Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kerugian Akibat Covid-19 Setara Ekonomi Jerman dan Jepang

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut, kerugian akibat wabah Covid-19 telah mencapai  9 triliun dolar Amerika Serikat (AS) untuk periode 2020-2021. Pandemi virus corona menyebabkan kontraksi ekonomi dunia dan kehidupan sosial.

"9 triliun dolar AS itu setara dengan ekonomi Jerman dan Jepang. Jadi, artinya betapa dahsyatnya suatu pandemi dalam waktu singkat kurang dari 1 kuartal telah menyapu ekonomi dunia," ujarnya dalam video conference, Kamis (30/4).

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini benar-benar menghantam kondisi perekonomian. Perekonomian AS pada kuartal-I tahun ini tercatat mengalami kontraksi 4,8 persen.

Pemerintah juga terus mewaspadai dampak ekonomi negara lainnya seperti Cina yang juga terkontraksi sebesar 6,4 persen. Belum lagi, pemerintah Jerman menyatakan ekonomi di negaranya akan mengalami resesi terparah sepanjang sejarah.

Baca Juga:  Rempah Miliki Potensi Pasar Dunia

"Ini menjadi kewaspadaan ke kita karena dampaknya dalam dan dahsyat," ucapnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengakui, kondisi ekonomi Indonesia pada Maret ini memang menantang. Pasalnya ada kepanikan di pasar keuangan yang disebabkan munculnya Covid-19.

Seperti diketahui, dana asing menguap hingga Rp120 triliun dan memaksa Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar. Di sisi lain, pemerintah hingga saat ini terus memitigasi soal dampak pandemi, karena tidak ada yang tahu kapan wabah berakhir.

"Sekarang fokusnya adalah bagaimana kita bisa mengurangi, memitigasi, dan tentu masih dalam ketidakpastian karena kita tidak pernah tahu akan selesai kapan," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut, kerugian akibat wabah Covid-19 telah mencapai  9 triliun dolar Amerika Serikat (AS) untuk periode 2020-2021. Pandemi virus corona menyebabkan kontraksi ekonomi dunia dan kehidupan sosial.

"9 triliun dolar AS itu setara dengan ekonomi Jerman dan Jepang. Jadi, artinya betapa dahsyatnya suatu pandemi dalam waktu singkat kurang dari 1 kuartal telah menyapu ekonomi dunia," ujarnya dalam video conference, Kamis (30/4).

- Advertisement -

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini benar-benar menghantam kondisi perekonomian. Perekonomian AS pada kuartal-I tahun ini tercatat mengalami kontraksi 4,8 persen.

Pemerintah juga terus mewaspadai dampak ekonomi negara lainnya seperti Cina yang juga terkontraksi sebesar 6,4 persen. Belum lagi, pemerintah Jerman menyatakan ekonomi di negaranya akan mengalami resesi terparah sepanjang sejarah.

- Advertisement -
Baca Juga:  DJKN RSK Berikan Kontribusi Penerimaan Negara Rp47,2 M

"Ini menjadi kewaspadaan ke kita karena dampaknya dalam dan dahsyat," ucapnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengakui, kondisi ekonomi Indonesia pada Maret ini memang menantang. Pasalnya ada kepanikan di pasar keuangan yang disebabkan munculnya Covid-19.

Seperti diketahui, dana asing menguap hingga Rp120 triliun dan memaksa Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar. Di sisi lain, pemerintah hingga saat ini terus memitigasi soal dampak pandemi, karena tidak ada yang tahu kapan wabah berakhir.

"Sekarang fokusnya adalah bagaimana kita bisa mengurangi, memitigasi, dan tentu masih dalam ketidakpastian karena kita tidak pernah tahu akan selesai kapan," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari