Kamis, 19 September 2024

Cepat Atasi Pandemi Corona, Ternyata Strategi Ini yang Dilakukan Korsel

SEOUL (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) sangat serius dalam memberantas pandemi global virus corona (Covid-19). Mereka mengaku punya strategi khusus berhasil melewati puncak penyebaran dan menekan angka penularan hingga nihil kasus baru dalam beberapa waktu terakhir.

Perwakilan Korean Foundation untuk urusan Diplomasi Kesehatan, Dr Youngmee Jee, menuturkan, Korsel sudah mulai mempersiapkan langkah penanganan dan menghitung kebutuhan logistik negara dalam menghadapi penyebaran corona sekitar awal Januari 2020. Mereka mengonfirmasi kasus virus corona pertama pada 20 Januari lalu.

Dalam webinar yang digagas Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Jee menuturkan bahwa pemerintah Korsel sudah membentuk komisi pusat darurat terkait corona sekitar 3 Januari.

Tiga hari setelah dibentuk, kata Jee, komisi tersebut langsung mulai melacak pasien-pasien penyakit gangguan pernapasan yang merupakan salah satu gejala corona, dan memiliki riwayat perjalanan dari Cina.

- Advertisement -

"Itu semua dilakukan sebelum Korsel mengonfirmasi kasus corona pertama. Tanggapan awal yang cepat dan tepat merupakan kunci utama pengendalian penularan corona," kata Jee pada Rabu (6/5).

Sejak kasus corona pertama terkonfirmasi, Jee mengatakan pemerintahan Presiden Moon Jae-in langsung menetapkan zona khusus bagi setiap wilayah kluster penularan corona seperti Kota Daegu.

- Advertisement -

Pemerintah Korsel, paparnya, juga langsung menerapkan kebijakan pemeriksaan corona massal terutama di wilayah zona khusus. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta lantas mempercepat persiapan peralatan pemeriksaan Covid-19 dan alat medis penunjang lainnya.

Baca Juga:  2 Kapal Tanker Muat Palm Oil dan CPO Ditangkap TNI AL di Selat Malaka

Tak hanya itu, Korsel bahkan membuka tempat pemeriksaan drive through sehingga mempermudah warga melakukan tes corona dengan cara yang lebih aman.

Jee mengatakan Korsel juga memperbanyak tempat laboratorium pemeriksaan pemerintah dan swasta hingga mampu menguji 30-40 ribu sampel per hari.

"Hingga 5 Mei, pemerintah Korsel telah melakukan pemeriksaan corona terhadap lebih dari 640 ribu orang. Pemeriksaan massal sangat membantu pemerintah siapa yang harus diisolasi atau dikarantina. Ini termasuk pasien positif corona tanpa gejala," ujar Jee.

Setelah menerapkan pemeriksaan massal, Korsel juga memperkuat sistem pelacakan orang yang diduga kuat terinfeksi corona. Jee menuturkan pemerintah Korsel memanfaatkan teknologi aplikasi dan sistem GPS sehingga mudah melacak pergerakan orang-orang terutama para pelanggar kebijakan karantina.

Jee juga menuturkan pemerintah Korsel terus-menerus memperbarui data statistik kasus corona dan angka kematian lengkap dengan kluster daerahnya kepada masyarakat melalui pesan singkat.

Dalam kebijakan perawatan, Jee mengatakan Korsel berupaya mengelompokkan para pasien corona berdasarkan tingkat keparahan kasus.

"Otoritas kesehatan menempatkan pasien corona dengan gejala ringan di pusat-pusat komunitas perawatan. Hal ini dilakukan demi meminimalisir sumber daya rumah sakit kewalahan dan juga memberikan kesempatan RS agar terfokus merawat pasien dengan gejala parah," papar Jee.

Baca Juga:  Jawa dan Bali PSBB Lagi, Ini Kegiatan yang Dibatasi

Selain itu, Jee mengatakan pemerintah juga berupaya mengelompokkan rumah sakit menjadi dua yakni RS yang terfokus menangani pasien corona dan RS yang merawat pasien non-corona di setiap daerah.

"Selain reaksi pemerintah yang cepat dan tepat, kemudahan akses terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya juga merupakan kunci bagi kami bisa mengendalikan penularan corona relatif cepat," kata Jee.

Berdasarkan statistik Worldometer per hari ini, Korsel tercatat memiliki 10.806 kasus corona dengan 255 kematian. Negara tersebut juga memiliki angka kematian rendah virus corona.

Padahal, Korsel sempat menjadi salah satu negara yang sangat terdampak penyebaran wabah corona di masa awal penyebaran pandemi itu. Korsel pernah menjadi negara dengan kasus corona tertinggi di luar Cina, tempat virus Covid-19 pertama kali terdeteksi dan menyebar.

Namun, pemerintahan Presiden Moon dianggap cepat dan tepat menanggulangi penyebaran virus serupa SARS tersebut bahkan tanpa menerapkan penguncian wilayah atau lockdown. Kebijakan penanganan Korsel pun banyak dipuji dan dicontoh negara lain. 

Sumber: CNN/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

SEOUL (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) sangat serius dalam memberantas pandemi global virus corona (Covid-19). Mereka mengaku punya strategi khusus berhasil melewati puncak penyebaran dan menekan angka penularan hingga nihil kasus baru dalam beberapa waktu terakhir.

Perwakilan Korean Foundation untuk urusan Diplomasi Kesehatan, Dr Youngmee Jee, menuturkan, Korsel sudah mulai mempersiapkan langkah penanganan dan menghitung kebutuhan logistik negara dalam menghadapi penyebaran corona sekitar awal Januari 2020. Mereka mengonfirmasi kasus virus corona pertama pada 20 Januari lalu.

Dalam webinar yang digagas Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Jee menuturkan bahwa pemerintah Korsel sudah membentuk komisi pusat darurat terkait corona sekitar 3 Januari.

Tiga hari setelah dibentuk, kata Jee, komisi tersebut langsung mulai melacak pasien-pasien penyakit gangguan pernapasan yang merupakan salah satu gejala corona, dan memiliki riwayat perjalanan dari Cina.

"Itu semua dilakukan sebelum Korsel mengonfirmasi kasus corona pertama. Tanggapan awal yang cepat dan tepat merupakan kunci utama pengendalian penularan corona," kata Jee pada Rabu (6/5).

Sejak kasus corona pertama terkonfirmasi, Jee mengatakan pemerintahan Presiden Moon Jae-in langsung menetapkan zona khusus bagi setiap wilayah kluster penularan corona seperti Kota Daegu.

Pemerintah Korsel, paparnya, juga langsung menerapkan kebijakan pemeriksaan corona massal terutama di wilayah zona khusus. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta lantas mempercepat persiapan peralatan pemeriksaan Covid-19 dan alat medis penunjang lainnya.

Baca Juga:  Hikmah di Balik Covid-19

Tak hanya itu, Korsel bahkan membuka tempat pemeriksaan drive through sehingga mempermudah warga melakukan tes corona dengan cara yang lebih aman.

Jee mengatakan Korsel juga memperbanyak tempat laboratorium pemeriksaan pemerintah dan swasta hingga mampu menguji 30-40 ribu sampel per hari.

"Hingga 5 Mei, pemerintah Korsel telah melakukan pemeriksaan corona terhadap lebih dari 640 ribu orang. Pemeriksaan massal sangat membantu pemerintah siapa yang harus diisolasi atau dikarantina. Ini termasuk pasien positif corona tanpa gejala," ujar Jee.

Setelah menerapkan pemeriksaan massal, Korsel juga memperkuat sistem pelacakan orang yang diduga kuat terinfeksi corona. Jee menuturkan pemerintah Korsel memanfaatkan teknologi aplikasi dan sistem GPS sehingga mudah melacak pergerakan orang-orang terutama para pelanggar kebijakan karantina.

Jee juga menuturkan pemerintah Korsel terus-menerus memperbarui data statistik kasus corona dan angka kematian lengkap dengan kluster daerahnya kepada masyarakat melalui pesan singkat.

Dalam kebijakan perawatan, Jee mengatakan Korsel berupaya mengelompokkan para pasien corona berdasarkan tingkat keparahan kasus.

"Otoritas kesehatan menempatkan pasien corona dengan gejala ringan di pusat-pusat komunitas perawatan. Hal ini dilakukan demi meminimalisir sumber daya rumah sakit kewalahan dan juga memberikan kesempatan RS agar terfokus merawat pasien dengan gejala parah," papar Jee.

Baca Juga:  Jawa dan Bali PSBB Lagi, Ini Kegiatan yang Dibatasi

Selain itu, Jee mengatakan pemerintah juga berupaya mengelompokkan rumah sakit menjadi dua yakni RS yang terfokus menangani pasien corona dan RS yang merawat pasien non-corona di setiap daerah.

"Selain reaksi pemerintah yang cepat dan tepat, kemudahan akses terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya juga merupakan kunci bagi kami bisa mengendalikan penularan corona relatif cepat," kata Jee.

Berdasarkan statistik Worldometer per hari ini, Korsel tercatat memiliki 10.806 kasus corona dengan 255 kematian. Negara tersebut juga memiliki angka kematian rendah virus corona.

Padahal, Korsel sempat menjadi salah satu negara yang sangat terdampak penyebaran wabah corona di masa awal penyebaran pandemi itu. Korsel pernah menjadi negara dengan kasus corona tertinggi di luar Cina, tempat virus Covid-19 pertama kali terdeteksi dan menyebar.

Namun, pemerintahan Presiden Moon dianggap cepat dan tepat menanggulangi penyebaran virus serupa SARS tersebut bahkan tanpa menerapkan penguncian wilayah atau lockdown. Kebijakan penanganan Korsel pun banyak dipuji dan dicontoh negara lain. 

Sumber: CNN/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari