Minggu, 11 Mei 2025
spot_img

Rapid Test Diprioritaskan untuk yang Kontak dengan Pasien Positif

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengharapkan, rapid test terlebih dahulu digunakan oleh orang yang bersentuhan dengan pasien terinfeksi virus korona atau Covid-19. Terlebih, rapid test di Indonesia hingga saat ini masih terbatas.

“Rapid test kita itu masih terbatas, bukan berarti adanya rapid test seluruh penduduk yang nggak ada gejala ikut rapid test,” kata Direktur Managemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kemendagri, Safrizal Za di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (25/3).

Safrizal mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta terkait penggunaan rapid test. Hasil koordinasi itu dianjurkan rapid test untuk orang yang telah bersentuhan dengan pasien positif Covid-19, misalnya para tenaga medis yang setiap hari menangani pasien korona.

Baca Juga:  Pengabdian Dosen FK Unri Berantas TB dan Tingkatkan PPRA di Kampar

“Saya koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta, yang dianjurkan rapid test orang-orang yang selama ini melakukan kontak dekat dengan pasien positif. Ini dulu yang ditangani,” ucap Safrizal.

“Semalam DKI Jakarta telah membagi rapid test ke puskesmas-puskesmas di seluruh DKI Jakarta. Masyarakat yang ditangani yang punya gejala,” sambungnya.

Menurutnya, orang yang memiliki gejala ringan pun harus didahulukan pemeriksaan rapid test. Mereka harus segera dirujuk ke rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.

“Orang yang dicurigai atau masuk ke dalam list karena pernah kontak dekat, yang memiliki gejala ringan dapat dilakukan rapid test di tempat rujukan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, secara nasional tercatat ada 666 pasien positif terinfeksi virus korona, 55 meninggal, dan 30 pasien dinyatakan sembuh.

Baca Juga:  Amerika Usir Belasan Personel Militer Saudi

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengharapkan, rapid test terlebih dahulu digunakan oleh orang yang bersentuhan dengan pasien terinfeksi virus korona atau Covid-19. Terlebih, rapid test di Indonesia hingga saat ini masih terbatas.

“Rapid test kita itu masih terbatas, bukan berarti adanya rapid test seluruh penduduk yang nggak ada gejala ikut rapid test,” kata Direktur Managemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kemendagri, Safrizal Za di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (25/3).

Safrizal mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta terkait penggunaan rapid test. Hasil koordinasi itu dianjurkan rapid test untuk orang yang telah bersentuhan dengan pasien positif Covid-19, misalnya para tenaga medis yang setiap hari menangani pasien korona.

Baca Juga:  Sentil Relawan Jadi Wamen, Pengamat: Ketidakpahaman Makna karena Bukan Profesi

“Saya koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta, yang dianjurkan rapid test orang-orang yang selama ini melakukan kontak dekat dengan pasien positif. Ini dulu yang ditangani,” ucap Safrizal.

“Semalam DKI Jakarta telah membagi rapid test ke puskesmas-puskesmas di seluruh DKI Jakarta. Masyarakat yang ditangani yang punya gejala,” sambungnya.

Menurutnya, orang yang memiliki gejala ringan pun harus didahulukan pemeriksaan rapid test. Mereka harus segera dirujuk ke rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.

“Orang yang dicurigai atau masuk ke dalam list karena pernah kontak dekat, yang memiliki gejala ringan dapat dilakukan rapid test di tempat rujukan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, secara nasional tercatat ada 666 pasien positif terinfeksi virus korona, 55 meninggal, dan 30 pasien dinyatakan sembuh.

Baca Juga:  Bayar Rp250 Juta, Berangkat Haji Hanya sampai Malaysia

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengharapkan, rapid test terlebih dahulu digunakan oleh orang yang bersentuhan dengan pasien terinfeksi virus korona atau Covid-19. Terlebih, rapid test di Indonesia hingga saat ini masih terbatas.

“Rapid test kita itu masih terbatas, bukan berarti adanya rapid test seluruh penduduk yang nggak ada gejala ikut rapid test,” kata Direktur Managemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kemendagri, Safrizal Za di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (25/3).

Safrizal mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta terkait penggunaan rapid test. Hasil koordinasi itu dianjurkan rapid test untuk orang yang telah bersentuhan dengan pasien positif Covid-19, misalnya para tenaga medis yang setiap hari menangani pasien korona.

Baca Juga:  Bayar Rp250 Juta, Berangkat Haji Hanya sampai Malaysia

“Saya koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta, yang dianjurkan rapid test orang-orang yang selama ini melakukan kontak dekat dengan pasien positif. Ini dulu yang ditangani,” ucap Safrizal.

“Semalam DKI Jakarta telah membagi rapid test ke puskesmas-puskesmas di seluruh DKI Jakarta. Masyarakat yang ditangani yang punya gejala,” sambungnya.

Menurutnya, orang yang memiliki gejala ringan pun harus didahulukan pemeriksaan rapid test. Mereka harus segera dirujuk ke rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.

“Orang yang dicurigai atau masuk ke dalam list karena pernah kontak dekat, yang memiliki gejala ringan dapat dilakukan rapid test di tempat rujukan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, secara nasional tercatat ada 666 pasien positif terinfeksi virus korona, 55 meninggal, dan 30 pasien dinyatakan sembuh.

Baca Juga:  BPDASHL Indragiri Rokan Bangun 130 Konservasi Tanah dan Air

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari