Minggu, 27 April 2025
spot_img

Industri Mulai Beralih Pakai Teknologi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ€” Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengungkapkan bahwa di tengah pandemi seperti sekarang ini, industri harus segera beralih ke teknologi. Hal ini dilakukan untuk efisiensi biaya produksi.

Kata dia, sudah ada beberapa industri yang telah mengadopsi pemanfaatan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Pertama adalah industri sektor manufaktur.

"Itu sudah mulai dilakukan, yang paling lead itu di manufaktur melakukan dan utamanya mereka melakukan ini untuk optimalisasi operasional, kedua untuk meningkatkan produktivitas dan ketiga meningkatkan product development hingga sales," tutur dia dalam webinar, Kamis (25/6).

Kemudian, ada juga sektor ritel, yang juga terdampak sangat parah akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), aktivitas jual beli terhambat. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan adanya penurunan omset hingga 90 persen.

Baca Juga:  Industri Ritel Kehilangan Rp12 Triliun

"Kedua industri ritel, mereka juga sudah melakukan hal ini, kalau ditanya mereka mengoptimalisasi operasional mereka dan produktivitas dan meningkatkan produk maupun skill," jelasnya.

Selain itu, juga ada sektor pertambangan agrikultur hingga telekomunikasi. Di mana, disebutkan bahwa akan ada potensi efisiensi biaya sebesar 120 miliar dolar AS hingga tahun 2025.

"Lalu sektor mining, agriculture, telekomunikasi dan media, akan ada peningkatan efisiensi dan produktivitas dengan total potensi itu sekitar 120 miliar dolar AS atau Rp1.700 triliun," tuturnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ€” Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengungkapkan bahwa di tengah pandemi seperti sekarang ini, industri harus segera beralih ke teknologi. Hal ini dilakukan untuk efisiensi biaya produksi.

Kata dia, sudah ada beberapa industri yang telah mengadopsi pemanfaatan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Pertama adalah industri sektor manufaktur.

"Itu sudah mulai dilakukan, yang paling lead itu di manufaktur melakukan dan utamanya mereka melakukan ini untuk optimalisasi operasional, kedua untuk meningkatkan produktivitas dan ketiga meningkatkan product development hingga sales," tutur dia dalam webinar, Kamis (25/6).

Kemudian, ada juga sektor ritel, yang juga terdampak sangat parah akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), aktivitas jual beli terhambat. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan adanya penurunan omset hingga 90 persen.

Baca Juga:  RS Awal Bros Jalin Kerja Sama dengan Stardok

"Kedua industri ritel, mereka juga sudah melakukan hal ini, kalau ditanya mereka mengoptimalisasi operasional mereka dan produktivitas dan meningkatkan produk maupun skill," jelasnya.

Selain itu, juga ada sektor pertambangan agrikultur hingga telekomunikasi. Di mana, disebutkan bahwa akan ada potensi efisiensi biaya sebesar 120 miliar dolar AS hingga tahun 2025.

"Lalu sektor mining, agriculture, telekomunikasi dan media, akan ada peningkatan efisiensi dan produktivitas dengan total potensi itu sekitar 120 miliar dolar AS atau Rp1.700 triliun," tuturnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Industri Mulai Beralih Pakai Teknologi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ€” Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengungkapkan bahwa di tengah pandemi seperti sekarang ini, industri harus segera beralih ke teknologi. Hal ini dilakukan untuk efisiensi biaya produksi.

Kata dia, sudah ada beberapa industri yang telah mengadopsi pemanfaatan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Pertama adalah industri sektor manufaktur.

"Itu sudah mulai dilakukan, yang paling lead itu di manufaktur melakukan dan utamanya mereka melakukan ini untuk optimalisasi operasional, kedua untuk meningkatkan produktivitas dan ketiga meningkatkan product development hingga sales," tutur dia dalam webinar, Kamis (25/6).

Kemudian, ada juga sektor ritel, yang juga terdampak sangat parah akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), aktivitas jual beli terhambat. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan adanya penurunan omset hingga 90 persen.

Baca Juga:  PLN Edukasi Budaya K3 ke Siswa SMK

"Kedua industri ritel, mereka juga sudah melakukan hal ini, kalau ditanya mereka mengoptimalisasi operasional mereka dan produktivitas dan meningkatkan produk maupun skill," jelasnya.

Selain itu, juga ada sektor pertambangan agrikultur hingga telekomunikasi. Di mana, disebutkan bahwa akan ada potensi efisiensi biaya sebesar 120 miliar dolar AS hingga tahun 2025.

"Lalu sektor mining, agriculture, telekomunikasi dan media, akan ada peningkatan efisiensi dan produktivitas dengan total potensi itu sekitar 120 miliar dolar AS atau Rp1.700 triliun," tuturnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ€” Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengungkapkan bahwa di tengah pandemi seperti sekarang ini, industri harus segera beralih ke teknologi. Hal ini dilakukan untuk efisiensi biaya produksi.

Kata dia, sudah ada beberapa industri yang telah mengadopsi pemanfaatan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Pertama adalah industri sektor manufaktur.

"Itu sudah mulai dilakukan, yang paling lead itu di manufaktur melakukan dan utamanya mereka melakukan ini untuk optimalisasi operasional, kedua untuk meningkatkan produktivitas dan ketiga meningkatkan product development hingga sales," tutur dia dalam webinar, Kamis (25/6).

Kemudian, ada juga sektor ritel, yang juga terdampak sangat parah akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), aktivitas jual beli terhambat. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan adanya penurunan omset hingga 90 persen.

Baca Juga:  Samsung Pastikan Suplai Ke Indonesia Aman

"Kedua industri ritel, mereka juga sudah melakukan hal ini, kalau ditanya mereka mengoptimalisasi operasional mereka dan produktivitas dan meningkatkan produk maupun skill," jelasnya.

Selain itu, juga ada sektor pertambangan agrikultur hingga telekomunikasi. Di mana, disebutkan bahwa akan ada potensi efisiensi biaya sebesar 120 miliar dolar AS hingga tahun 2025.

"Lalu sektor mining, agriculture, telekomunikasi dan media, akan ada peningkatan efisiensi dan produktivitas dengan total potensi itu sekitar 120 miliar dolar AS atau Rp1.700 triliun," tuturnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari