DUMAI (RIAUPOS.CO) — Virus kolera babi (hog cholera) dan demam babi afrika yang yang merebak di Sumatera Utara, membuat resah masyarakat Kota Dumai. Pasalnya di Kota Dumai juga ada peternakan babi yang berada di Kelurahan Bukit Batrem. Apalagi jarak Dumai dengan Sumatera Utara tidak begitu jauh.
"Jujur saja, kami juga resah, apalagi di Kelurahan Bukit Batrem ini banyak yang memelihara babi," ujar Purwanto warga Kelurahan Bukit Batrem, Selasa (11/2).
Ia berharap Pemko Dumai mengambil sikap dan melakukan pengawasan, pasalnya takut ada babi yang datang dari Sumut masuk ke Dumai. "Memang belum ada, namun ini kan virus bisa saja cepat menyebar," sebutnya.
Ternyata Pemerintah Kota Dumai tidak tinggal diam. Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Dumai, memperketat pengawasan khususnya di kawasan peternakan babi yang ada di Kelurahan Bukit Batrem, Kecamatan Dumai Timur.
"Sampai saat ini Dumai masih aman. Belum ada ditemukan babi yang mati mendadak," ujar Kepala DKPP Kota Dumai Hadiono, Selasa (11/2).
Ia mengatakan untuk mengantisipasi virus tersebut, petugas dari DKPP selalu melakukan pemantauan dan pengawasan di lapangan. "Kami juga telah melakukan pembinaan dengan menyebarkan imbauan ke seluruh peternak babi, agar tidak membawa babi dari luar masuk ke Dumai," tuturnya.
Ia juga meminta agar peternak babi tetap menjaga kebersihan kandang dan selalu melakukan koordinasi dengan petugas jika dijumpai penyakit pada hewan babi. "Diharapkan masyarakat Dumai tidak panik atau merasa resah karena Dumai saat ini aman dari virus ASF dan kolera babi," tutupnya.
Demam kolera babi ini ditandai demam tinggi, kejang, pendarahan pada permukaan kulit serta organ dalam, dan seringkali berakhir dengan kematian.(ade)
Laporan: HASANAL BULKIAH