Senin, 30 Desember 2024

Kapal Pengangkut 2 Ton Beras Tenggelam Dihantam Gelombang Bono

KUALA KAMPAR (RIAUPOS.CO)- Keganasan gelombang bono yang melegenda di Kabupaten Pelalawan kembali menelan korban jiwa. Kali ini, seorang kapten kapal pengangkut barang yang diketahui bernama Nasrul Cahaya (27) warga Desa Teluk Bakau, Kecamatan Kuala Kampar meninggal dunia setelah kapal kayu bermotor tanpa nama yang dikemudikannya tenggelam setelah dihantam gelombang bono besar di perairan Tanjung Selukup, Desa Teluk, Kecamatan Kuala Kampar, Pelalawan, Sabtu (7/9).

Informasi yang dirangkum Riau Pos dari pihak kepolisian setempat menyebutkan, kejadian tersebut berawal saat kapal dinahkodai korban Nasrul dengan membawa Anak Buah Kapal (ABK) Arman (42), Irfan Ilham (13), Fajar Hidayat (16) dan Putra Darman (18) yang merupakan warga Desa Teluk Bakau Kecamatan Kuala Kampar berangkat dari pelabuhan Parit Panjang Kuala Kampar menuju pelabuhan Desa Labuhan Bilik, Teluk Meranti.

Baca Juga:  Pelantikan Anggota DPRD Pelalawan 27 Agustus

Namun, setibanya di perairan Tanjung Selukup, kapal kayu yang membawa muatan 2 ton beras itu, diduga dihantam gelombang bono yang besar. Alhasil air masuk ke dalam lambung kapal menyebabkan kapal tenggelam.

Saat kapal itu tenggelam, seorang nelayan yang menjadi saksi mata Usman (52) yang berada di lokasi, melihat korban melambaikan tangan meminta pertolongan.

Usman yang melihat kejadian itu pun langsung melompat ke dalam sungai untuk membantu korban Nasrul dan empat ABK lainnya. Hanya saja, saat kapal itu tenggelam, korban Nasrul tidak berhasil ditemukan. Sedangkan empat ABK lainnya berhasil ditemukan dan selamat setelah dievakuasi saksi mata, Usman menggunakan kapalnya.

Atas kejadian tersebut, saksi bersama empat ABK lainnya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Kuala Kampar dan Sat Pol Airud Polres Pelalawan yang kemudian turun menunju TKP dibantu oleh personel TNI dan masyarakat.

Baca Juga:  Tertibkan Kontraktor Tidak Memiliki Perizinan

Petugas gabungan langsung melakukan evakuasi untuk menarik kapal tenggelam tersebut. Sehingga petugas gabungan akhirnya menemukan korban Nasrul yang ikut tenggelam di dalam kapal yang dinakhodainya tersebut dalam kondisi tidak bernyawa.

Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri dikonfirmasi Riau Pos melalui Kapolsek Kuala Kampar AKP Rhino Handoyo SH, Ahad (8/9) membenarkan adanya seorang kapten kapal bernama Nasrul meninggal dunia setelah kapal yang dinahkodainya tenggelam dihantam gelombang Bono.

“Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban Nasrul dibawa ke Puskesmas setempat untuk visum. Sabtu (7/9) sekitar pukul 18.00 WIB, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka dan segera dikebumikan di TPU kelahiran Korban,” tutupnya.(amn)






Reporter: M Amin Amran

KUALA KAMPAR (RIAUPOS.CO)- Keganasan gelombang bono yang melegenda di Kabupaten Pelalawan kembali menelan korban jiwa. Kali ini, seorang kapten kapal pengangkut barang yang diketahui bernama Nasrul Cahaya (27) warga Desa Teluk Bakau, Kecamatan Kuala Kampar meninggal dunia setelah kapal kayu bermotor tanpa nama yang dikemudikannya tenggelam setelah dihantam gelombang bono besar di perairan Tanjung Selukup, Desa Teluk, Kecamatan Kuala Kampar, Pelalawan, Sabtu (7/9).

Informasi yang dirangkum Riau Pos dari pihak kepolisian setempat menyebutkan, kejadian tersebut berawal saat kapal dinahkodai korban Nasrul dengan membawa Anak Buah Kapal (ABK) Arman (42), Irfan Ilham (13), Fajar Hidayat (16) dan Putra Darman (18) yang merupakan warga Desa Teluk Bakau Kecamatan Kuala Kampar berangkat dari pelabuhan Parit Panjang Kuala Kampar menuju pelabuhan Desa Labuhan Bilik, Teluk Meranti.

- Advertisement -
Baca Juga:  Ciptakan Suasana Aman Jelang Pilkada, Kapolres Pelalawan Gelar Bakti Sosial

Namun, setibanya di perairan Tanjung Selukup, kapal kayu yang membawa muatan 2 ton beras itu, diduga dihantam gelombang bono yang besar. Alhasil air masuk ke dalam lambung kapal menyebabkan kapal tenggelam.

Saat kapal itu tenggelam, seorang nelayan yang menjadi saksi mata Usman (52) yang berada di lokasi, melihat korban melambaikan tangan meminta pertolongan.

- Advertisement -

Usman yang melihat kejadian itu pun langsung melompat ke dalam sungai untuk membantu korban Nasrul dan empat ABK lainnya. Hanya saja, saat kapal itu tenggelam, korban Nasrul tidak berhasil ditemukan. Sedangkan empat ABK lainnya berhasil ditemukan dan selamat setelah dievakuasi saksi mata, Usman menggunakan kapalnya.

Atas kejadian tersebut, saksi bersama empat ABK lainnya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Kuala Kampar dan Sat Pol Airud Polres Pelalawan yang kemudian turun menunju TKP dibantu oleh personel TNI dan masyarakat.

Baca Juga:  Waspada Jalan Berlubang di Pangkalankerinci

Petugas gabungan langsung melakukan evakuasi untuk menarik kapal tenggelam tersebut. Sehingga petugas gabungan akhirnya menemukan korban Nasrul yang ikut tenggelam di dalam kapal yang dinakhodainya tersebut dalam kondisi tidak bernyawa.

Kapolres Pelalawan AKBP Afrizal Asri dikonfirmasi Riau Pos melalui Kapolsek Kuala Kampar AKP Rhino Handoyo SH, Ahad (8/9) membenarkan adanya seorang kapten kapal bernama Nasrul meninggal dunia setelah kapal yang dinahkodainya tenggelam dihantam gelombang Bono.

“Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban Nasrul dibawa ke Puskesmas setempat untuk visum. Sabtu (7/9) sekitar pukul 18.00 WIB, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka dan segera dikebumikan di TPU kelahiran Korban,” tutupnya.(amn)






Reporter: M Amin Amran
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari