PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Setelah resmi terbentuk pada akhir Juni 2025, Asosiasi Media Cetak dan Digital (AMCD) bersiap memulai langkah strategis dengan mengagendakan audiensi bersama Gubernur Riau serta para bupati dan wali kota se-Provinsi Riau.
Audiensi ini menjadi bagian penting dari misi AMCD untuk menguatkan eksistensi dan kolaborasi media cetak serta digital, khususnya dalam menghadapi tantangan era digital yang kian kompleks. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua AMCD Asmawi Ibrahim, didampingi Sekretaris Purnomo dan Bendahara Doni Rahim, Senin (14/7) di Pekanbaru.
Menurut Asmawi, semua persiapan administratif seperti AD/ART, logo resmi, dan akta notaris telah rampung. Kini, asosiasi yang beranggotakan 12 media di Riau ini siap bergerak.
“Dalam waktu dekat kami akan memulai road show ke kepala daerah di Riau, sekaligus menyampaikan visi misi asosiasi dan pentingnya sinergi antara media dan pemerintah,” jelas Asmawi.
AMCD lahir dari kegelisahan para pemilik media cetak—terutama surat kabar harian—yang merasa perlu memperjuangkan posisi media cetak di tengah dominasi media digital. Media cetak selama ini dikenal konsisten menjaga kode etik jurnalistik, tidak mudah terlibat penyebaran hoaks, dan tetap berpegang pada prinsip cover both side.
“Surat kabar masih memegang teguh nilai-nilai jurnalistik. Penulisan yang tajam dan bertanggung jawab adalah karakter yang tetap kami jaga,” ungkap Asmawi yang juga Direktur Riau Pos.
Namun, di balik konsistensi itu, media cetak kini menghadapi tantangan berat—dari perubahan pola konsumsi informasi, persaingan dengan media sosial, hingga menurunnya perhatian dari stakeholder.
“Hal-hal ini yang akan kami komunikasikan secara langsung kepada para kepala daerah,” sambung Purnomo.
Menurut Doni Rahim, kehadiran AMCD bukan untuk bersaing, tetapi justru membangun sinergi yang sehat. “Kami ingin meyakinkan para pengambil kebijakan bahwa media cetak tetap relevan, dan layak menjadi mitra strategis dalam komunikasi publik,” tegasnya.(sol)