PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pascapeningkatan status penanganan pandemi virus corona (Covid-19) di Pekanbaru menjadi Tanggap Darurat Nonbencana Alam, masyarakat dinilai masih abai dengan seriusnya dampak yang bisa timbul jika terjangkit Covid-19. Karena itu, imbauan agar dilakukan social distancing (jaga jarak sosial) diminta tidak disepelekan.
Masih abainya masyarakat dapat terlihat Ahad (22/3) pagi. Pada beberapa lokasi yang biasanya menjadi tempat menghabiskan pagi, kumpulan masyarakat yang beraktivitas masih saja terlihat. Padahal, hal itu memiliki kerawanan yang tinggi terjadinya penularan Covid-19. Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru HM Noer mengatakan, yang jadi prioritas pihaknya saat ini memberikan pengertian kepada masyarakat.
"Karena masyarakat masih menganggap apa yang dilakukan pemerintah hanya imbauan saja. Banyak masyarakat yang melakukan kegiatan berkumpul di luar ruang, padahal sudah ada juga maklumat dari Kapolri meminta semua pihak melakukan social distancing," ujar M Noer kepada Riau Pos, Ahad (22/3).
Dia mencontohkan, seharian kemarin aparat kepolisian dari Polresta Pekanbaru malah sempat diturunkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.
"Tadi (kemarin, red) ada beberapa yang ditertibkan polisis. Karena diberitahu tidak mau, makanya setengah paksa. Kami imbau masyarakat bisa memahami kondisi ini. Ini bukan hanya sekadar retorika saja. Ini situasi yang serius," tegasnya.
Ditekankannya, jika arahan pemerintah tidak diikuti masyarakat, ini bisa menimbulkan dampak kesehatan yang serius kalau masyarakat terjangkit. "Kami berharap semua pihak bisa memahami. Ini untuk kita bersama. Bukan hanya keperluan pemerintah saja. Kita harus sama-sama menjaga diri agar terbebas dari virus ini," imbaunya.
Penetapan status Tanggap Darurat Nonbencana di Pekanbaru dilakukan, Sabtu (21/3) dan akan berlaku hingga 30 hari ke depan. Sehari usai penetapan, M Noer mengatakan, pihaknya juga fokus untuk mempercepat penyiapan Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani sebagai salah satu rujukan.
"Kita hari ini (kemarin, red) lebih banyak membahas kesiapan-kesiapan dari Rumah Sakit Madani. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan menyiapkan ruang isolasi yang standar," ungkapnya.
RSD Madani disiapkan bersama dengan RS Jiwa Tampan dan RS Petala Bumi. Saat ini di luar tiga rumah sakit di atas, sudah disiapkan 55 ruang isolasi pada 22 rumah sakit. Proses yang berjalan saat ini adalah, di RS Jiwa diupayakan penambahan 38 sampai 40 ruang isolasi. RS Petala Bumi 20 sampai 30 ruang isolasi dan RS Madani 60 ruang isolasi. "Kalau sewaktu-waktu Pekanbaru dihadapkan dengan situasi menuntut ruang lebih banyak, kita bisa beralih pada alternatif poin yang sudah disiapkan," urainya.
Ketika ditanya, apakah dengan penetapan status Tanggap Darurat Nonbencana ini dana kebencanaan yang ada langsung aktif digunakan, dia menyebut pihaknya sedang membuat kajian penggunaan dana yang diperlukan.
"Ada dari DAK, di dinas kesehatan, DID untuk kesehatan, ada peruntukannya. Keperluan apa saja yang bisa digeser, itu yang sedang dibahas. TAPD akan menindaklanjuti, akan dihitung yang diperlukan. Anggaran akan diarahkan pada yang betul-betul diperlukan. Bukan semaunya menggunakan," tegasnya.
Dia mencontohkan, saat ini yang paling mendesak adalah diadakan peralatan alat perlindungan diri (APD) yang menjamin bisa berjalannya pelayanan pada masyarakat yang terpapar. "Bagaimana peralatan yang diadakan memberikan keselamatan bagi tim. Ini kan sekarang belum (lengkap, red), masih minim. Yang ada hanya standar untuk kegiatan rutin. Jadi itu yang harus kami siapkan," tuturnya.
Tak ditampiknya, APD yang tak mencukupi membuat petugas kesehatan yang bekerja khawatir. "Karena teman-teman juga waswas jika tidak punya pengamanan yang terjamin. Wajar kalau kadang mereka menangis. Saya juga kadang keluar air mata karena besar risiko yang dihadapi," ucapnya.
Meski begitu, para petugas selalu diberi penegasan bahwa mereka tidak akan dibiarkan bekerja tanpa jaminan keselamatan.
"Saya selalu sampaikan pada teman-teman, kita tidak akan membiarkan kalian. Makanya sekarang bagaimana melengkapi peralatan yang diperlukan tersebut hingga tidak ada keragu-raguan," tambahnya.
Terkait tentang instruksi Presiden Joko Widodo untuk menghentikan perjalanan dinas yang tidak penting dan menggeser anggarannya pada penanganan wabah Covid-19, apakah sudah dilakukan dan berapa anggaran yang bisa digeser, M Noer menyebut hal itu masih dihitung.
"Teman-teman sedang menghitung. Kita sudah minta agar segera agar tahu pergeserannya kemana," jawabnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga kini terus berkoordinasi dengan Pemprov untuk menjelaskan apa saja yang akan dibantu melalui anggaran provinsi.
"Ini kami dengan provinsi juga bahas di bagian mana saja yang didukung provinsi. Ini untuk mematangkan persiapan di RS Madani," imbuhnya.
Laporan: Ali Nurman (Pekanbaru)