JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Penularan virus corona jenis baru atau COVID-19 dikatakan bisa terjadi lewat benda atau permukaan selama terpapar droplet. Sebuah studi menemukan, virus dapat bertahan hidup di permukaan keras seperti plastik dan stainless steel hingga 72 jam dan di atas kardus hingga 24 jam.
“Virus ini memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari-hari,” kata penulis studi, James Lloyd-Smith yang juga asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di University of California, Los Angeles, seperti dilansir dari NPR, Senin (23/3).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memperkirakan, waktu bertahan hidup virus corona COVID-19 di permukaan benda bisa beberapa jam hingga hitungan hari. Menariknya, beberapa permukaan kurang ramah terhadap SARS-CoV-2 seperti tembaga, virus itu tetap bertahan sekitar empat jam.
Virus dapat mencemari permukaan ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Tetesan pernapasan atau droplet yang sarat virus dapat mendarat di gagang pintu, tombol lift, atau pegangan tangan atau meja, menyebarkan virus ke siapa pun yang menyentuhnya.
Untuk menguji waktu kelangsungan hidup virus, para ilmuwan di Rocky Mountain Laboratories di Montana, bagian dari National Institutes of Health, melakukan serangkaian percobaan yang membandingkan Coronavirus baru dengan virus SARS.
Di laboratorium, mereka mengambil virus dari permukaan yang telah terkontaminasi dan kemudian memasukkan virus ke dalam kultur sel. Kemudian para peneliti mendokumentasikan apakah virus dapat menginfeksi sel-sel di piring.
“Dalam percobaan laboratorium, kondisinya cukup hati-hati dikontrol dan konstan, dipengaruhi kondisi seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Jadi kemampuan bertahan juga bervariasi,” jelasnya.
Misalnya, jika virus mencemari jendela atau meja yang terkena matahari, itu mungkin tidak berlangsung lama. Dan ternyata, Sinar matahari langsung dapat membantu dengan cepat mengurangi infektivitas virus pada permukaan.
“Sinar ultraviolet bisa menjadi desinfektan yang sangat kuat dan kita mendapatkan banyak sinar UVA dari matahari,” kata Pakar Penyakit menular di Brigham and Women’s Hospital Daniel Kuritzkes.
Lewat Uang Kertas
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan masyarakat untuk menggunakan teknologi tanpa kontak sepertu cashless daripada uang tunai. Sebab virus bisa menular lewat uang kertas.
“Kami tahu bahwa uang sering berpindah tangan dan dapat membuat semua jenis bakteri dan virus menempel,” kata juru bicara WHO kepada Telegraph Inggris dilansir dari laman 7News.
“Kami akan menyarankan orang untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas, dan menghindari menyentuh wajah mereka,” katanya.
WHO juga mendesak orang untuk selalu mencuci tangan setelah memegang uang kertas, yang dapat menampung kontaminan selama berhari-hari setelah pertama kali bersentuhan.
Usulan WHO itu juga dibenarkan oleh Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB. Menurutnya, penularan virus corona melalui droplet bisa saja menular lewat uang kertas yang sudah terkontaminasi oleh seseorang yang bersin atau batuk dsn memegang uang itu sebelumnya.
“Penularan melalui droplet. Kalau ada percikan dan terpecik ke uang kertas tersebut bisa ada potensi,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman