Jumat, 20 September 2024

Angka Kesembuhan Terbanyak selama Pandemi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — ANGKA kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau per Senin (19/10), mencatatkan angka 521 pasien. Jumlah tersebut sekaligus menjadi angka kesembuhan harian terbanyak di Riau selama pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, total pasien positif Covid-19 yang sembuh di Riau hingga saat ini 7.484 pasien.

"Jumlah pasien positif yang sembuh tersebut di Riau per Senin (19/10) juga menjadi angka kesembuhan terbanyak kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Sedangkan di posisi ketiga ada Jawa Tengah dengan jumlah pasien sembuh 352 orang," katanya.

Dikatakan Mimi, selain penambahan pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh, dalam kesempatan itu dia juga mengumumkan adanya penambahan pasien positif Covid-19 di Riau. Namun penambahan tersebut tidak sebanyak pasien yang sembuh kemarin.

- Advertisement -

"Per Senin juga terdapat penambahan 197 pasien positif Covid-19 di Riau. Sehingga total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 11.839 orang," ujarnya.

Sedangkan untuk kabar dukanya, terdapat penambahan empat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 meninggal dunia di Riau sebanyak 267 pasien.

- Advertisement -

"Meskipun angka kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau cukup tinggi, namun masyarakat diminta tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Karena masih ditemukan pasien positif dan juga ada pasien positif yang meninggal dunia," imbaunya.

Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga mengaku bersyukur dengan tingginya jumlah kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau. Namun demikian, ia juga mengingatkan para kepala daerah untuk tidak lengah dan tetap menyiapkan sarana kesehatan untuk pasien positif Covid-19.

"Alhamdulillah tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau cukup tinggi, tapi kita tidak boleh lengah karena jumlah penambahan pasien positif juga masih ada," katanya.

Untuk itu, Gubri meminta pemerintah kabupaten/kota menambah tempat isolasi bagi pasien terkonfirmasi Covid-19 di wilayah mereka masing-masing. Karena masih ada beberapa daerah yang tempat isolasi pasiennya masih sedikit.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan tempat isolasi di Pekanbaru saja. Setiap kabupaten/kota harus memiliki tempat isolasi yang cukup dan memadai. Tidak bisa serta merta kalau di daerah penuh bisa dikirim ke Pekanbaru semua, sebab Pekanbaru ini juga rujukan semua kabupaten/kota," katanya.

Gubri juga mencontohkan kondisi ketersediaan tempat isolasi di Kabupaten Kuantan Singingi yang masih sedikit. Termasuk juga yang ada di Kabupaten Rokan Hulu.

"Pjs Bupati Kuansing Pak Roni Rahmat juga melapor ke saya. Katanya tempat isolasi di sana masih sedikit, begitu juga di Rokan Hulu. Untuk itu, kami meminta kabupaten/kota menambah tempat isolasi," ujarnya.

Baca Juga:  Penghulu Diharapkan Jalin Dialog dengan Masyarakat

Meskipun di beberapa daerah angka penambahan pasien positif Covid-19 tergolong kecil, namun hal itu tidak dapat dijadikan patokan. Karena bisa saja sewaktu-waktu terjadi penambahan kasus positif Covid-19 di sana.

"Seperti di Kepulauan Meranti, memang beberapa pekan lalu tidak ada penambahan pasien positif. Namun sekali bertambah jumlahnya belasan, kalau tidak disiapkan tempat isolasinya dari sekarang, mau dirawat di mana pasien-pasien itu," sebutnya.

Imbau OTG Isolasi di Fasilitas Pemerintah
Peraturan Walikota (Perwako) Pekanbaru 180/2020 tentang tentang pedoman isolasi mandiri pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan, bagi OTG yang menjalani isolasi mandiri di rumah sudah resmi berlaku. Tahap awal komunikasi dijalin dengan OTG agar timbul kerelaan sendiri untuk menjalani isolasi di fasilitas pemerintah.

Demikian disampaikan Koordinator Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut kepada Riau Pos, Senin (19/10).

"Tahap awal kami komunikasi (dengan OTG, red). Harapannya ada kerelaan untuk masuk (isolasi, red) ke fasilitas pemerintah. Karena ini untuk kebaikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat disekitarnya juga," jelas Ingot.

Kepada Ingot Riau Pos menyampaikan sejak beberapa waktu lalu Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru mengandalkan kesadaran OTG untuk datang ke fasilitas pemerintah menjalankan isolasi mandiri, namun ini tak efektif. Ingot menjawab bahwa dahulu belum ada regulasi yang mengatur.

"Sekarang kan sudah ada regulasinya," ucapnya.

Dalam Perwako ini, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 pada poin 7 disebutkan, isolasi mandiri berada dalam rumah atau fasilitas publik yang disediakan Pemerintah Daerah dan sama sekali tidak kontak dengan orang lain.

Sedangkan pada Bab II Maksud dan tujuan diterbitkan Perwako, Pasal 2 pada poin 1 disebutkan, Perwako dimaksudkan untuk memberikan pedoman isolasi mandiri bagi pasien tanpa gejala dan gejala ringan. Poin ke 2, Perwako bertujuan untuk memudahkan pemantauan terhadap pasien tanpa gejala dan gejala ringan.

Bab III, Kriteria Pasien Yang Mendapatkan Isolasi Mandiri, Pasal 3 berbunyi, isolasi mandiri diberlakukan  bagi pasien tanpa gejala dan gejala ringan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas. Pada Bab IV juga diatur Tata Cara Isolasi Mandiri. Bab V Hak dan Kewajiban

Kemudian Pada Bab VI juga diatur Larangan bagi pasien isolasi mandiri di fasilitas publik ataupun di rumah. Diantaranya, pasien dilarang kontak erat dengan masyarakat, maupun keluarga. Dilarang keluar dari tempat isolasi tanpa persetujuan petugas kesehatan. Sementara bagi pasien yang jalani isolasi di rumah, dilarang menggunakan perlengkapan rumah tangga secara bersama. Dilarang keluar kamar atau rumah selama menjalani isolasi. Bab VII terkait Sanksi. Bab VIII Pengawasan. Bab IX terkait Pembiayaan dan Bab X penutup.

Baca Juga:  114 Mahasiswa Malaysia Dievakuasi

Selama ini petugas puskesmas kesulitan merujuk OTG untuk melakukan isolasi ke fasilitas yang telah disiapkan Pemko Pekanbaru. Dengan adanya perwako tersebut, seluruh OTG yang menjalani isolasi di bawah pengawasan pemerintah.

Ada lima tempat isolasi di Pekanbaru yang disiapkan pemerintah bagi OTG. Yakni di Rumah Sehat Rusunawa Rejosari, gedung Bapelkes di Kecamatan Tampan, gedung Diklat di Jalan Ronggowarsito, Hotel Grand Suka dan Mutiara Merdeka.

"Gedung Bapelkes, gedung Diklat, Grand Suka dan Mutiara Merdeka, ini merupakan tempat isolasi OTG yang disiapkan oleh pemerintah provinsi. Rumah sehat, itu pemerintah kota," jelas Wali Kota (Wako) Pekanbaru, Dr H Firdaus ST MT.

Selama menjalani isolasi di tempat yang disiapkan, disampaikan Wako, seluruh biaya perawatan dan keperluan pasien akan ditanggung oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kota.

"Termasuk keluarga jika pasien merupakan tulang punggung," Imbuhnya.

Enam Pasien Baru Terpapar di Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti kembali diwarnai oleh enam orang pasien baru yang terpapar Covid-19, Senin (19/10) sore. Sementara yang sembuh nihil. Dengan bertambahnya pasien yang terkonfirmasi positif, secara akumulatif jumlah kaus yang tercatat sebanyak 93 orang yang telah terjangkit.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti dr Misri kepada Riau Pos. Dari jumlah kasus sebaran Covid-19 yang melanda Kepulauan Meranti, 74 pasien telah dinyatakan sembuh. Sementara pasien yang masih mendapatkan perawatan secara intensif berjumlah 25 orang.

Adapun enam pasien baru yang berasal dari kecamatan Tebingtinggi berinisial Ny E (56), Ny NH (26), Tn DH (30). Pasien yang berasal dari Tebingtinggi Barat terdiri dari Ny S (20), Tn M (32) dan Tn NA (62).

"Total enam orang pasien baru. Tiga warga Tebingtinggi Barat dan tiga orang lainnya dari Kecamatan Tebingtinggi," ungkapnya.

Dalam menekan penyebaran Covid-19 di Kepulauan Meranti, keberadaan suspect terus diawasi pihak puskemas terdekat. Selain itu kepada masyarakat dapat terus menjalani perilaku hidup baru dengan menjalankan protokol kesehatan.  "Maksudnya tetap berada di rumah jika tak ada keperluan di luar. Jaga jarak, mengunakan masker dan rutin mencuci tangan," ujarnya.(sol/ali/wir/ted)

Laporan: TIM RIAU POS, Pekanbaru

Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — ANGKA kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau per Senin (19/10), mencatatkan angka 521 pasien. Jumlah tersebut sekaligus menjadi angka kesembuhan harian terbanyak di Riau selama pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, total pasien positif Covid-19 yang sembuh di Riau hingga saat ini 7.484 pasien.

"Jumlah pasien positif yang sembuh tersebut di Riau per Senin (19/10) juga menjadi angka kesembuhan terbanyak kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Sedangkan di posisi ketiga ada Jawa Tengah dengan jumlah pasien sembuh 352 orang," katanya.

Dikatakan Mimi, selain penambahan pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh, dalam kesempatan itu dia juga mengumumkan adanya penambahan pasien positif Covid-19 di Riau. Namun penambahan tersebut tidak sebanyak pasien yang sembuh kemarin.

"Per Senin juga terdapat penambahan 197 pasien positif Covid-19 di Riau. Sehingga total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 11.839 orang," ujarnya.

Sedangkan untuk kabar dukanya, terdapat penambahan empat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 meninggal dunia di Riau sebanyak 267 pasien.

"Meskipun angka kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau cukup tinggi, namun masyarakat diminta tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Karena masih ditemukan pasien positif dan juga ada pasien positif yang meninggal dunia," imbaunya.

Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga mengaku bersyukur dengan tingginya jumlah kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau. Namun demikian, ia juga mengingatkan para kepala daerah untuk tidak lengah dan tetap menyiapkan sarana kesehatan untuk pasien positif Covid-19.

"Alhamdulillah tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 di Riau cukup tinggi, tapi kita tidak boleh lengah karena jumlah penambahan pasien positif juga masih ada," katanya.

Untuk itu, Gubri meminta pemerintah kabupaten/kota menambah tempat isolasi bagi pasien terkonfirmasi Covid-19 di wilayah mereka masing-masing. Karena masih ada beberapa daerah yang tempat isolasi pasiennya masih sedikit.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan tempat isolasi di Pekanbaru saja. Setiap kabupaten/kota harus memiliki tempat isolasi yang cukup dan memadai. Tidak bisa serta merta kalau di daerah penuh bisa dikirim ke Pekanbaru semua, sebab Pekanbaru ini juga rujukan semua kabupaten/kota," katanya.

Gubri juga mencontohkan kondisi ketersediaan tempat isolasi di Kabupaten Kuantan Singingi yang masih sedikit. Termasuk juga yang ada di Kabupaten Rokan Hulu.

"Pjs Bupati Kuansing Pak Roni Rahmat juga melapor ke saya. Katanya tempat isolasi di sana masih sedikit, begitu juga di Rokan Hulu. Untuk itu, kami meminta kabupaten/kota menambah tempat isolasi," ujarnya.

Baca Juga:  Penghulu Diharapkan Jalin Dialog dengan Masyarakat

Meskipun di beberapa daerah angka penambahan pasien positif Covid-19 tergolong kecil, namun hal itu tidak dapat dijadikan patokan. Karena bisa saja sewaktu-waktu terjadi penambahan kasus positif Covid-19 di sana.

"Seperti di Kepulauan Meranti, memang beberapa pekan lalu tidak ada penambahan pasien positif. Namun sekali bertambah jumlahnya belasan, kalau tidak disiapkan tempat isolasinya dari sekarang, mau dirawat di mana pasien-pasien itu," sebutnya.

Imbau OTG Isolasi di Fasilitas Pemerintah
Peraturan Walikota (Perwako) Pekanbaru 180/2020 tentang tentang pedoman isolasi mandiri pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan, bagi OTG yang menjalani isolasi mandiri di rumah sudah resmi berlaku. Tahap awal komunikasi dijalin dengan OTG agar timbul kerelaan sendiri untuk menjalani isolasi di fasilitas pemerintah.

Demikian disampaikan Koordinator Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut kepada Riau Pos, Senin (19/10).

"Tahap awal kami komunikasi (dengan OTG, red). Harapannya ada kerelaan untuk masuk (isolasi, red) ke fasilitas pemerintah. Karena ini untuk kebaikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat disekitarnya juga," jelas Ingot.

Kepada Ingot Riau Pos menyampaikan sejak beberapa waktu lalu Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru mengandalkan kesadaran OTG untuk datang ke fasilitas pemerintah menjalankan isolasi mandiri, namun ini tak efektif. Ingot menjawab bahwa dahulu belum ada regulasi yang mengatur.

"Sekarang kan sudah ada regulasinya," ucapnya.

Dalam Perwako ini, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 pada poin 7 disebutkan, isolasi mandiri berada dalam rumah atau fasilitas publik yang disediakan Pemerintah Daerah dan sama sekali tidak kontak dengan orang lain.

Sedangkan pada Bab II Maksud dan tujuan diterbitkan Perwako, Pasal 2 pada poin 1 disebutkan, Perwako dimaksudkan untuk memberikan pedoman isolasi mandiri bagi pasien tanpa gejala dan gejala ringan. Poin ke 2, Perwako bertujuan untuk memudahkan pemantauan terhadap pasien tanpa gejala dan gejala ringan.

Bab III, Kriteria Pasien Yang Mendapatkan Isolasi Mandiri, Pasal 3 berbunyi, isolasi mandiri diberlakukan  bagi pasien tanpa gejala dan gejala ringan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas. Pada Bab IV juga diatur Tata Cara Isolasi Mandiri. Bab V Hak dan Kewajiban

Kemudian Pada Bab VI juga diatur Larangan bagi pasien isolasi mandiri di fasilitas publik ataupun di rumah. Diantaranya, pasien dilarang kontak erat dengan masyarakat, maupun keluarga. Dilarang keluar dari tempat isolasi tanpa persetujuan petugas kesehatan. Sementara bagi pasien yang jalani isolasi di rumah, dilarang menggunakan perlengkapan rumah tangga secara bersama. Dilarang keluar kamar atau rumah selama menjalani isolasi. Bab VII terkait Sanksi. Bab VIII Pengawasan. Bab IX terkait Pembiayaan dan Bab X penutup.

Baca Juga:  Puncak HPN 2021 di Pulau Rupat, Gubri Harap Pariwisata Makin Diminati

Selama ini petugas puskesmas kesulitan merujuk OTG untuk melakukan isolasi ke fasilitas yang telah disiapkan Pemko Pekanbaru. Dengan adanya perwako tersebut, seluruh OTG yang menjalani isolasi di bawah pengawasan pemerintah.

Ada lima tempat isolasi di Pekanbaru yang disiapkan pemerintah bagi OTG. Yakni di Rumah Sehat Rusunawa Rejosari, gedung Bapelkes di Kecamatan Tampan, gedung Diklat di Jalan Ronggowarsito, Hotel Grand Suka dan Mutiara Merdeka.

"Gedung Bapelkes, gedung Diklat, Grand Suka dan Mutiara Merdeka, ini merupakan tempat isolasi OTG yang disiapkan oleh pemerintah provinsi. Rumah sehat, itu pemerintah kota," jelas Wali Kota (Wako) Pekanbaru, Dr H Firdaus ST MT.

Selama menjalani isolasi di tempat yang disiapkan, disampaikan Wako, seluruh biaya perawatan dan keperluan pasien akan ditanggung oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kota.

"Termasuk keluarga jika pasien merupakan tulang punggung," Imbuhnya.

Enam Pasien Baru Terpapar di Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti kembali diwarnai oleh enam orang pasien baru yang terpapar Covid-19, Senin (19/10) sore. Sementara yang sembuh nihil. Dengan bertambahnya pasien yang terkonfirmasi positif, secara akumulatif jumlah kaus yang tercatat sebanyak 93 orang yang telah terjangkit.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti dr Misri kepada Riau Pos. Dari jumlah kasus sebaran Covid-19 yang melanda Kepulauan Meranti, 74 pasien telah dinyatakan sembuh. Sementara pasien yang masih mendapatkan perawatan secara intensif berjumlah 25 orang.

Adapun enam pasien baru yang berasal dari kecamatan Tebingtinggi berinisial Ny E (56), Ny NH (26), Tn DH (30). Pasien yang berasal dari Tebingtinggi Barat terdiri dari Ny S (20), Tn M (32) dan Tn NA (62).

"Total enam orang pasien baru. Tiga warga Tebingtinggi Barat dan tiga orang lainnya dari Kecamatan Tebingtinggi," ungkapnya.

Dalam menekan penyebaran Covid-19 di Kepulauan Meranti, keberadaan suspect terus diawasi pihak puskemas terdekat. Selain itu kepada masyarakat dapat terus menjalani perilaku hidup baru dengan menjalankan protokol kesehatan.  "Maksudnya tetap berada di rumah jika tak ada keperluan di luar. Jaga jarak, mengunakan masker dan rutin mencuci tangan," ujarnya.(sol/ali/wir/ted)

Laporan: TIM RIAU POS, Pekanbaru

Pesan Redaksi:

Mari bersama-sama melawan Covid-19. Riaupos.co mengajak seluruh pembaca ikut mengampanyekan gerakan 3M Lawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Ingat pesan Ibu, selalu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak serta hindari kerumunan.

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari