PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Menjelang masuki bulan suci Ramadan 1441 H, gelandangan dan pengemis (gepeng) kembali marak terlihat di sejumlah persimpangan traffic light di Kota Pekanbaru. Tak hanya itu, sejumlah pengemis mulai memasuki kedai-kedai kopi dan tempat-tempat makan.
Fenomena ini tak luput dari perhatian Dinas Sosial (Dissos) Pekanbaru. Kabid Sosial Dinas Sosial Kota Pekanbaru Bustami menyebutkan, kehadiran gepeng ini disinyalir banyak berasal dari daerah luar Pekanbaru. Bahkan ada juga yang terorganisir.
"Fenomena pengamen, gembel dan pengemis (gepeng) merupakan fenomena yang terjadi setiap tahunnya. Gepeng tidak akan bisa ditertibkan selagi masih banyak warga yang memberi sumbangan kepada gepeng di jalanan," ujarnya, kemarin.
Ia mengatakan, dalam berbagai pertemuan dan kesempatan, Dinas Sosial sudah sering menyampaikan kepada pihak Satpol PP untuk melakukan penertiban. Namun, aksi penertiban di lapangan belum terlihat.
"Penertiban gelandangan itu menjadi kewenangan Satpol PP. Sedangkan Dissos menindaklanjuti berupa pembinaan dan selanjutnya mereka diarahkan untuk mendapatkan pembinaan dan pelatihan,"ujarnya.
Dikonfirmasi, Kabid Ops Satpol PP Pekanbaru Desheriyanto kepada Riau Pos, Jumat (28/2) mengklaim terus melakukan penertiban kepada gepeng di persimpangan lampu lalu lintas di Kota Pekanbaru. Bahkan, ketika dilakukan penertiban gepeng kucing-kucingan dengan petugas.
"Kami tiap hari melakukan penertiban kepada gepeng dan terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial. Namun setelah dilakukan penertiban, keberadaan gepeng tetap ada. Bahkan gepeng juga kucing-kucingan dengan petugas yang melakukan penertiban," ujarnya.(dof)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Menjelang masuki bulan suci Ramadan 1441 H, gelandangan dan pengemis (gepeng) kembali marak terlihat di sejumlah persimpangan traffic light di Kota Pekanbaru. Tak hanya itu, sejumlah pengemis mulai memasuki kedai-kedai kopi dan tempat-tempat makan.
Fenomena ini tak luput dari perhatian Dinas Sosial (Dissos) Pekanbaru. Kabid Sosial Dinas Sosial Kota Pekanbaru Bustami menyebutkan, kehadiran gepeng ini disinyalir banyak berasal dari daerah luar Pekanbaru. Bahkan ada juga yang terorganisir.
- Advertisement -
"Fenomena pengamen, gembel dan pengemis (gepeng) merupakan fenomena yang terjadi setiap tahunnya. Gepeng tidak akan bisa ditertibkan selagi masih banyak warga yang memberi sumbangan kepada gepeng di jalanan," ujarnya, kemarin.
Ia mengatakan, dalam berbagai pertemuan dan kesempatan, Dinas Sosial sudah sering menyampaikan kepada pihak Satpol PP untuk melakukan penertiban. Namun, aksi penertiban di lapangan belum terlihat.
- Advertisement -
"Penertiban gelandangan itu menjadi kewenangan Satpol PP. Sedangkan Dissos menindaklanjuti berupa pembinaan dan selanjutnya mereka diarahkan untuk mendapatkan pembinaan dan pelatihan,"ujarnya.
Dikonfirmasi, Kabid Ops Satpol PP Pekanbaru Desheriyanto kepada Riau Pos, Jumat (28/2) mengklaim terus melakukan penertiban kepada gepeng di persimpangan lampu lalu lintas di Kota Pekanbaru. Bahkan, ketika dilakukan penertiban gepeng kucing-kucingan dengan petugas.
"Kami tiap hari melakukan penertiban kepada gepeng dan terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial. Namun setelah dilakukan penertiban, keberadaan gepeng tetap ada. Bahkan gepeng juga kucing-kucingan dengan petugas yang melakukan penertiban," ujarnya.(dof)