PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Perhelatan Riau Zapin Festival (RZF) di hari kedua, Sabtu (14/11/2020) menampilkan lima nomor karya zapin, baik tradisi, kreasi, maupun inovasi. Sedangkan di pagi harinya, digelar workshop zapin tradisi di lobi Anjung Seni Idrus Tintin (ASIT) Pekanbaru.
Workshop tersebut yang diikuti guru-guru kesenian, komunitas tari, dan peserta RZF dengan narasumber asal Kabupaten Bengkalis, Baharuddin. Tentu saja, para peserta workshop mendapatkan wawasan, pemahaman, dan pengetahuan baru, meski yang dipelajari serta dipraktikkan adalah warisan masa lampau.
"Kami sangat gembira, para peserta workshop, terutama generasi muda, antusias dalam belajar. Hal ini memang menjadi target Yayasan Pelatihan Tari Laksemana selaku penaja perhelatan RZF ini," ungkap Koreografer SPN Iwan Irawan Permadi di sela-sela kesibukannya.
Di malam harinya, lima komunitas yang tampil juga mendapat apresiasi tinggi dari ratusan audiens yang hadir. Kelima komunitas itu yakni asal Bengkalis ("Tari Zapin Sayang"), Rohil ("Tari Zapin Lenggang Kangkung"), Kota Dumai ("Et La Het"), Pelalawan ("Tari Zapin Maharani"), dan ditutup karya tari zapin inovasi asal Kota Pekanbaru ("Sebelum Jadi Langkah").
Menurut Iwan Irawan yang juga Pengarah Program RZF, perkembangan tari dan musik zapin cukup signifikan. Sejak beberapa tahun terakhir, zapin tradisi mulai merambah dunia anak muda dan mereka cukup bersemangat untuk mewarisi peninggalan para leluhur tersebut. Sementara itu, di perkotaan, komunitas tari yang didominasi generasi muda, juga antusias mengembangkan warisan itu dengan pola modern, bahkan kontemporer.
"Selain menjaga dan melestarikan, kita juga punya tugas untuk mengembangkan tari dan musik zapin sesuai kemajuan zaman. Sebab setiap generasi akan melakukan pembacaan atas masa lalu, untuk hari ini," ujarnya menegaskan.
Iwan menambahkan, tari dan musik zapin memang tidak ada di semua kabupaten/ kota Se-Riau. Warisan itu hanya tumbuh dan berkembang di kawasan Riau pesisir seperti Bengkalis, Siak, Pelalawan, Rohil, Dumai, Kepulauan Meranti, dan Inhil. Namun tidak tertutup kemungkinan, jejaknya pernah ada di Indragiri Hulu sebagai kawasan Kerajaan Indragiri. Hanya saja, hingga hari ini belum terlacak seperti daerah pesisir lainnya.
Riau Zapin Festival terlaksana atas kerja sama Yayasan Pelatihan Tari Laksemana dan Kemendikbud RI. Helat ini berlangsung selama tiga hari, 13-15 November 2020 di Pekanbaru dengan jumlah peserta sebanyak 15 komunitas. Artinya, masih ada lima komunitas lagi akan tampail di Anjung Seni Idrus pada Ahad (15/11/2020) malam ini.
"Kami mengundang para penikmat, pemerhati, dan pelaku seni untuk turut hadir menyaksikannya. Tentu saja, penonton yang sudah terdaftar dan akan mendaftar ke panitia harus memenuhi standar kesehatan Covid-19 sesuai anjuran pemerintah," kata Iwan mengakhiri.
Editor: Hary B Koriun