JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sejak awal tahun, permintaan terhadap produk farmasi meningkat. Khususnya vitamin C. Di Jawa, Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) mencatat ada kenaikan demand sampai 10 kali lipat pada periode Januari sampai April ini jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Ketua GP Farmasi Jatim Philips Pangestu mengatakan, harga jual vitamin C di pasaran naik signifikan seiring melonjaknya permintaan. Menurut dia, kenaikan harganya sampai 200 persen.
"Gambarannya begini. Sebelum terjadi pandemi, harganya Rp500 hingga Rp1.500 per kapsul/tablet. Sekarang jadi Rp1.000 sampai Rp3.000 per kapsul/tablet," ujarnya Ahad (19/4).
Meskipun begitu, Philips menuturkan bahwa harganya masih terjangkau. Selain itu, kesadaran untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 meningkat pesat.
"Jadi, tidak heran mereka ramai-ramai beli vitamin untuk menjaga imunitas tubuh," jelasnya.
Demi menjaga ketersediaan vitamin C di pasaran, para pelaku usaha farmasi terus menggenjot produksi. "Kalau produksi Selkom-C sekarang sedang diupayakan naik 10 kali lipat daripada bulan biasanya," ucapnya.
Sayangnya, pasokan bahan baku vitamin C dari Cina belum normal. Padahal, pilihan bahan baku hanya dari Cina atau beberapa negara di Eropa.
Menurut Philips, itulah yang membuat harga jual juga naik. Sebab, agar produksi terus jalan, produsen terpaksa mendatangkan bahan baku dari negara-negara lain yang harganya hampir lima kali lipat dari harga normal.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sejak awal tahun, permintaan terhadap produk farmasi meningkat. Khususnya vitamin C. Di Jawa, Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) mencatat ada kenaikan demand sampai 10 kali lipat pada periode Januari sampai April ini jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Ketua GP Farmasi Jatim Philips Pangestu mengatakan, harga jual vitamin C di pasaran naik signifikan seiring melonjaknya permintaan. Menurut dia, kenaikan harganya sampai 200 persen.
- Advertisement -
"Gambarannya begini. Sebelum terjadi pandemi, harganya Rp500 hingga Rp1.500 per kapsul/tablet. Sekarang jadi Rp1.000 sampai Rp3.000 per kapsul/tablet," ujarnya Ahad (19/4).
Meskipun begitu, Philips menuturkan bahwa harganya masih terjangkau. Selain itu, kesadaran untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 meningkat pesat.
- Advertisement -
"Jadi, tidak heran mereka ramai-ramai beli vitamin untuk menjaga imunitas tubuh," jelasnya.
Demi menjaga ketersediaan vitamin C di pasaran, para pelaku usaha farmasi terus menggenjot produksi. "Kalau produksi Selkom-C sekarang sedang diupayakan naik 10 kali lipat daripada bulan biasanya," ucapnya.
Sayangnya, pasokan bahan baku vitamin C dari Cina belum normal. Padahal, pilihan bahan baku hanya dari Cina atau beberapa negara di Eropa.
Menurut Philips, itulah yang membuat harga jual juga naik. Sebab, agar produksi terus jalan, produsen terpaksa mendatangkan bahan baku dari negara-negara lain yang harganya hampir lima kali lipat dari harga normal.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi