Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Warga dan Bupati Sambut Kepulangan Pasien Sembuh

WONOGIRI (RIAUPOS.CO) — Tepuk tangan dan ucapan selamat datang lewat pengeras suara menyambut kepulangan Slamet setelah diisolasi di rumah sakit.

Sudah sepuh, mobilitas terbatas, dan tinggal sendirian, pria 72 tahun itu tak tahu tertular di mana. Begitu ambulans mendekati halaman rumah Slamet, seketika itu juga tepuk tangan dari para tetangga terdengar. Tanpa dikomando.

”Ya, selamat datang kembali di rumah, Pak Slamet,” kata salah seorang di antaranya dari balik pelantang suara.

Masker medis yang dipakai pria 72 tahun itu pun tak mampu menutupi kegembiraannya. Sambutan hangat para tetangga di Dusun Kadipaten, Desa Jendi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, itu menjadi pelengkap.

Kemarin (1/5) untuk kali pertama dalam sepekan terakhir Slamet menginjakkan kaki kembali di kediamannya yang masuk wilayah Kecamatan Selogiri tersebut. Pria 72 tahun itu terkonfirmasi positif Covid-19 sejak 24 April.  Berbarengan dengan Slamet kemarin, Eko Eviyanto, pasien positif lainnya di Wonogiri, juga dinyatakan sembuh. Tapi, tak seperti Slamet, Eko, warga Desa Pandeyan, Kecamatan Jatisrono, tersebut, masih menjalani perawatan di RSUD dr Soediran Mangun Sumarso. Itu guna penyembuhan penyakit lainnya.

Baca Juga:  Kolaborasi dengan ATPM, PLN Komitmen Tumbuhkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri Adhi Dharma menuturkan, Eko merupakan supir bus antarkota antarprovinsi (AKAP) trayek Wonogiri–Jakarta. ”Yang bersangkutan sudah menjalani empat kali swab. Dua (tes) yang terakhir dinyatakan negatif (Covid-19),” terangnya.

Termasuk Slamet dan Eko, sudah ada tiga pasien sembuh di Wonogiri. Secara kumulatif, ada sepuluh kasus positif Covid-19 di kabupaten yang berbatasan dengan Pacitan, Jawa Timur, itu. Enam di antaranya masih dirawat, 3 sembuh, dan 1 meninggal.

Di wilayah Solo Raya, jumlah kasus positif di Wonogiri kedua yang terendah setelah Boyolali yang mencatat tujuh kasus. Yang tertinggi Sukoharjo dengan 37 kasus, disusul Kota Solo dengan 22 kasus. ”Yang harus dipahami, virus korona bisa disembuhkan. Yang penting, pasien harus patuh terhadap protokol penanganan medis,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo seusai menjenguk Slamet kemarin didampingi forkopimda (forum koordinasi pimpinan daerah).

Baca Juga:  Singapura Tawarkan Air Fish 8 ke Indonesia

Kesembuhan Slamet itu, lanjut Joko yang juga ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonogiri, menambah semangat tenaga medis dan pemkab setempat untuk memerangi Covid-19.  

Lebih menggembirakan lagi karena warga setempat menyambut hangat kedatangan Slamet. Sebab, selama ini, seperti juga terjadi di sejumlah tempat lain, ada kekhawatiran stigma kepada pasien positif. Bahkan, korban yang sudah meninggal pun, termasuk tenaga medis, ada yang ditolak pemakamannya.  ”Simpati dan empati dari masyarakat, khususnya lingkungan tempat tinggal pasien, dapat menambah semangat agar segera sembuh. Tidak ada alasan bagi warga menolak pasien korona yang telah dinyatakan sembuh untuk pulang,” kata Joko.

Sesuai protokol, Slamet masih harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Untuk menunjukkan dukungan, Bambang Sadriyanto, salah seorang to­koh masyarakat di Selogiri, mempersilakan warga untuk memberikan bantuan sembako dan sebagainya.(*/al/wa/c10/ttg/jrr)

WONOGIRI (RIAUPOS.CO) — Tepuk tangan dan ucapan selamat datang lewat pengeras suara menyambut kepulangan Slamet setelah diisolasi di rumah sakit.

Sudah sepuh, mobilitas terbatas, dan tinggal sendirian, pria 72 tahun itu tak tahu tertular di mana. Begitu ambulans mendekati halaman rumah Slamet, seketika itu juga tepuk tangan dari para tetangga terdengar. Tanpa dikomando.

- Advertisement -

”Ya, selamat datang kembali di rumah, Pak Slamet,” kata salah seorang di antaranya dari balik pelantang suara.

Masker medis yang dipakai pria 72 tahun itu pun tak mampu menutupi kegembiraannya. Sambutan hangat para tetangga di Dusun Kadipaten, Desa Jendi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, itu menjadi pelengkap.

- Advertisement -

Kemarin (1/5) untuk kali pertama dalam sepekan terakhir Slamet menginjakkan kaki kembali di kediamannya yang masuk wilayah Kecamatan Selogiri tersebut. Pria 72 tahun itu terkonfirmasi positif Covid-19 sejak 24 April.  Berbarengan dengan Slamet kemarin, Eko Eviyanto, pasien positif lainnya di Wonogiri, juga dinyatakan sembuh. Tapi, tak seperti Slamet, Eko, warga Desa Pandeyan, Kecamatan Jatisrono, tersebut, masih menjalani perawatan di RSUD dr Soediran Mangun Sumarso. Itu guna penyembuhan penyakit lainnya.

Baca Juga:  Taktik Under Cover, Pengedar Sabu Dibekuk

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri Adhi Dharma menuturkan, Eko merupakan supir bus antarkota antarprovinsi (AKAP) trayek Wonogiri–Jakarta. ”Yang bersangkutan sudah menjalani empat kali swab. Dua (tes) yang terakhir dinyatakan negatif (Covid-19),” terangnya.

Termasuk Slamet dan Eko, sudah ada tiga pasien sembuh di Wonogiri. Secara kumulatif, ada sepuluh kasus positif Covid-19 di kabupaten yang berbatasan dengan Pacitan, Jawa Timur, itu. Enam di antaranya masih dirawat, 3 sembuh, dan 1 meninggal.

Di wilayah Solo Raya, jumlah kasus positif di Wonogiri kedua yang terendah setelah Boyolali yang mencatat tujuh kasus. Yang tertinggi Sukoharjo dengan 37 kasus, disusul Kota Solo dengan 22 kasus. ”Yang harus dipahami, virus korona bisa disembuhkan. Yang penting, pasien harus patuh terhadap protokol penanganan medis,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo seusai menjenguk Slamet kemarin didampingi forkopimda (forum koordinasi pimpinan daerah).

Baca Juga:  Bahas BDT, IKKS dan Pemkab Kuansing Adakan Diskusi

Kesembuhan Slamet itu, lanjut Joko yang juga ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonogiri, menambah semangat tenaga medis dan pemkab setempat untuk memerangi Covid-19.  

Lebih menggembirakan lagi karena warga setempat menyambut hangat kedatangan Slamet. Sebab, selama ini, seperti juga terjadi di sejumlah tempat lain, ada kekhawatiran stigma kepada pasien positif. Bahkan, korban yang sudah meninggal pun, termasuk tenaga medis, ada yang ditolak pemakamannya.  ”Simpati dan empati dari masyarakat, khususnya lingkungan tempat tinggal pasien, dapat menambah semangat agar segera sembuh. Tidak ada alasan bagi warga menolak pasien korona yang telah dinyatakan sembuh untuk pulang,” kata Joko.

Sesuai protokol, Slamet masih harus menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Untuk menunjukkan dukungan, Bambang Sadriyanto, salah seorang to­koh masyarakat di Selogiri, mempersilakan warga untuk memberikan bantuan sembako dan sebagainya.(*/al/wa/c10/ttg/jrr)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari