(RIAUPOS.CO) – Tim medis gabungan dari Dinas Kesehatan Riau dan Kota Pekanbaru terus melakukan tracing kontak erat pasien positif Covid-19 di Riau khususnya dari klaster BRI. Setelah seluruh karyawan BRI dilakukan uji swab, selanjutnya keluarga pasien positif juga akan diuji swab.
Seperti diberitakan sebelumnya, setelah ditemukannya pasien positif yang merupakan karyawan BRI, selanjutnya seluruh karyawan dilakukan rapid test dan juga swab. Dan hasilnya 11 orang dinyatakan positif.
“Tracing kontak dari keluarga pasien positif juga sudah dilakukan. Yang sudah diambil swab-nya ada tiga keluarga. Sementara untuk yang lainnya masih dalam proses,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir, Sabtu (20/6).
Tak hanya itu, nasabah yang pernah bertransaksi di bank tersebut juga diimbau melakukan rapid test. Mimi mengatakan, masyarakat terutama nasabah BRI di Jalan Sudirman tepatnya dekat Plaza Sukaramai yang merasa selama kurun waktu 14 hari terakhir pernah melakukan transaksi di bank tersebut untuk dapat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, apalagi yang bergejala seperti pasien Covid-19.
“Sila periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas. Sebutkan saja pernah bertransaksi di BRI, maka akan dilakukan rapid test, dan jika reaktif maka akan dilakukan tes swab dan tidak dipungut biaya,” ujarnya.
Dari catatan Diskes Riau, pasien positif Covid-19 dari klaster BRI berjumlah 11 orang. Ke-11 orang tersebut terdiri dari karyawan bank BUMN tersebut dan juga pekerja dari pihak ketiga atau outsourcing.
Sementara itu, untuk update pasien positif Covid-19 di Riau per hari Sabtu (20/6) total berjumlah 142 orang. Yang masih menjalani perawatan sebanyak 19 orang, 115 sehat dan pulang serta delapan orang meninggal dunia.
Untuk pasien dalam pengawasan (PDP), totalnya ada 1.737 orang, 176 meninggal dunia, sebanyak 1.478 yang dinyatakan negatif serta 83 paseien masih dirawat. Sementara untuk orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 3.642 yang masih menjalani pemantauan.
Kemarin, juga terdapat satu pasien positif Covid-19 yang sembuh yakni berinisial Gh (45) yang merupakan warga Kabupaten Kuantan Singingi atau pasien positif ke-122 di Riau. Informasi lainnya, laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad hingga saat ini sudah memeriksa sampel swab sebanyak 5.840 sampel.
“Dalam kesempatan ini, kami juga terus mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker ketika keluar rumah dan menjaga jarak,” ujarnya.
Sementara itu, Provinsi Jawa Timur kembali mencatatkan pertumbuhan kasus tertinggi infeksi Covid-19 dari seluruh Provinsi di Indonesia yakni 394 orang. Diikuti dengan DKI Jakarta 180 orang, Sulawesi Selatan 112 orang, serta Jawa Tengah 98 orang.
Pertumbuhan kasus di Jatim diikuti dengan pertambahan 102 kasus sembuh. Sementara Jakarta hampir seimbang yakni 122 kasus sembuh. Kemudian Sulsel dan Jawa Tengah masing-masing 76 orang dan 20 orang sembuh.
Dengan pertumbuhan kasus pada periode 19 hingga 20 Juni 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19) mencatat penambahan kasus 1.226 orang sehingga total nasional menjadi 45.029 kasus. Pasien sembuh bertambah 534 orang sehingga menjadi 17.883 orang. ”Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.429 dengan penambahan 56 orang,” kata Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 19.917 pada hari sebelumnya, Jumat (19/6) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 621.156 spesimen.
Sekali lagi kata Yuri, angka ini tidak tersebar merata dan mencerminkan kondisi seluruh Indonesia. Ada beberapa wilayah yang mencatat penambahan kasus dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif. “Pertambahan kasus tinggi ini karena contact tracing yang agresif dan tes yang semakin masif,” jelas Yuri.
Yuri menyebut, 19 provinsi mencatatkan pertumbuhan kasus di bawah 10, sementara tujuh provinsi melaporkan tidak ada pertambahan kasus positif. Ada beberapa daerah yang mengalami pertambahan kasus sembuh yang signifikan. ”Antara lain Banten yang melaporkan 15 kasus baru, 31 kasus sembuh. Sulawesi Tenggara ada tiga kasus baru, 10 sembuh. Dan Provinsi Kepulauan Riau terdapat satu kasus baru berbanding dengan 10 sembuh,” jelas Yuri.
Sementara itu, data provinsi lima besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari DKI Jakarta 9.829 orang, Jawa Timur 9.451, Sulawesi Selatan 3.685, Jawa Barat 2.828 dan Jawa Tengah 2.569.
Berdasarkan data yang diterima gugus tugas dari 34 provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 4.821 disusul Jawa Timur sebanyak 2.664, Jawa Barat 1.261, Sulawesi Selatan 1.245, Jawa Tengah 920 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 17.883 orang.
Di satu sisi, peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) R Siti Zuhro mengatakan pandemi Covid-19 membuat perilaku masyarakat Indonesia berubah cukup dramatis. Pandemi yang kemudian diikuti kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mengubah dari pola hidup mulai dari kegiatan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan hukum. ’’PSBB yang dilakukan pemerintah, menyebabkan pelayanan publik sempat terhambat,’’ katanya Sabtu (20/6).
Guru besar riset dari Pusat Penelitian Politik LIPI itu menjelaskan, peralihan menuju kenormalan baru atau new normal, tidak bisa dilepaskan begitu saja. Dia mengatakan kebijakan new normal perlu diserai dengan edukasi serta sosialisasi yang masif kepada seluruh elemen masyarakat.