TEL AVIV (RIAUPOS.CO) – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tengah bersiap dengan kemungkinan serangan Amerika Serikat terhadap Iran sebelum Presiden Donald Trump lengser. Instruksi tersebut diungkap oleh seorang pejabat pertahanan Israel yang dikutip dari Russia Today, Kamis (26/11/2020).
Pemerintah Israel telah menginstruksikan IDF untuk menyusun rencana jika Trump memerintahkan serangan preemptive ke Iran. Jurnalis Barak Ravid melaporkan kepada Axios, kemungkinan besar jika serangan tersebut akan menargetkan infrastruktur nuklir milik Teheran.
Persiapan yang diinstruksikan bukan hanya terkait operasi serangan, tetapi juga persiapan menangkal serangan balasan yang mungkin diprovokasi oleh Iran dengan menggunakan pejuang proksi di Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza.
Namun, laporan Ravid menyebut instruksi tersebut bukan hasil dari intelijen khusus melainkan sikap antisipatif "periode yang sangat sensitif" sebelum pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden pada 20 Januari 2021.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah stasiun televisi Israel, Channel 13, menyatakan bahwa Washington dan Tel Aviv berencana meningkatkan "operasi rahasia" terhadap Teheran pada hari-hari terakhir masa jabatan Trump. Namun, tidak disebutkan rincian tentang apa yang bisa dilakukan.
New York Times pada awal bulan ini menulis laporan yang menyebut Trump tengah mencari opsi untuk menyerang kemampuan nuklir Iran yang dikatakan hampir pasti akan difokuskan pada fasilitas pengayaan uranium Natanz.
Para penasihat keamanan AS telah memperingatkan Trump agar tidak melakukan manuver serangan ke Iran yang berpotensi memicu konflik regional.
Pejabat Iran merespons laporan New York Times, berjanji akan memberikan balasan yang menghancurkan jika AS melakukan serangan.
Ketegangan Iran dan AS semakin meninggi di bawah pemerintahan Presiden Trump akibat sejumlah kebijakan yang dinilai berusaha mencekik Teheran. Trump membatalkan perjanjian Nuklir pada 2018 setelah sebelumnya disepakati pada 2015 di bawah pemerintahan Barack Obama.
AS juga masih berusaha memicu kembali embargo senjata Iran yang jatuh tempo pada pertengahan Oktober lalu. Upaya AS melalui Dewan Keamanan PBB gagal mendapat dukungan mayoritas anggota.
Laporan: NY Times/News/Russia Today/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun