- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ketua Fraksi Partai Keadilan Bangsa (PKB) DPRD Riau, Ade Agus Hartanto meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Ade, ada banyak hal yang harusnya di benahi setelah 6 hari PSBB diterapkan.
Salah satunya kebijakan penutupan Jalan Sudirman pada malam hari. Hal itu dirasa dia sangat tidak efektif. Karena menjadikan pengguna jalan bertumpuk-tumpuk di jalan lain karena kemacetan.
- Advertisement -
"Apakah menutup Jalan Sudirman seperti yang di lakukan sudah di anggap efektif? malah terjadi kerumunan penumpukan arus lalu lintas," sebut Ade kepada Riaupos.co, Rabu (22/4/2020).
Ia menambahkan, yang di lakukan pemko harusnya membatasi ruang gerak masyarakat. Bahkan sampai saat ini belum ada penjelasan dari pemko alasan penutupan jalan dan apa tujuan yang ingin di capai dari penutupan jalan tersebut.
"Karena virus tidak menumpuk di jalan protokol. Apa filosofi mereka nutup jalan itu apa? Karena tujuannya ga jelas. Orang mau ke rumah sakit bagaiamana? Apa yang tujuan jalan di tutup sampaikan ke masyarakat," pungkasnya.
- Advertisement -
Diketahui sebelumnya, hari kelima Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, diputuskan penutupan jalan Jenderal Sudirman dimulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB. Penutupan tersebut berlangsung sejak Selasa (21/4/2020) malam.
"Ya benar ada penutupan jalan Jenderal Sudirman. Kepada masyarakat yang tidak berkepentingan agar tidak keluar rumah," sebut Kasatlantas Polresta Pekanbaru Kompol Emil Eka Putra.
Kepada Riaupos.co Emil menambahkan, bagi yang keluar rumah terpaksa harus mengikuti pengalihan arus yang telah dibuat. Katanya, ada empat jalur alternatif.
Laporan: Afiat Nanda (Pekanbaru)
Editor: Deslina
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ketua Fraksi Partai Keadilan Bangsa (PKB) DPRD Riau, Ade Agus Hartanto meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Ade, ada banyak hal yang harusnya di benahi setelah 6 hari PSBB diterapkan.
Salah satunya kebijakan penutupan Jalan Sudirman pada malam hari. Hal itu dirasa dia sangat tidak efektif. Karena menjadikan pengguna jalan bertumpuk-tumpuk di jalan lain karena kemacetan.
- Advertisement -
"Apakah menutup Jalan Sudirman seperti yang di lakukan sudah di anggap efektif? malah terjadi kerumunan penumpukan arus lalu lintas," sebut Ade kepada Riaupos.co, Rabu (22/4/2020).
Ia menambahkan, yang di lakukan pemko harusnya membatasi ruang gerak masyarakat. Bahkan sampai saat ini belum ada penjelasan dari pemko alasan penutupan jalan dan apa tujuan yang ingin di capai dari penutupan jalan tersebut.
- Advertisement -
"Karena virus tidak menumpuk di jalan protokol. Apa filosofi mereka nutup jalan itu apa? Karena tujuannya ga jelas. Orang mau ke rumah sakit bagaiamana? Apa yang tujuan jalan di tutup sampaikan ke masyarakat," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, hari kelima Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, diputuskan penutupan jalan Jenderal Sudirman dimulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB. Penutupan tersebut berlangsung sejak Selasa (21/4/2020) malam.
"Ya benar ada penutupan jalan Jenderal Sudirman. Kepada masyarakat yang tidak berkepentingan agar tidak keluar rumah," sebut Kasatlantas Polresta Pekanbaru Kompol Emil Eka Putra.
Kepada Riaupos.co Emil menambahkan, bagi yang keluar rumah terpaksa harus mengikuti pengalihan arus yang telah dibuat. Katanya, ada empat jalur alternatif.
Laporan: Afiat Nanda (Pekanbaru)
Editor: Deslina