PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Riau kembali bertambah. Per hari Senin (24/8), tercacat ada dua pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di Riau. Keduanya merupakan warga Pekanbaru dan Kampar.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, total pasien positif Covid-19 yang meningal dunia di Riau saat ini menjadi 21 orang. "Total pasien positif Covid-19 yang meninggal di Pekanbaru menjadi tujuh orang. Kemudian di Kampar menjadi dua orang, Siak empat orang, Indragiri Hilir dua orang, Bengkalis tiga orang, Kuantan Singingi satu orang, Indragiri Hulu satu orang dan Rokan Hilir satu orang," katanya.
Sementara itu, kemarin juga terjadi penambahan pasien positif Covid-19 yakni sebanyak 42 pasien positif baru. Dengan penambahan tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 1.279 pasien. "Untuk rinciannya, yakni dari Dumai satu pasien, Kampar tujuh pasien, Pekanbaru 23 pasien dan dari Siak 11 pasien," katanya.
Dari total jumlah pasien positif tersebut, yang saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah sebanyak 183 orang. Pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit 256 orang, yang yang sudah sembuh sebanyak 819 orang.
"Per Senin juga tercatat ada 52 pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Mereka di antaranya adalah warga Pekanbaru sebanyak 33 orang, Dumai tiga orang, Siak 10 orang, Pelalawan dua orang, Kampar dua orang dan Kuantan Singingi dua orang," paparnya.
Terkait adanya aparatur sipil negara (ASN) yang ditemukan positif di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, Mimi mengatakan, kantor tempat para ASN tersebut sudah dilakukan penyemprotan disinfektan, kemudian pasien positif sudah dilakukan perawatan dan pengobatan. "Seperti di Dinas PUPR, Inspektorat, Biro Umum dan juga beberapa sekretariat yang ada di lingkungan kantor gubernur Riau," sebutnya.
Di lingkungan kantor tersebut, lanjut Mimi, para pegawainya juga sudah bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Hal tersebut untuk memastikan tidak terjadi penularan Covid-19 antarpegawai.
"Kalau untuk pegawai yang tidak melakukan kontak erat dengan pasien positif, sudah melakukan WFH. Sedangkan yang kontak erat sudah dilakukan tracing dan pengambilan sampel swab untuk mengetahui apakah tertular Covid-19 atau tidak," ujarnya.
Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penularan Covid-19 di lingkungan kantor, pihaknya juga sudah meminta masing-masing kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membentuk tim satgas internal. Tujuan dari tim ini yakni untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan dan memantau kondisi kesehatan pegawai.
"Jadi tim ini yang nantinya mengingatkan pegawai untuk menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengecek jika ada pegawai yang kurang sehat atau memiliki riwayat perjalanan dari luar kota untuk menyarankan agar WFH," jelasnya.
Kadis dari Padang Positif saat Kunjungi Keluarga
Sementara itu, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT mengingatkan warga agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan karena penularan Covid-19 tiap harinya semakin tinggi. Bahkan, seorang kepala dinas dari Padang dinyatakan positif Covid-19 saat mengunjungi keluarganya di Pekanbaru.
Hingga Senin (24/8) angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Pekanbaru berada di angka 456 kasus, bertambah 24 kasus dari Ahad (23/8) lalu. Ini dengan rincian 245 dirawat, 204 sembuh, tujuh meninggal. Penambahan kasus positif baru di Pekanbaru masih bekisar di klaster perkantoran dan penularan kontak erat di tengah keluarga. "Di situasi yang semakin tinggi penularan, ini masih berkutat di sekitar kawasan kerja baik perkantoran swasta dan pemerintah," jelasnya.
Diakuinya, pengecekan orang yang keluar dan masuk ke Pekanbaru menjadi hal yang harus dilakukan meski tak seketat saat diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Kemarin hampir semua daerah memberikan arahan untuk keluar masuk kota harus cek kesehatan dulu," ucapnya.
Dia mencontohkan pentingnya pemeriksaan ini seperti yang terjadi terhadap seorang kepala dinas yang bertugas di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat asal Padang yang positif Covid-19 sekembali dari Pekanbaru. "Di Padang ada kadis yang tertular. Keluar dari Padang dites negatif. Masuk ke Pekanbaru, pulang ke Padang positif. Ini ditelusuri ternyata dia komunikasi dengan keluarganya di sini," ungkapnya.
Kondisi ini menunjukkan fenomena gunung es dalam penularan Covid-19. "Ini artinya pertama di klaster kerja, kedua juga sedang kita lakukan tes untuk tes massal. Ini seperti fenomena gunung es. Yang positif sekarang selain tempat kerja juga hasil swab mandiri di RS swasta," imbuhnya.
Pihaknya saat ini sedang mempersiapkan untuk dilakukan uji swab massal. "Namun ada kendala kapasitas laboratorium yang ada di Riau terbatas. Kemarin saat kami perlu untuk swab pegawai pemko, kami ambil di swab rumah sakit swasta," ucapnya.
Dirinya sudah memerintahkan Sekretaris Daerah untuk segera dilakukan penyiapan pengadaan alat uji swab massal. "Oleh sebab itu saya sudah instruksi kan Sekda dan Diskes untuk beli alat laboratorium mobile. Bisa untuk Covid-19, TBC, HIVI/AIDS. Ini untuk bagaimana kita bisa mengetahui. Setelah tahu harus isolasi mandiri. Karena 60 persen kasus posiitif itu OTG," tegasnya.
Sementara itu, terhadap penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 Senin (24/8) kemarin, dari 24 orang, mayoritas adalah kontak erat serumah. "Ada tiga orang kontak erat di tempat kerja dan empat belas orang kontak serumah," ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP.
Kemudian, satu pasien lain hasil swab massal di halaman Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru pada 22 Agustus. "Selebihnya, lima orang pasien bergejala," ujarnya.
11 Positif, 7 Sembuh di Siak
Lagi, 11 warga Kabupaten Siak positif Covid-19. Kabar baiknya tujuh orang dinyatakan sembuh. Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Siak Budhi L Yuwono mengatakan masih ada sampel lagi menunggu hasil. "Total positif 282, konfirmasi 108 dirawat, 170 sehat dan sudah dipulangkan, empat orang meninggal dunia," jelas Budhi.
Rincian penambahan pasien positif Covid-19, AM (51) warga Kecamatan Tualang. Saat ini diisolasi dan dirawat di RSUD Siak dengan keluhan batuk berdahak sampai 14 hari demam di lingkungan rumah tempat tinggal ada yang positif tapi yang bersangkutan mengaku tidak pernah kontak, MF (18) warga Kecamatan Tualang yang saat ini diisolasi dan dirawat di Eka Hospital Pekanbaru serta merupakan hasil dari skrining dan kontak erat dengan GS (46).
Selanjutnya, NZ (15) warga Kecamatan Tualang yang asat ini telah dilakukan isolasi di Eka Hospital Pekanbaru karena kontak erat dengan GS (46), N (44) warga Kecamatan Tualang sudah dirawat dan diisolasi di Eka Hospital Pekanbaru merupakan kontak erat dari GS (46), N (55) warga Kecamatan Tualang juga sudah diisolasi dan dirawat di Eka Hospital Pekanbaru karena kontak erat dari Y (55).
Pasien selanjutnya SNI (22) warga Kecamatan Tualang yang sudah dirawat dan diisolasi di RSUD Siak karena kontak erat dari M (50), S (35) warga yang berdomisili di mess perusahaan Kecamatan Tualang saat ini diisolasi dan dirawat di RS Awal Bros Ahmad Yani Pekanbaru. S belum diketahui kontak erat dari mana sumbernya.
Selanjutnya, Y (18) warga yang berdomisili di mess karyawan perusahaan yang ada di Kecamatan Tualang saat ini sudah dirawat dan diisolasi di RS Awal Bros Ahmad Yani Pekanbaru yang merupakan hasil skrining dari perusahaan, N (20) juga berdomisili di mess karyawan di Kecamatan Tualang dan sudah dirawat dan diisolasi di RS Awal Bros Ahmad Yani Pekanbaru.
WM (34) berdomisili di mess karyawan yang ada di Kecamatan Tualang. Saat ini sudah dirawat dan diisolasikan di RS Awal Bros Ahmad Yani Pekanbaru. WM merupakan hasil skrining dari perusahaan. M (38) berdomisili mess karyawan yang ada di Kecamatan Taulang. Saat ini sudah dirawat dan diisolasi Eka Hospital Pekanbaru. M memiliki keluhan pilek, hidung tersumbat dan demam, M (38) bekerja di perusahaan yang ada di Perawang. (sol/ali/mng)