LONDON (RIAUPOS.CO) – Sekitar 20 bongkahan besar yang membentuk lingkaran –dengan diameter lebih dari 10 meter dan kedalaman lima meter– telah ditemukan dekat pemukiman kuno Durrington Walls, yang berjarak hanya tiga kilometer dari Stonehenge.
Monumen tersebut diperkirakan berusia 4.500 tahun, yang dianggap sebagai salah satu bangunan prasejarah terbesar yang pernah ditemukan di Inggris. Situs arkeologi tersebut terletak di barat daya Inggris, kata para arkelog pada Senin (22/6/2020).
Nick Snashall, arkeolog National Trust untuk Stonehenge dan Avebury World Heritage Site, menyebut penemuan terbaru itu "menakjubkan".
"Sebagai tempat di mana para pembuat Stonehenge bermukim, Durrington Walls adalah kunci untuk membuka kisah lanskap Stonehenge yang lebih luas, dan penemuan menakjubkan ini memberi kita wawasan baru tentang kehidupan dan kepercayaan nenek moyang Neolitik," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip dari AFP pada Selasa (23/6).
Diperkirakannya, poros-poros itu mungkin berfungsi sebagai batas ke wilayah suci yang terhubung dengan lingkaran batu misterius Stonehenge di Dataran Salisbury.
Penemuan ini merupakan hasil dari studi tim arkeolog dari berbagai universitas di Inggris –St Andrews, Birmingham, Warwick, Glasgow dan University of Wales Trinity Saint David– menggunakan teknik kerja lapangan dan analisis.
Temuan terbaru itu diperkirakan berasal dari periode Neolitikum, zaman yang dikaitkan dengan kaum petani pertama di Inggris, dan ditandai dengan perkembangan struktur besar, termasuk Stonehenge.
Akademisi percaya bahwa poros-poros yang membentuk lingkaran itu menunjukkan bahwa penduduk Inggris awal mulai menggunakan sistem penghitungan kuno.
Richard Bates, dari Fakultas Ilmu Lingkungan di Universitas St Andrews, mengatakan penemuan itu "memberi kita sekilas tentang masa lalu yang menunjukkan masyarakat yang bahkan lebih kompleks daripada yang bisa kita bayangkan".
Pengumuman itu datang sehari setelah fenomena summer solstice –hari di mana matahari bersinar dalam waktu sangat panjang bersinarnya matahari– yang biasanya ditandai oleh ribuan orang yang berkumpul di Stonehenge saat matahari terbit.
Acara di Stonehenge pada tahun ini dibatalkan karena wabah virus corona, namun momen summer solstice disiarkan secara online.
English Heritage telah menyediakan akses ke Stonehenge untuk summer solstice sejak tahun 2000, tetapi memperingatkan pengunjung untuk tidak melakukan perjalanan ke situs arkeologi berusia 3.000 SM itu pada tahun ini.
Sumber: AFP/CNN/Daily Mail/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun