BERLIN (RIAUPOS.CO) – Sejumlah fakta terungkap dalam persidangan yang menghadirkan 12 anggota kelompok teroris sayap kanan. Mereka merencanakan pembunuhan massal di masjid sebagai bagian dari skenario mengacaukan dalam negeri Jerman.
"Orang-orang itu bertujuan untuk mencipatakan kondisi yang mirip perang saudara dengan melakukan penyerangan terhadap masjid serta membunuh Muslim dalam jumlah besar," lata juru bicara Kantor Kejaksaan Federal Jerman dikutip dari Russia Today, Sabtu (14/11/2020).
Pada pengadilan yang menghadirkan para tersangka, 11 orang yang merupakan anggota kelompok Grup S dan satu orang simpatisan mengaku sempat mengadakan pertemuan dan mengusulkan pengumpulan dana sebesar 50.000 Euro (Rp838,5 juta) untuk membeli senjata api. Berupaya picu instabilitas dalam negeri Jerman.
Jaksa penuntut mengatakan, motif mereka merencanakan aksi teror adalah untuk mengguncang negara dan tatanan sosial Republik Federal Jerman kemudian mengatasinya.
12 orang terduga pelaku yang merupakan warga Jerman juga didakwa mendirikan organisasi sayap kanan–yang dilarang negara dan pelanggaran Undang-Undang Senjata.
Semua tersangka ditangkap pada 14 Februari tahun lalu, kecuali satu orang yang sempat buron. Dari 12 tersangka, satu diantaranya telah meninggal dunia dalam penanahan pra0-sidang. Namun, kejaksaan tidak merinci lebih lanjut mengenai kematian tersebut.
Salah satu pemimpin Grup S, Werner S, mengatakan dirinya kedapatan membawa pistol berisi peluru yang digunakan untuk latihan menembak target saat pertemuan kelompok. Werner juga diketahui telah mengatur pertemuan anggota pada September 2019. Anggota Grup S berlatih menggunakan senjata dengan target.
Dalam pertemuan di Alfdorf, Jerman, 12 orang itu berlatih melemparkan kapak ke batang kayu dan memanah. Beberapa anggota membawa rompi antipeluru, senjata, dan seekor anjing yang dilatih untuk menyerang sesuai permintaan.
Salah satu pria dilaporkan memiliki rekaman penembakan di masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Maret 2019, di mana 51 orang tewas. Seorang pria berusia 36 tahun yang termasuk di antara tersangka dilaporkan memiliki tato paha berseragam Adolf Hitler dan swastika di dadanya, serta buku tentang "studi rasial" dan kapak yang menampilkan lambang SS dan kata "Arya."
Jerman telah dilanda beberapa serangan teroris sayap kanan terhadap minoritas dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pembunuhan etnis Turki oleh apa yang disebut Gerakan Bawah Tanah Sosialis Nasional, yang dihukum pada tahun 2018.
Sumber: Russia Today/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun