Minggu, 22 Juni 2025

Sembilan Penambang Emas di Solok Selatan Tewas Tertimbun

SOLOK SELATAN (RIAUPOS.CO) — Sembilan warga Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tertimbun galian pada Sabtu petang (18/4).

Lokasi itu merupakan lokasi penambangan emas peninggalan zaman penjajahan Belanda.

"Informasi yang kami peroleh itu bekas tambang peninggalan di zaman Belanda. Jadi mereka mencari emas dengan mendulang atau tradisional di lokasi tersebut," ungkap Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto menyatakan usai meninjau lokasi tertimbunnya sembilan warga Ranah Pantai Cermin tersebut di Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Ahad (19/4).

Saat memindahkan korban yang dilakukan hingga Minggu dini hari, sebutnya, tidak ditemukan alat berat yang digunakan untuk menambang emas. Pemindahan korban juga dilakukan dengan cara manual, tanpa alat berat.

Baca Juga:  Buronan Djoko Tjandra Diduga Ubah Namanya di Sudin Dukcapil Jaksel

Saat kejadian, sebutnya, 12 orang yang tengah mendulang emas. Tiga orang mendulang di bagian luar, sementara sembilan orang yang menjadi korban mendulang di bagian dalam lubang.

"Tiga orang yang selamat tersebut yang memberikan informasi dan melakukan evakuasi awal," ujarnya.

Polisi kini tengah melakukan olah tempat kejadian peristiwa (TKP) yang berjarak sekitar empat sampai lima kilometer jalan utama dengan kondisi jalan perbukitan.

Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan Abdul Rahman menyebutkan, di Nagari Ranah Pantai Cermin banyak lokasi penambangan emas peninggalan zaman Belanda.

"Pandemi Covid-19 ini saat mempengaruhi ekonomi masyarakat. Masyarakat Sangir Batanghari ini sebagai besar petani komoditas ekspor seperti sawit, pinang, karet yang harganya saat ini anjlok. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka menambang secara tradisional di Jorong Talakiak yang terdapat banyak bekas tambang emas Belanda," katanya.

Baca Juga:  Ahli SDM Sebut Banyak CPNS Mundur karena Pemerintah Kurang Beradaptasi

"Kalau memang menggunakan alat berat enggak mungkin ada perempuan di dalam (lubang tambang)," ujarnya.

"Warga yang tertimbun tersebut masih memiliki talian kekerabatan," katanya. (antara/jpnn)

Sumber Jpnn.com
Editor: Erizal
 

SOLOK SELATAN (RIAUPOS.CO) — Sembilan warga Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tertimbun galian pada Sabtu petang (18/4).

Lokasi itu merupakan lokasi penambangan emas peninggalan zaman penjajahan Belanda.

"Informasi yang kami peroleh itu bekas tambang peninggalan di zaman Belanda. Jadi mereka mencari emas dengan mendulang atau tradisional di lokasi tersebut," ungkap Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto menyatakan usai meninjau lokasi tertimbunnya sembilan warga Ranah Pantai Cermin tersebut di Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Ahad (19/4).

Saat memindahkan korban yang dilakukan hingga Minggu dini hari, sebutnya, tidak ditemukan alat berat yang digunakan untuk menambang emas. Pemindahan korban juga dilakukan dengan cara manual, tanpa alat berat.

Baca Juga:  Kendalikan Diabetes dengan Makan Salad Jambu Biji

Saat kejadian, sebutnya, 12 orang yang tengah mendulang emas. Tiga orang mendulang di bagian luar, sementara sembilan orang yang menjadi korban mendulang di bagian dalam lubang.

- Advertisement -

"Tiga orang yang selamat tersebut yang memberikan informasi dan melakukan evakuasi awal," ujarnya.

Polisi kini tengah melakukan olah tempat kejadian peristiwa (TKP) yang berjarak sekitar empat sampai lima kilometer jalan utama dengan kondisi jalan perbukitan.

- Advertisement -

Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan Abdul Rahman menyebutkan, di Nagari Ranah Pantai Cermin banyak lokasi penambangan emas peninggalan zaman Belanda.

"Pandemi Covid-19 ini saat mempengaruhi ekonomi masyarakat. Masyarakat Sangir Batanghari ini sebagai besar petani komoditas ekspor seperti sawit, pinang, karet yang harganya saat ini anjlok. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka menambang secara tradisional di Jorong Talakiak yang terdapat banyak bekas tambang emas Belanda," katanya.

Baca Juga:  Tinjau Vaksinasi Anak, Menko Airlangga: Untuk Akselerasi Sekolah Tatap Muka

"Kalau memang menggunakan alat berat enggak mungkin ada perempuan di dalam (lubang tambang)," ujarnya.

"Warga yang tertimbun tersebut masih memiliki talian kekerabatan," katanya. (antara/jpnn)

Sumber Jpnn.com
Editor: Erizal
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

SOLOK SELATAN (RIAUPOS.CO) — Sembilan warga Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tertimbun galian pada Sabtu petang (18/4).

Lokasi itu merupakan lokasi penambangan emas peninggalan zaman penjajahan Belanda.

"Informasi yang kami peroleh itu bekas tambang peninggalan di zaman Belanda. Jadi mereka mencari emas dengan mendulang atau tradisional di lokasi tersebut," ungkap Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto menyatakan usai meninjau lokasi tertimbunnya sembilan warga Ranah Pantai Cermin tersebut di Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Ahad (19/4).

Saat memindahkan korban yang dilakukan hingga Minggu dini hari, sebutnya, tidak ditemukan alat berat yang digunakan untuk menambang emas. Pemindahan korban juga dilakukan dengan cara manual, tanpa alat berat.

Baca Juga:  Ahli SDM Sebut Banyak CPNS Mundur karena Pemerintah Kurang Beradaptasi

Saat kejadian, sebutnya, 12 orang yang tengah mendulang emas. Tiga orang mendulang di bagian luar, sementara sembilan orang yang menjadi korban mendulang di bagian dalam lubang.

"Tiga orang yang selamat tersebut yang memberikan informasi dan melakukan evakuasi awal," ujarnya.

Polisi kini tengah melakukan olah tempat kejadian peristiwa (TKP) yang berjarak sekitar empat sampai lima kilometer jalan utama dengan kondisi jalan perbukitan.

Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan Abdul Rahman menyebutkan, di Nagari Ranah Pantai Cermin banyak lokasi penambangan emas peninggalan zaman Belanda.

"Pandemi Covid-19 ini saat mempengaruhi ekonomi masyarakat. Masyarakat Sangir Batanghari ini sebagai besar petani komoditas ekspor seperti sawit, pinang, karet yang harganya saat ini anjlok. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka menambang secara tradisional di Jorong Talakiak yang terdapat banyak bekas tambang emas Belanda," katanya.

Baca Juga:  Media Massa Sangat Berperan dalam Kampanye Bahasa Indonesia

"Kalau memang menggunakan alat berat enggak mungkin ada perempuan di dalam (lubang tambang)," ujarnya.

"Warga yang tertimbun tersebut masih memiliki talian kekerabatan," katanya. (antara/jpnn)

Sumber Jpnn.com
Editor: Erizal
 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari