JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Belum ada yang mampu menyudahi dominasi Mercedes di Formula 1 sejak era mesin turbo hybrid diperkenalkan pada 2014. Selama itu pula, Ferrari dan Red Bull selalu datang dengan ambisi besar di setiap permulaan musim baru. Kemarin, pada hari yang sama, keduanya meluncurkan senjata baru untuk mengarungi musim 2020.
Ferrari memperkenalkan SF1000. Terasa spesial lantaran seri tersebut ditujukan untuk merayakan balapan ke-1.000 tim kuda jingkrak di panggung F1 tahun ini. Tepatnya di GP Monako 24 Mei nanti.
Ini adalah mobil kedua hasil perasan otak Team Principal Ferrari Mattia Binotto dan para insinyurnya. Harapan besar telah digantang tinggi-tinggi untuk merengkuh gelar perdana sejak 12 tahun puasa.
Aerodinamika menjadi fokus terbesar Ferrari untuk musim 2020. Tahun lalu kecepatan SF90 luar biasa ketika melahap lintasan lurus. Power mesin nyaris tak tertandingi. Tetapi, mereka tidak punya downforce sebagus yang dihasilkan mobil Mercedes dan Red Bull.
Dampaknya, pembalap tim kuda jingkrak Charles Leclerc dan Sebastian Vettel hanya mampu memenangi tiga balapan. Dua dari Leclerc ketika balapan di Belgia dan Italia, lalu Vettel di GP Singapura.
Tim di balik layar Ferrari merespons dengan sigap masalah yang dihadapi para pembalap mereka. Musim ini tim asal Italia itu melakukan perubahan ekstrem. Dalam peluncuran mobil baru di Teatro Municipale Romolo Valli, Reggio Emilia, Italia, Binotto mengungkapkan, desain baru tersebut adalah jawaban semua problem yang ditemukan sepanjang 2019.
"Desainnya mirip dengan (mobil) tahun lalu, tetapi sesungguhnya berbeda jauh. Kami membuat konsep yang ekstrem untuk memaksimalkan kinerja aerodinamika," ungkapnya sebagaimana dikutip BBC.
Untuk mendapatkan downforce maksimal, Ferrari membuat bentuk SF1000 lebih ramping. Selain itu, sistem suspensi anyar diharapkan bisa membuat mobil lebih lincah di lintasan. "Kami juga bekerja maksimal untuk membuat mobil lebih ringan," lanjut Binotto.
Sementara itu, "percikan api" di antara Vettel dan Leclerc pada musim lalu menjadi pekerjaan besar lain buat manajemen Ferrari. Namun, Ferrari kembali menegaskan bahwa posisi keduanya setara. Penanganan terhadap keduanya bakal lebih berimbang.
Vettel jelas berada di bawah tekanan menuju musim 2020. Sebagai pembalap senior, performanya tidak lebih baik ketimbang Leclerc yang menjalani debut bersama Ferrari musim lalu.
Kini pembalap Jerman itu menyisakan setahun kontrak hingga akhir tahun ini bersama Ferrari. Walaupun, harus diakui bahwa kemajuan Ferrari dari tahun ke tahun tak lepas dari peran besar juara dunia F1 empat kali beruntun tersebut.
Dalam acara itu, Vettel boleh sedikit lebih tenang dengan pernyataan Binotto. Menurut dia, pembalap Jerman itu merupakan opsi utama untuk mengisi line-up mereka pada 2021. "Tentang opsi pembalap lain (isunya Hamilton), tidak ada dalam rencana kami saat ini," tegasnya.
Vettel sendiri menyukai desain SF1000. Menurut dia, desainnya "lebih merah" dan sejatinya banyak detail yang merupakan kemajuan pesat dari tahun lalu. "Kami punya kesempatan untuk melihat dan membandingkannya dengan mobil tahun lalu. Khususnya di bagian belakang mobil," ucapnya sebagaimana dikutip Crash.
Bagi rekan setim Vettel, Leclerc, musim ini adalah momen penting untuk membuktikan bahwa kontrak panjang yang diberikan kepadanya memang layak. Pembalap Monako tersebut baru saja menandatangani perpanjangan kontrak sampai 2024. "Ini menjadi tantangan besar buatku. Aku tidak sabar untuk menungganginya (SF1000)," ujarnya.
Menuju musim 2020, Leclerc telah menyiapkan semua hal. Termasuk berlatih di pegunungan untuk memaksimalkan fisiknya. Musim lalu dia sebenarnya tampil begitu impresif. Leclerc mencetak tujuh pole position. Terbanyak di antara pembalap lainnya.
Leclerc memiliki gaya membalap yang agresif, khas pembalap muda. Namun, dia juga tidak terlepas dari sejumlah kesalahan musim lalu. Salah satunya dalam menerapkan strategi balapan.
"Kami bekerja keras untuk membangun mobil terbaik. Aku mencoba belajar banyak dari kesalahan masa lalu dan ingin menjadi lebih baik tahun ini," tegasnya.
Yang baru di Ferrari SF1000
Aerodinamika
Motorsport menyebutnya "tanduk Viking". Ada di sisi kiri-kanan airbox. Fungsinya untuk semakin membersikan aliran udara ke sayap belakang.
Tambahan "sekop salju" di bawah "nose". Pengembangan dari bentuk sayap depan yang pertama diperkenalkan pada GP Singapura tahun lalu.
Memanfaatkan ketinggian bargeboard dengan tiga sirip yang menjulang. Sepertinya tiga sirip tersebut melebihi aturan yang disyaratkan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal