JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pencopotan Irjen Pol Nana Sudjana dari jabatannya sebagai Kapolda Metro Jaya cukup mengejutkan. Irjen Nana dianggap tidak tegas menindak kerumuman dalam acara yang digelar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. Indonesia Police Watch (IPW) menilai ada 2 alasan utama terkaitan pencopotan Irjen Nana.
Pertama karena Irjen Nana dianggap ceroboh sehingga terjadi kerumunan dalam acara yang digelar Rizieq Shihab. Kedua pencopotan Irjen Nana diyakini berkaitan dengan bursa calon Kapolri baru.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan, Nana merupakan salah satu Kelompok atau Geng Solo yang saat ini menduduki jabatan strategis sebagai Kapolda Metro Jaya. Dengan pensiunnya dua Jenderal Bintang 3 dalam waktu dekat, Irjen Nana tentunya berpotensi kuat mendapat promosi pangkat. Secara otomatis, dia akan masuk dalam bursa calon Kapolri setelah menyandang Bintang 3.
“Pencopotan Kapolda Metro bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri di mana Kapolda Metro sebagai salah satu calon kuat dari Geng Solo,” kata Neta kepada wartawan, Selasa (17/11).
Adanya kecerobohan dalam menangani kerumunan dalam acara Rizieq disebut ada kaitannya dengan bursa calon Kapolri. “Kecerobohan itu dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri,” jelas Neta.
Terlepas dari itu, Neta berharap pencopotan Irjen Nana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi bisa menjadi pelajaran bagi Kapolda lainnya. Sebagai pemegang tongkat komando di daerah, Kapolda harus bersikap tegas dalam membubarkan aksi kerumunan saat pandemi Covid-19.
“Jika mereka tidak berani bersikap tegas, siap-siap mereka ditindak tegas dan dibubarkan atasannya,” pungkas Neta.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Idham mengambil langkah tegas kepada jajarannya terkait terjadinya kerumuman dalam acara yang digelar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Idham memutuskan mencopot 2 Kapolda akibat peristiwa tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, Pati yang dicopot yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dan Kapolda Rudy Sufahriadi. Keduanya dianggap bertanggung jawab atas kerumuman yang terjadi di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Petamburan, Jakarta Pusat, dan Puncak Jawa Barat.
“Ada dua Kapolda yang tidak melaksanakan perintah dalam menegakkan protokol kesehatan maka diberikan sanksi berupa pencopotan. Kapolda Metro Jaya dan kedua Kapolda Jawa Barat,” kata Argo di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (16/10).
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman