terjadi malam tadi (Kamis, red) dengan saat ini. Sekarang semburan lumpurnya sedikit berkurang,"ungkapnya.

Untuk itu pihaknya saat ini sangat memerlukan tenda agar tim bisa berteduh untuk memantau perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.

Baca Juga:  Disebut Tolak Bus Vaksin, Camat Rumbai Barat: Jangan Memfitnah!

Di waktu yang sama, menurut Dan Pos Ramil Tenayan Raya Kodim 0331 Peltu Ferry H Siburian mengatakan, kejadian semburan gas di ponpes itu masih dalam upaya penyelidikan. Sebab, ditempatnya bekerja sudah lima kali gas alam keluar.

"Ini yang kelima kalinya terjadi semburan gas di wilayah kami. Dulu sudah ada kejadian serupa. Biasanya dalam tiga hari berhenti sendiri. Namun, untuk saat ini masih dipantau sampai kapan selesainya," ujarnya.

Keberadaan Ponpes Al Ihsan di Tenayan Raya jauh dari pemukiman masyarakat. Lokasi area sekitar ponpes merupakan perkebunan kelapa sawit dengan kondisi tanah yang tidak rata. Posisi bangunan asrama dan kelas para santri ada yang di bawah dan ada yang di atas.  Sementara titik lokasi semburan berada di atas tepatnya di samping tangki air. Di antara asrama dan kelas.

Dipasang Police Line dan Ditutup
Banyak pihak turun ke lokasi memastikan apakah lumpur mengandung gas berbahaya atau tidak. Hal itu lantaran, beberapa butiran batu yang dikhawatirkan mirip lapindo. Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya melalui Kapolsek Tenayan Raya AKP Manapar Situmeang pun memberi tanggapan. Menurutnya, begitu mendapat laporan pihaknya langsung ke TKP.

"Kami sudah ke TKP, memasang garis polisi dan cetak spanduk imbauan serta berkoordinasi dengan pihak terkait," sebutnya.

Pihak yang dihubungi menurutnya seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLKH), Meteorologi, serta BPBD. Sementara yang pertama kali dilakukan untuk menghindarkan terjadinya korban.

"Untuk semburan gas itu belum diketahui kapan berhenti. Namun hari ini dicek oleh pihak terkait. Sebab itu terkait Amdal dan lain sebagainya," ujarnya.

Lebih jauh, pihaknya juga terapkan jarak aman. Di mana di depan jalan pintu masuk dibuat larangan dan plang. Katanya, mobil tidak bisa masuk, karena bukan jalan umum, tapi jalan untuk pesantren sendiri. Penutupan di depan jalan masuk itu diterangkan Manapar, jarak atau radiusnya sekitar 500 meter dari titik semburan.

"Kami juga sudah arahkan semua penghuni pondok pesantren untuk pindah (sementara). Supaya tidak ada lagi orang di situ. Kita menghindari adanya korban jiwa," tutupnya.(nda/dof/sof)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari