Senin, 23 Juni 2025

Ketegangan Korea Utara dan Korsel Menurun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sikap pemerintahan Korea Utara berubah 180 derajat pada Rabu (24/6). Setelah berpekan-pekan menyulut permusuhan dengan Korea Selatan (Korsel), negara tirai besi itu memutuskan untuk menurunkan tensi. Belum jelas apa motivasi penguasa Korut berubah sikap.

Perubahan sikap itu dimulai dari artikel tentang rapat Komisi Militer Pusat yang dipimpin Kim Jong Un oleh Korean Central News Agency (KCNA). Mereka mengutip, hasil rapat tersebut memutuskan bahwa Korut akan menangguhkan rencana pengerahan tentara di perbatasan. Padahal, Kim Yo-jong, adik kandung sekaligus tangan kanan Jong-un, meminta militer segera bersiap untuk menempatkan pasukannya kembali ke pos perbatasan.

"Melihat situasi yang berkembang, komisi memutuskan untuk menangguhkan semua rencana militer terhadap Korsel," tulis KCNA.

Baca Juga:  Polisi Masih Lidik Terbakarnya Kantor Desa Sungai Salak

Keputusan tersebut jelas mengejutkan. Banyak media Korsel yang mengatakan rapat tersebut diadakan untuk mendukung rencana militer yang dicetuskan Yo-jong. Selama beberapa pekan, Korut sudah menunjukkan beberapa tindakan provokatif. Mulai meledakkan kantor penghubung di Kaesong sampai memasang kembali pengeras suara propaganda di perbatasan.

Namun, sejak artikel dari KCNA mencuat, semuanya berubah. Korsel melaporkan bahwa pengeras suara yang sudah dipasang pekan lalu diturunkan kembali. Situs-situs propaganda menghapus belasan artikel yang sempat dirilis untuk mengkritik Korsel.

"Saat ini, kami masih siaga dan memantau semua pergerakan militer Korut," ujar pejabat dari kantor staf gabungan angkatan bersenjata Korea kepada Yonhap News Agency.

Pakar mencoba menerka maksud di balik keputusan tersebut. Beberapa mengatakan bahwa Korut merasa sudah mendapatkan tujuan mereka, yakni kesatuan bangsa di tengah krisis Covid-19. Beberapa mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki citra Jong-un. Dengan Yo-jong yang mengambil peran sebagai pengkritik, Jong-un kini bisa bersikap sebagai pemimpin bijak.

Baca Juga:  Presiden Perintahkan Menkum HAM Tunda Revisi UU KUHP

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sikap pemerintahan Korea Utara berubah 180 derajat pada Rabu (24/6). Setelah berpekan-pekan menyulut permusuhan dengan Korea Selatan (Korsel), negara tirai besi itu memutuskan untuk menurunkan tensi. Belum jelas apa motivasi penguasa Korut berubah sikap.

Perubahan sikap itu dimulai dari artikel tentang rapat Komisi Militer Pusat yang dipimpin Kim Jong Un oleh Korean Central News Agency (KCNA). Mereka mengutip, hasil rapat tersebut memutuskan bahwa Korut akan menangguhkan rencana pengerahan tentara di perbatasan. Padahal, Kim Yo-jong, adik kandung sekaligus tangan kanan Jong-un, meminta militer segera bersiap untuk menempatkan pasukannya kembali ke pos perbatasan.

"Melihat situasi yang berkembang, komisi memutuskan untuk menangguhkan semua rencana militer terhadap Korsel," tulis KCNA.

Baca Juga:  Salah Mal

Keputusan tersebut jelas mengejutkan. Banyak media Korsel yang mengatakan rapat tersebut diadakan untuk mendukung rencana militer yang dicetuskan Yo-jong. Selama beberapa pekan, Korut sudah menunjukkan beberapa tindakan provokatif. Mulai meledakkan kantor penghubung di Kaesong sampai memasang kembali pengeras suara propaganda di perbatasan.

Namun, sejak artikel dari KCNA mencuat, semuanya berubah. Korsel melaporkan bahwa pengeras suara yang sudah dipasang pekan lalu diturunkan kembali. Situs-situs propaganda menghapus belasan artikel yang sempat dirilis untuk mengkritik Korsel.

- Advertisement -

"Saat ini, kami masih siaga dan memantau semua pergerakan militer Korut," ujar pejabat dari kantor staf gabungan angkatan bersenjata Korea kepada Yonhap News Agency.

Pakar mencoba menerka maksud di balik keputusan tersebut. Beberapa mengatakan bahwa Korut merasa sudah mendapatkan tujuan mereka, yakni kesatuan bangsa di tengah krisis Covid-19. Beberapa mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki citra Jong-un. Dengan Yo-jong yang mengambil peran sebagai pengkritik, Jong-un kini bisa bersikap sebagai pemimpin bijak.

- Advertisement -
Baca Juga:  Peringati Hari Ibu, XL Axiata Gelar Donor Darah dan Talkshow

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sikap pemerintahan Korea Utara berubah 180 derajat pada Rabu (24/6). Setelah berpekan-pekan menyulut permusuhan dengan Korea Selatan (Korsel), negara tirai besi itu memutuskan untuk menurunkan tensi. Belum jelas apa motivasi penguasa Korut berubah sikap.

Perubahan sikap itu dimulai dari artikel tentang rapat Komisi Militer Pusat yang dipimpin Kim Jong Un oleh Korean Central News Agency (KCNA). Mereka mengutip, hasil rapat tersebut memutuskan bahwa Korut akan menangguhkan rencana pengerahan tentara di perbatasan. Padahal, Kim Yo-jong, adik kandung sekaligus tangan kanan Jong-un, meminta militer segera bersiap untuk menempatkan pasukannya kembali ke pos perbatasan.

"Melihat situasi yang berkembang, komisi memutuskan untuk menangguhkan semua rencana militer terhadap Korsel," tulis KCNA.

Baca Juga:  Imigrasi Patut Dievaluasi, Harun Masiku Saja Lolos

Keputusan tersebut jelas mengejutkan. Banyak media Korsel yang mengatakan rapat tersebut diadakan untuk mendukung rencana militer yang dicetuskan Yo-jong. Selama beberapa pekan, Korut sudah menunjukkan beberapa tindakan provokatif. Mulai meledakkan kantor penghubung di Kaesong sampai memasang kembali pengeras suara propaganda di perbatasan.

Namun, sejak artikel dari KCNA mencuat, semuanya berubah. Korsel melaporkan bahwa pengeras suara yang sudah dipasang pekan lalu diturunkan kembali. Situs-situs propaganda menghapus belasan artikel yang sempat dirilis untuk mengkritik Korsel.

"Saat ini, kami masih siaga dan memantau semua pergerakan militer Korut," ujar pejabat dari kantor staf gabungan angkatan bersenjata Korea kepada Yonhap News Agency.

Pakar mencoba menerka maksud di balik keputusan tersebut. Beberapa mengatakan bahwa Korut merasa sudah mendapatkan tujuan mereka, yakni kesatuan bangsa di tengah krisis Covid-19. Beberapa mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki citra Jong-un. Dengan Yo-jong yang mengambil peran sebagai pengkritik, Jong-un kini bisa bersikap sebagai pemimpin bijak.

Baca Juga:  5 Media Anggota AMSI Riau Terima Penghargaan dari BNPB

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari