Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Anwar Ibrahim Ditelikung Mahathir, Muhyiddin Dapat Berkah

KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) – Anwar Ibrahim harus kembali menelan pil pahit. Jalan panjang yang ditempuhnya agar bisa duduk di kursi Perdana Menteri (PM) Malaysia kandas sudah.

Kemarin (29/2/2020) Yang Dipertuan Agong Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memutuskan bahwa Muhyiddin Yassin akan menggantikan Mahathir Mohamad. Presiden Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) itu  dilantik hari ini pukul 10.30 di Istana Negara.

”Raja menyatakan bahwa penunjukan PM tak bisa ditunda karena negara butuh pemerintahan demi kesejahteraan rakyat dan bangsa,” ujar Pengurus Rumah Tangga Kerajaan Malaysia Ahmad Fadil Shamsuddin.

Keputusan itu mengejutkan banyak pihak. Sebab, sejak Mahathir meletakkan jabatan dan menyatakan ingin menjadi PM di luar koalisi Pakatan Harapan (PH) Senin (24/2), hanya ada dua nama yang menguat .

Baca Juga:  Digaet untuk Konser Powerslaves

Yaitu, Mahathir sendiri dan lawan politiknya, Anwar Ibrahim. Nama Muhyiddin baru muncul Jumat (28/2).

Beberapa jam sebelum Muhyiddin terpilih, PH juga membuat kejutan. Sebelumnya, mereka kukuh mendukung Anwar Ibrahim sebagai kandidat PM. Namun, kemarin dukungan diberikan kepada Mahathir.

Anwar juga terpaksa legawa dengan keputusan PH. Dalam unggahan di akun Facebook, dia menyatakan, Raja Abdullah telah memberi tahu bahwa PH mengubah dukungan dari dirinya ke Mahathir. Tampaknya, PH tak memberitahunya secara personal.

”Saya tersentuh dengan dukungan yang diberikan untuk saya. Tapi, saya memilih kepentingan negara di atas kepentingan pribadi saya,” tulisnya.

Pada saat yang hampir bersamaan, Mahathir juga menegaskan bahwa dirinya punya cukup dukungan untuk membentuk pemerintahan. Langkah politikus yang pernah menjadi PM pada periode 16 Juli 1981–31 Oktober 2003 itu berarti mengingkari apa yang dia janjikan dulu.

Baca Juga:   Lancar Baca Alquran, Lulus Jadi Taruna Akmil

Saat bergabung dengan PH dulu, sejatinya ada perjanjian bahwa dia harus menyerahkan kekuasaan kepada Anwar setelah dua tahun. Tapi, Mahathir enggan melakukannya dan mengusulkan pemerintahan nonkoalisi sebelum akhirnya ditolak dan dia mundur sebagai PM.

Mahathir terang-terangan menyatakan ingin tetap duduk sebagai PM. Tapi, dua hari lalu dia menyatakan akan mendukung Muhyiddin jika Bersatu mengusung mantan menteri dalam negeri tersebut. Kenyataannya, kemarin dia tetap mendukung dirinya sendiri meski Bersatu mengusung Muhyiddin.

KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) – Anwar Ibrahim harus kembali menelan pil pahit. Jalan panjang yang ditempuhnya agar bisa duduk di kursi Perdana Menteri (PM) Malaysia kandas sudah.

Kemarin (29/2/2020) Yang Dipertuan Agong Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memutuskan bahwa Muhyiddin Yassin akan menggantikan Mahathir Mohamad. Presiden Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) itu  dilantik hari ini pukul 10.30 di Istana Negara.

- Advertisement -

”Raja menyatakan bahwa penunjukan PM tak bisa ditunda karena negara butuh pemerintahan demi kesejahteraan rakyat dan bangsa,” ujar Pengurus Rumah Tangga Kerajaan Malaysia Ahmad Fadil Shamsuddin.

Keputusan itu mengejutkan banyak pihak. Sebab, sejak Mahathir meletakkan jabatan dan menyatakan ingin menjadi PM di luar koalisi Pakatan Harapan (PH) Senin (24/2), hanya ada dua nama yang menguat .

- Advertisement -
Baca Juga:  Menkop-UKM Apresiasi Riau Jadi Tuan Rumah ICCF 2021

Yaitu, Mahathir sendiri dan lawan politiknya, Anwar Ibrahim. Nama Muhyiddin baru muncul Jumat (28/2).

Beberapa jam sebelum Muhyiddin terpilih, PH juga membuat kejutan. Sebelumnya, mereka kukuh mendukung Anwar Ibrahim sebagai kandidat PM. Namun, kemarin dukungan diberikan kepada Mahathir.

Anwar juga terpaksa legawa dengan keputusan PH. Dalam unggahan di akun Facebook, dia menyatakan, Raja Abdullah telah memberi tahu bahwa PH mengubah dukungan dari dirinya ke Mahathir. Tampaknya, PH tak memberitahunya secara personal.

”Saya tersentuh dengan dukungan yang diberikan untuk saya. Tapi, saya memilih kepentingan negara di atas kepentingan pribadi saya,” tulisnya.

Pada saat yang hampir bersamaan, Mahathir juga menegaskan bahwa dirinya punya cukup dukungan untuk membentuk pemerintahan. Langkah politikus yang pernah menjadi PM pada periode 16 Juli 1981–31 Oktober 2003 itu berarti mengingkari apa yang dia janjikan dulu.

Baca Juga:  Membaik, Polo Srimulat Sudah Bisa Berkomunikasi

Saat bergabung dengan PH dulu, sejatinya ada perjanjian bahwa dia harus menyerahkan kekuasaan kepada Anwar setelah dua tahun. Tapi, Mahathir enggan melakukannya dan mengusulkan pemerintahan nonkoalisi sebelum akhirnya ditolak dan dia mundur sebagai PM.

Mahathir terang-terangan menyatakan ingin tetap duduk sebagai PM. Tapi, dua hari lalu dia menyatakan akan mendukung Muhyiddin jika Bersatu mengusung mantan menteri dalam negeri tersebut. Kenyataannya, kemarin dia tetap mendukung dirinya sendiri meski Bersatu mengusung Muhyiddin.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari