PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Terhitung sejak Januari 2020 hingga saat ini, luas lahan yang terbakar di Riau akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau sudah mencapai 885,03 hektare (Ha). Daerah yang paling luas lahannya terbakar yakni Kota Dumai yang mencapai 102,05 Ha.
Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edward Sanger mengatakan, setelah Kota Dumai daerah lainnya di Riau yang juga cukup luas lahannya terbakar yakni Kabupaten Bengkalis dengan luas 237,6 Ha.
"Sedangkan untuk daerah lainnya, yakni Rokan Hilir 35,75 Ha, Kepulauan Meranti 32 Ha, Siak 165,06 Ha, Pekanbaru 10 Ha, Kampar 19,37 Ha, Pelalawan 22,6 Ha, Indragiri Hulu 45 Ha, Indragiri Hilir 215,6 Ha. Untuk dua daerah yakni Rokan Hulu dan Kuansing hingga saat ini tidak terjadi Karhutla," katanya.
Sebagai upaya untuk penanganan Karhutla, lanjut Edward, saat ini juga sudah dilakukan upaya hujan buatan. Yakni dengan menyemai garam di udara. Area semai dipusatkan di daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Siak dan Bengkalis.
"NaCl atau garam yang disemai sebanyak 800 Kg. Saat ini sisa garam yang ada sebanyak 11.200 Kg. Mudah-mudahan upaya ini dapat menurunkan hujan dan memadamkan karhutla," harapnya.
Selain mengandalkan satgas darat, saat ini pihaknya juga sudah mendapatkan kekuatan satgas udara yakni dengan tiga unit helikopter. Helikopter pertama merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah melakukan water boombing sebanyak 36 ribu liter.
"Kemudian ada juga dua unit helikopter bantuan dari BNPB yang telah melakukan water boombing sebanyak 67 ribu liter. Satu unit helikopter lagi sebanyak 1,5 juta liter," jelasnya. Untuk satgas penegakan hukum, hingga saat ini sudah menangani 34 kasus. Dari kasus tersebut, sudah ditetapkan menjadi tersangka sebanyak 41 orang.
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)